SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Festival Pers dan Literasi Muhammadiyah 2024 menjadi ajang penting untuk memperkuat kolaborasi antara Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Lembaga Budaya Seni dan Olahraga PP Aisyiyah. Acara ini menjadi bukti komitmen kedua lembaga dalam memperkaya budaya literasi di Muhammadiyah.
Dalam kesempatan ini, Muchlas MT, Ketua MPI PP Muhammadiyah, mengungkapkan bahwa Festival Pers dan Literasi Muhammadiyah merupakan hasil kerja keras MPI dan Aisyiyah dalam melacak sejarah penerbitan pertama majalah Suara Muhammadiyah serta melakukan riset mendalam. Meskipun 13 Agustus belum disetujui secara resmi sebagai Hari Pers dan Literasi Muhammadiyah, MPI tetap melanjutkan inisiatif ini dengan semangat "lebih baik minta maaf daripada minta izin".
Harapannya, Hari Pers dan Literasi ini dapat dirayakan setiap tahunnya, sebagai bagian dari upaya mendorong budaya membaca, menulis, dan mendokumentasikan di kalangan anggota Muhammadiyah.
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sofyan Anif, menggarisbawahi pentingnya kebersamaan dalam membangun perguruan tinggi dan AUM. Menurutnya, UMS tidak boleh besar sendiri, tetapi harus turut membesarkan AUM lain. Ia juga menekankan pentingnya dukungan dalam berbagai aspek untuk mencapai tujuan bersama.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kemampuan membaca di tengah masyarakat, di mana saat ini hanya satu dari seribu orang yang gemar membaca. Budaya literasi dan pers, menurut Dadang Kahmad, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Ia juga menyanjung inovasi MPI periode ini yang dinilai tidak kalah dengan kepengurusan di periode sebelumnya.
Dalam acara tersebut, dibahas pula tentang konvergensi media di tengah arus besar informasi. Al-Qur'an, yang seringkali dijadikan referensi, juga banyak memuat tentang literasi dan pers, menjadikannya relevan dengan berbagai aspek kehidupan.
Festival ini adalah momentum penting untuk memajukan literasi dan pers, mencerminkan semangat Muhammadiyah dalam menciptakan perubahan positif dan berkelanjutan. (Diko)