PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), melalui Fakultas Teknik, sukses menggelar Seminar Nasional dan Konvensi Wilayah Badan Kejuruan Teknik Industri Persatuan Insinyur Indonesia (BKTI PII) Wilayah Riau. Kegiatan ini mengangkat tema “Peningkatan Kapasitas SDM untuk Akselerasi Industri Hijau Nasional”, berlangsung di Auditorium Kampus Utama Umri, pada Rabu (21/5).
Seminar Nasional dan Konvensi BKTI PII ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, diantaranya Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Riau, Rektor Umri, Dekan beserta dosen Fakultas Teknik Umri, Ketua BKTI PII Wilayah Riau, Ketua PII Wilayah Riau, Kepala BRIDA Riau. Disamping itu, tampka pula perwakilan dari dunia industri diantarnya PT IKPP, PT RAPP, bersama Ketua KIPMI Riau, serta para narasumber seminar yaitu Dr Dalil ST MT IPU., dan Ir Widya Laila ST MT IPM ASEAN Eng.
Ketua BKTI PII Wilayah Provinsi Riau, Wiza Hidayat ST, GP, IPU, ASEAN Eng, dalam sambutannya menyampaikan bahwa transisi energi dan pembangunan industri hijau menuntut keterlibatan aktif insinyur sebagai agen perubahan. Ia menegaskan bahwa peran insinyur tak hanya berkutat pada aspek teknis, melainkan juga aspek kemanusiaan.
Menurutnya, peningkatan kompetensi berkelanjutan, jejaring kolaboratif, adopsi digitalisasi dan teknologi 4.0, serta integritas etika merupakan kunci agar insinyur Indonesia mampu bersaing secara nasional maupun global.
“Mari kita bangun industri kita agar inovatif, inklusif, dan berdampak nyata bagi daerah dan Indonesia,” tegasnya.
Senada dengan itu, Ketua PII Wilayah Riau, Ir Ulul Azmi ST, CST, IPM, ASEAN Eng., menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Ia menyebutkan bahwa konvensi wilayah ini merupakan yang pertama diadakan di Indonesia dan hal ini menandai babak baru peran aktif PII di tengah masyarakat.
“Ke depan kami juga siap membantu Umri untuk membangun profesi insinyur dan siap mendukung program-program keinsinyuran karena PII adalah rumah bagi mahasiswa teknik industri setelah mereka lulus,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam reindustrialisasi, yang harus dimulai dengan kesadaran menjaga lingkungan dari diri sendiri.
Sementara itu, Rektor Umri Dr Saidul Amin MA, menyoroti hubungan historis dan ideologis antara Muhammadiyah dan PII. Ia menyebut insinyur pertama Indonesia adalah kader Muhammadiyah, sehingga hubungan antara PII dan Muhammadiyah sangat erat.
“Kalau insinyur melupakan Muhammadiyah, ia seperti melupakan ibunya sendiri. Dan jika Muhammadiyah melupakan insinyur, ia seperti melupakan anaknya,” tutur Rektor.
Rektor juga menyinggung tantangan perkembangan teknologi masa kini yang semakin canggih, hingga melayani manusia secara otomatis. Ia mengingatkan pentingnya pendekatan profetik dalam pengembangan teknologi, yakni mengedepankan nilai moral dan kemanusiaan, bukan hanya efisiensi dan keberlanjutan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Riau, H Boby Rachmat, SSTP, MSi, AIFO-P, dalam paparannya menyampaikan kondisi ketenagakerjaan di Riau yang menjadi perhatian serius. Ia menyebut Provinsi Riau sebagai salah satu dari tiga provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi.
Kabupaten Indragiri Hilir menjadi daerah dengan PHK terbesar. Dengan jumlah 32.000 perusahaan di Riau, ia menilai peluang kerja masih terbuka lebar, namun perlu pendampingan dan kolaborasi berkelanjutan.
“PII harus mulai mendampingi mahasiswa sejak masih di bangku kuliah. Banyak dari mereka bingung setelah lulus dan tidak tahu harus kemana,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya berpikir sejak dini tentang peluang kerja agar tidak menjadi tenaga kerja yang tersisih.
Ketua Umum PII Dr Ing Ir Ilham Akbar Habibie, MBA, IPU, juga turut memberikan sambutan secara daring, mengajak seluruh elemen untuk mempererat solidaritas profesi insinyur, meningkatkan kompetensi, dan memanfaatkan teknologi secara bijak. Menurutnya, penguatan kapasitas SDM menjadi kunci dalam mendukung reindustrialisasi dan menciptakan lapangan kerja baru.
“Marilah berbagi pengetahuan, memperluas jaringan, dan menyusun langkah bersama demi industri yang lebih maju dan berkelanjutan,” tegasnya.
Pada kegiatan ini juga dilakukan penyerahan secara simbolis bibit tanaman, sebagai bentuk komitmen PII terhadap pentingnya penghijauan dan keberlanjutan lingkungan dalam pembangunan industri masa depan. Kegiatan ini menjadi tonggak sejarah bagi Umri yang untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah Konvensi Wilayah Badan Kejuruan. (Syae/m)