YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Persatuan Wartawan Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PWI) DIY bekerja sama dengan tiga BUMN yaitu PT BRI (Persero) Tbk, PT PNM, dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengadakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) pada Kamis-Jumat (18-19/1) di di Forriz Hotel Yogyakarta. Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 29 wartawan, salah satunya wartawan Suara Muhammadiyah dengan tema “Menciptakan Wartawan Nasional dan Berakhlak.”
Hadir dalam pembukaan kegiatan tersebut Direktur UKW PWI Pusat Dr H Firdaus Komar, MSi, Ketua PWI DIY Drs H Hudono, SH, Regional Operation Head, Regional Office BRI Yogyakarta Muji Prasetyo Widodo, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta Tri Hastono, Ssos, MM, Manajer Supporting PNM Cabang Yogyakarta Muhammad Sofa, dan Assistant Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Hendras Andri Pratama mewakili Manager Humas Daop 6.
Dalam sambutannya, Hudono mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi setinggi-tingginya atas kerja sama ketiga BUMN pada pelaksanaan UKW kali ini. Hudono mengharapkan agar kerja sama ini dapat terus berlanjut ke depannya.
“Saya sangat berterima kasih dan berbahagia bisa dilaksanakan UKW PWI DIY. Kami berterima kasih kepada PWI Pusat, juga dari BUMN. Saya sangat senang bisa berkolaborasi dengan PWI. Dan ini program pusat yang kemudian sampai ke daerah, sehingga daerah bisa merasakan nikmatnya kerja sama. Mudah-mudahan bisa berlanjut,” ujarnya.
Hudono menambahkan pelaksanaan kegiatan ini untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwa di Yogyakarta ada wartawan profesional. Yakni wartawan yang mampu mempraktikkan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan peraturan hukum lainnya terkait pers.
“Tentu saja saya juga berterima kasih kepada Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian yang setiap kali PWI DIY mengadakan UKW selalu ingin membantu, mendukung, dan menggelorakan bahwa ini lo ada wahana untuk memperlihatkan kepada masyarakat wartawan profesional,” katanya.
Sementara, Firdaus Komar menyebut UKW sebagai rangkaian dari proses peningkatan kompetensi profesionalisme wartawan dari dewan pers. PWI menjadi salah satu lembaga uji yang terferivikasi keabsahannya.
“Kompetensi ini merupakan awalnya dari Piagam Palembang tahun 2010. (Piagam) ini disepakati komunitas pers. Ada kepedulian peningkatan kualitas dan profesonalitas wartawan seluruh Indonesia,” tuturnya.
Firdaus menyebut, para peserta UKW diwajibkan mengikuti kompetisi jurnalistik BUMN. Firdaus menjelaskan, tidak hanya peserta UKW, tetapi seluruh jurnalis di Indonesia diperbolehkan mengikuti lomba ini. Adapun syarat mengikuti lomba ini, pertama tulisan bercorak feature, kedua sesuai dengan tema yang diusung “Peran BUMN Terhadap Kemajuan Pers melalui UKW”, ketiga tulisan minimal sebanyak 1.500 karakter. Lomba ini memperebutkan hadiah sebesar 50 juta rupiah dan pengumuman bakal dilaksanakan di Bulan Juli 2024 mendatang.
Tri Hastono mengatakan keberadaan wartawan dan industri media sebagai humas bagi pihak lain. Ia menyebut banyak tulisan yang disampaikan oleh media bersangkutan, tetapi berbeda rasanya jika tulisan itu direkonstruksi langsung oleh wartawan.
“Sehingga kemudian standarisasi kompetensi wartawan dapat diterapkan melalui UKW ini,” sebutnya.
Lalu, Muji Prasetyo menjelaskan posisi pers sangat dibutuhkan bagi seluruh elemen warga masyarakat. Hal tersebut sebagai wahana pencerahan untuk mengedukasi dengan percikan informasi yang sehat, segar, dan mencerahkan.
"Bagi BRI peran teman-teman pers khususnya yang tergabung PWI sangat luar biasa, dan sangat penting dalam rangka menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang program pemerintah yang ditugaskan kepada BRI," kata Muji.
Muji menambahkan jika eksistensi pers di tengah masyarakat sebagai jembatan untuk memperkuat fondasi UMKM, selain daripada membantu BRI dalam melaksanakan edukasi perbankan, literasi keuangan serta jasa perbankan lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat.
“Mewakili BRI saya menyampaikan terima kasih kepada PWI khususnya, juga PWI DIY atas kerjasama yang selama ini dilakukan. Semoga kedepan kerja sama BRI dengan PWI, semakin baik dalam mengedukasi dan memberikan literasi kepada masyarakat sehingga BRI bisa tetap Memberi Makna Indonesia,” tambahanya.
Pada saat bersamaan, Muhammad Shofa mengungkapkan implementasi UKW sangat penting bagi wartawan. Baginya, dari UKW ini, nantinya dapat mencetak bibit-bibit baru wartawan profesional dan berkualitas kontemporer.
"Wartawan itu memiliki standar untuk mengukur praktek kemampuan dilapangan, sehingga dengan UKW ini dapat menciptakan Wartawan profesional khususnya di Yogyakarta," ujarnya. (Cris)