Haedar Minta Tutup Buku Soal Perbedaan, Saatnya Rekatkan Persaudaraan

Suara Muhammadiyah

Penulis

1
800
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi menyebut ajaran silaturahmi menjadi sangat penting dalam agama Islam. Bahwa silaturahmi akan melahirkan gerak simultan dalam mewujudkan nilai-nilai keutamaan selepas Ramadan dan Idul Fitri. Hal itu disampaikan saat Silaturahmi Idul Fitri 1445 H keluarga besar Muhammadiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ahad (28/4).

“Kita ingin mengkapiltasiasi buah nilai silaturahmi ini di dalam kehidupan kita, keluarga kita, masyarakat kita, bangsa kita, termasuk dalam gerakan Persyarikatan Muhammadiyah. Agar dari silaturahmi ini lahir energi kolektif keruhanian, termasuk di dalamnya energi kolektif intelektual. Sehingga menjadi pelaku dakwah yang menjalankan dan memfungsikan sifat ibadurrahman dan kekhalifahan di dalam kehidupan nyata,” ujarnya.

Haedar menekankan dalam implementasi silaturahmi ini akan mempertautkan persaudaraan antarsesama. Haedar menjelaskan persaudaraan bisa bersifat kekerabatan (ar-rahim), bisa juga bersifat interaksi sosial. Semua ini harus melahirkan persaudaraan autentik, yang lahir dari optimalisasi ketulusan dan keikhlasan untuk merajut hubungan lebih baik lagi.

“(Sehingga dari situ) dapat merajut hubungan yang baik, untuk semakin baik, dan sekaligus juga menyambung sesuatu yang terputus kalau dan seandainya sempat terputus,” katanya.

Maka, dalam kesempatan itu, Haedar mengajak warga Persyarikatan untuk memperbaiki hubungan yang sempat rusak atau terputus. Hal itu disebabkan boleh jadi berbeda pilihan dan pandangan politik. Di mana kerap menimbulkan pertikaian dan konflik. Di sini, Haedar meminta untuk tutup buku (dihilangkan) dari kehidupan agar tidak berkepanjangan di kemudian hari.

“Mari kita perbaiki. Kita tutup buku soal itu. Tetapi tentu sebagai orang Muhammadiyah, mari melangkah ke depan menjadi lebih baik lagi supaya tidak mengulangi hal-hal yang tidak dikehendaki,” ucapnya.

Haedar mengungkapkan silaturahmi bukan hanya mempertautkan yang sudah terpaut, tetapi harus direaktualisasikan dengan silaturahmi luar biasa, yakni menyambung yang terputus. Sehingga dapat melahirkan persaudaraan yang membawa nilai-nilai ihsan. Yakni ajaran yang memiliki kedudukan tertinggi dalam hubungan dengan Allah dan makhluk.

“Ihsan itu mudah dilaksanakan, tetapi kalau dipraktikan susah. Karena masuk di rasa. Kalau orang berkata-kata buruk, emosi kita muncul. (Itu) masuk ke hati, jadi benih dendam, dan tersimpan lama, dan pulihnya tidak mudah. Maka, ajaran agama mengajarkan kita seperti itu (berbuat ihsan),” tegas Guru Besar Sosiologi UMY ini. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) kembali mengukuhkan po....

Suara Muhammadiyah

8 March 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Konsolidasikan capaian program tahun 2023 dan rencana program tahun 20....

Suara Muhammadiyah

4 February 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Untuk mendapatkan santan kelapa, ia lebih dulu dipetik dari pohonny....

Suara Muhammadiyah

22 July 2024

Berita

BREBES, Suara Muhammadiyah  –  Ketua Lembaga Pengembangan Cabang ranting dan Pembina....

Suara Muhammadiyah

10 October 2023

Berita

PURWOREJO, Suara Muhammadiyah - Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani Pimpinan Daerah Muham....

Suara Muhammadiyah

31 May 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah