BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi menyampaikan tahniah sekaligus apresiasi terhadap penyelenggaraan Olimpiade Ahmad Dahlan (OlympicAD) VII Nasional di Bandung, Jawa Barat, Rabu-Jumat (6-8/3). Menurutnya OlympicAD menjadi momentum ajang bagi siswa untuk mempertandingkan kemampuan ilmunya di berbagai bidang lomba sekaligus menciptakan kreativitas yang lebih menarik lainnya.
“Kami percaya bahwa lewat Olympicad ini, bukan hanya ajang berkontestasi, tapi lebih dari itu, merupakan arena atau ruang di mana semua saling belajar bahwa proses belajar itu tidak pernah berhenti. Bahkan, proses belajar adalah perjalanan yang panjang,” katanya.
Haedar berpesan kepada seluruh peserta OlympicAD bahwa momentum ini sebagai wahana dan ruang untuk mengukur, meningkatkan, dan mengakselerasi kemampuan diri baik dalam berilmu dan karakter. Ia menjelaskan pendidikan Islam di Muhammadiyah sebagai kombinasi dari iman, akhlak, ilmu, dan keahlian hidup.
"Dengan OlympicAD ini para siswa mampu mengukur kemampuan diri sendiri untuk terus ditingkatkan," ujarnya.
Haedar mengingatkan agar kompetisi akbar dua tahunan ini bukan sekadar ajang untuk meraih kemenangan, akan tetapi harus dijadikan wahana fastabiqul khairat untuk berlomba-lomba dalam meningkatkan diri sendiri. Tujuannya agar ke depannya dirinya makin lebih baik lagi dari hari ini.
"Jadi OlympicAD itu bukan sekadar meraih kemenangan (keberhasilan) semata, tetapi juga meningkatkan kualitas diri kita yang terus-menerus dibina secara tersistem," tuturnya.
Selain itu, Haedar mengingatkan kepada seluruh siswa Muhammadiyah selain digembleng begitu rupa untuk meningkatkan diri dan ilmu pengetahuan, pada saat bersamaan penting untuk memiliki etos hidup dan berilmu yang lahir dari diri sendiri. Sebab, karakteristik orang sukses, sebut Haedar, yaitu memiliki kekuatan dari dalam (inner dynamic) antara lain niat, semangat, motivasi, dan kegigihan di dalam berusaha, serta mencari ilmu.
"Dan dari etos dalam diri kita itu, maka saya yakin di dalam sistem pendidikan Muhammadiyah dalam kondisi apapun anak-anak terus tumbuh menjadi orang-orang yang berhasil sesuai dengan taraf dan kualitas masing-masing. Ini merupakan poin penting semangat dari OlympicAD," tegasnya.
Guru Besar Ilmu Sosiologi UMY ini meminta untuk menumbuhkan semangat untuk menambah ilmu dan menguasai IPTEK yang makin canggih. Menginjak di era baru, Haedar mewanti-wanti siswa Muhammadiyah agar bijak memanfaatkan kemudahan kehidupan yang serba digital.
"Manfaatkanlah segala kondisi yang serba canggih ini justru untuk meningkatkan kapasitas diri, meningkatkan ilmu serta IPTEK yang makin tinggi lagi. Jangan sampai bahwa di era digital kita justru menjadi objek dan korban dalam perkembangan IPTEK. Saya yakin anak-anak di seluruh lembaga pendidikan Muhammadiyah akan hadir menjadi aktor-aktor yang mampu menguasai IPTEK. Dan dengan (menguasai) IPTEK kita akan menjadi bangsa dan masyarakat yang maju,” ucapnya.
Dalam tarikan napas OlympicAD VII, Haedar mengajak untuk maju bersama. Lewat persaingan di berbagai bidang ilmu pengetahuan bukan malah membuat diri bersifat eksklusif, tetapi harus bisa maju bersama. "Jika kita bisa maju bersama, maka umat dan bangsa kita akan menjadi bangsa yang berkemajuan,” tuturnya.
Terakhir, di sekolah Muhammadiyah terdapat sajian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Kemuhammadiyahan. Di sini, Haedar mengajak untuk memperdalam eksplorasi mengenai pemahaman Islam yang diyakini Muhammadiyah yang dikenal sebagai Islam Berkemajuan.
"Pelajarilah Islam dan Kemuhammadiyahan yang semakin dalam semakin luas, dan mau mempraktekkan Islam Berkemajuan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga nanti lulusan lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah itu punya ciri khusus yakni mempraktekkan dan memahami dan punya pandangan Islam Berkemajuan, maju secara ruhani, secara akhlak, ilmu pengetahuan, dan juga maju di peran-peran sosial,” timpalnya. (Cris)