YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – SD Muhammadiyah Suronatan (SD Muhsurya) Yogyakarta kembali mengadakan kegiatan Gelar Karya P5 dan Market day, Rabu (22/11). Dengan mengusung tema "Keberagaman dalam Satu Harmoni", kegiatan ini dilaksanakan di Halaman Sekolah SD Muhsurya Yogyakarta dan diikuti oleh seluruh siswa dari kelas 1-6.
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta Drs H Rochmat, MPd, Ketua Komite Sekolah SD Muhsurya Yogyakarta HM Fauzi Noor Afshoci, Kepala Bidang SD Dispora Kota Yogyakarta Mujino, SPd., MAcc, Pengawas SD Kemantren Ngampilan Sutji Rochayati, SPd, Kepala Sekolah SD Muhsurya Yogyakarta M Slamet Riyanto, SPd., MPd, dan beberapa tamu undangan lainnya.
Menurut Slamet, ia menuturkan penyelenggaraan ini sebagai wujud pengejawantahan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Menurutnya, tuntutan Kurikulum Merdeka mengharuskan sekolah mendorong kepada seluruh siswanya agar memiliki bibit kreativitas yang sangat penting dimiliki oleh siswa dalam menyongsong masa depan.
“Alhamdulillah, hari ini kami kembali mengadakan gelar karya P5 dan market day yang diikuti oleh seluruh siswa SD Muhsurya. Melalui kegiatan ini, kami ingin mendukung penerapan Kurikulum Merdeka,” ujarnya saat di wawancarai Suara Muhammadiyah.
Slamet menjelaskan, P5 ini memiliki dimensi dan elemen yang sangat berguna bagi masa depan para siswa. Yakni Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Dari P5 ini, kemudian Slamet mengatakan pihak sekolah mengemasnya dengan menghadirkan aneka kegiatan yang berorientasi menumbuhkan kreativitas para siswanya.
Beberapa penampilan yang disuguhkan antara lain ekstra qiroah, ekstra tari beruang, ekstra musik, ekstra tari, pildacil, dan pelbagai penampilan menarik lainnya. Semua dibawakan begitu rupa meriah dan penuh semangat dari seluruh siswa.
Selain itu, para siswa juga menampilkan karya-karya inovatif dan kreatif lainnya kepada para pengunjung. Di sini, menurut Slamet pembumian kreativitas nyata dilakukan oleh sekolah, sehingga tidak sekadar wacana, retorika, maupun jauh panggang dari api.
“Kegiatan ini memberikan ruang berekpresi bagi para siswa untuk melatih jiwa keberanian dan rasa percaya diri untuk berkreasi,” katanya.
Slamet mengungkapkan pemilihan tema pada kegiatan ini terinspirasi dari bentang keragaman Indonesia. Di mana memiliki aneka jenis agama, suku bangsa, bahasa, ras, dan golongan. Semuanya menghendaki hidup saling damai, rukun, dan harmoni. Oleh karenanya, Slamet mendorong dan memotivasi para siswa agar menjadi pelajar Indonesia, lebih-lebih pelajar Muhammadiyah yang saling menghormati di tengah keragaman yang menjadi sebuah keniscayaan.
“Tema ini penting untuk kita tanamkan kepada anak-anak kita, mengingat bangsa Indonesia ini sangat majemuk dan beragam,” paparnya.
Slamet mengharapkan, dengan kegiatan ini, para siswa didorong untuk memiliki jiwa mandiri, pikiran rasional-kritis, kreativitas, dan inovatif. Sehingga dengan hal tersebut, para siswa lebih matang di dalam menyongsong masa depan yang lebih berkemajuan. (Cris)