WONOGIRI, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Wonogiri menerima kunjungan Ketua Majelis Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. Mariman Darto, M. Si. Beserta istri. Rombongan tiba Kamis, 8 Februari 2024 yang disambut oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Drs. H. Kusman Toha, M Pd., Sekretaris Muhammad Julijanto, S. Ag., M. Ag., bersama anggota pleno PDM.
Agenda ketua MPKS bertemu dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah WOnogiri, Pengelola Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah, dan Pengelola Panti Asuhan Yatim Puri ‘Aisyiyah.
Dalam sambutan selamat datang dan ucapan terima kasih, kusman memperkenalkan jajaran pleno pimpinan daerah Muhammadiyah wonogiri yang terdiri 13 pimpina, namun yang hadir pada pertemuan tersebut 10 pimpinan antara lain; KH.Mualim, Drs. H. Rosyad Afandi, M. Ag., Drs. H. Sularno, M. Sc., Drs. H. Munawir, M. SI., H. Tri Widodo, Drs. H. Suratno, M. Pd., Drs. H. Kusaini. Dan H. Sri Widadi. Sementara pimpinan lain yang tidak hadir karena ijin ada kegiatan lain antara lain; H. Asfari, S. Ag., Drs. H. Sudirman MQ., Drs. H. Nurwahid, M. Pd.
Kusman menjelaskan kondisi PDM Wonogiri memiliki 2 Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, 4 Klinik, 2 Panti Asuhan Putra dan Putri, Panti rintisan di Purwantoro dan Baturetno. 35 MI, 4 SD, SMP 5, SMA 5, SMK 6. Di Wonogiri ada 25 Kecamatan dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah 25 kecamatan. Sementara jumlah desa/kelurahan 294 dengan jumlah Pimpinan Cabang 114 desa/kelurahan.
Saat ini Panti Putra 50 siswa, target 100, siswa SMP, SLTA dan alumni sudah banyak yang bekerja dan melanjutkan Kuliah. Sementara panti putri 36 siswa, terdiri siswa SMP, SMA dan yang melanjutkan Kuliah. Siswa yang berada di panti tidak semua yatim piatu, namun juga ada yang dhu’afa. Di antara siswa dan siswa alumni panti ada yang melanjutkan Kuliah S2 dan ada yang menjadi Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“PDM Wonogiri juga memiliki Pondok Pesantren Muhammadiyah Green School (MGS) yang semula SMA Muhammadiyah 1 Wonogiri dengan jumlah siswa 50 santri berlokasi di Mloko Manis Wetan Kecamatan Ngadirojo. Salah satu wakaf yang sedang dikembangkan adalah Pondok Pesantren Karso Trimo di Kecamatan Jatiroto yang diproyeksikan menjadi pondok tahfidz”. Demikian ungkap Kusman.
Sementara dalam pemaparannya Dr. Mariman Darto, M. Si. Ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengucapkan terima kasih, atas sambutannya dan mohon maaf karena menunggu cukup lama perjalanan yang macet.
Dr Mariman yang merupakan alumni UMM, S2 UI dan S3 Mulawarman Ketika memimpin LAN di Kalimantan selama 11 tahun, bertekad mewakafkan diri untuk Muhammadiyah, sehingga kesempatan ke daerah digunakan untuk bersilaturhami sekaligus berkordinasi. Peluang membangun relasi, Dimana Muhammadiyah merupakan social capital yang sering tidak kita pahami. Beliau merupakan aktivis IMM, Komisariat, Cabang, Wilayah dan kini dipercaya sebagai ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) PP Muhammadiyah.
Membangun akses ke Kementerian sosial karena banyak skema bantuan yang tidak terserap kepada panti asuhan.
Teori triple E cocok dengan program yang sedang dikembangkan, awarnes sebagai orang Muhammadiyah,
Kedua, yang Namanya data penting sekali bagi kami, Keputusan di Muhammadiyah tidak bisa diantisipasi dengan cepat, berapa panti kita, berapa anak yatim dan du’afa dan ternyata seperti apa, tahun ini menjadi indicator pengambilan Keputusan dengan data yang valid dan aksi menjadi sangat penting.
Mempersiapkan diri untuk akhirat dengan baik dengan data, dengan eviden dan aksi menjadi penting dan baik. Kenyataan di lapangan
Panti dhu’afa paradigma tarbiyah di keluarga. Tetapi di keluarga ada panti asuhan 218 proposal di Muhammadiyah seluruh Indonesia. Setelah direview menjadi 100 proposal. Dengan RAB dengan total Rp 11, 3 Miliar.
Bantuan sosial banyak sekali, bantuan proposal yang tidak boleh untuk membangun, hanya untuk pengembangan panti, maka paradigma MPKS yang baru tidak menggunakan kata panti lagi, panti rehabitasi, Muhammadiyah mempunyai nama sendiri dengan nama Rumah Yatim, dakwah kita panti menjadi pusat, perkembangannya di panti. Dakwah kita diorientasikan ke keluarga dan komunitas. Panti itu bukan bangunanya yang didirikan, tapi pusat pengasuhan keluarga Muhammadiyah, tempat aktivitas panti itu di ranting dan cabang.
MPKS hanya sekedar majelis air mata. Piagam legal dan bisa dapat bantuan dari Kementerian Sosial, bantuan untuk anak panti yang diluar panti. 25 kecamatan dan 294 desa, bila setiap desa/kelurahan 10 orang, maka akan menjadi kekuatan yang luar biasa.
Target 1000 anak yatim dengan aktifkan ranting, MPKS punya terobosan 25 kecamatan, kalau membangun Gedung butuh waktu, digeser setiap ranting mempunyai anak asuhan, setiap pekan hadir dalam pengajian, dakwah bagi warga jateng paling efektif dengan bil hal dengan. Data sangat sulit, panti-panti kita hanya bisa ajukan 4 orang. Rata-rata 10-15 orang data kita. Panti saat ini kebanyakan diisi dhu’afa, karena mereka masih mempunyai keluarga. Dengan adanya majelis, dakwah kita menjadi lebih luas.
Saat ini peran pemerintah makin kecil, solusinya bagaimana Lazismu bantu bisa membantu MPKS 10 % dari Rp 400 Miliar.
Kunjungan diakhiri dengan Shalat Dhuhur berjamaah di Masjid At Tanwir lantai dua gedung Balai Muhammadiyah Wonogiri. (Muhammad Julijanto)