BOJONEGORO, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir resmikan Gedung Ji’ronah Rumah Sakit ‘Aisyiyah (RSA) Bojonegoro pada Sabtu (11/10). Peresmian tersebut disaksikan langsung oleh Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Prof Dr dr Sukadiono, MM, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, serta ratusan warga persyarikatan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang hadir dengan penuh antusias.
Dalam sambutannya, Prof Haedar menegaskan bahwa pembangunan rumah sakit dan amal usaha serupa bukan semata proyek fisik, melainkan bagian dari manifestasi iman, tauhid, dan takwa yang diwujudkan dalam amal saleh. "Pembangunan bukan hanya urusan duniawi, tetapi merupakan ibadah. Tauhid, iman, dan takwa harus termanifestasi dalam kehidupan. Maka membangun rumah sakit seperti ini adalah amal saleh yang nyata," ujarnya.
Segala pembangunan yang dilakukan Muhammadiyah tidak lepas dari panggilan illahi – ajaran Islam sebagai fondasi Muhammadiyah untuk terus memanggil dan mengerjakan amal salih dan amal kebajikan. Nnilai ini jadi pembeda antara pembangunan yang dilakukan Muhammadiyah dengan gerakan lain – yang membangun dunia untuk dunia. Bagi Muhammadiyah membangun di dunia untuk kemanfaatan jangka panjang sampai akhirat. “Maka semua dokter harus memiliki jiwa Al Ma’un, hatta di saat lelah tetap memberikan pelayanan dengan senang hati,” tutur Haedar.
Bagi tenaga kerja atau staff dan karyawan di berbagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) harus disertai dengan semangat berbagi. Sebab bekerja di AUM tidak boleh hanya mencari penghidupan semata.
Sementara itu, Ketua PWM Jawa Timur, Sukadiono berharap RS ‘Aisyiyah Bojonegoro menjadi inspirasi bagi rumah-rumah sakit Persyarikatan di Jatim. Saat ini, sambungnya, PWM Jatim sedang membangun pola pengembangan Rumah Sakit Muhammadiyah-’Aisyiyah (RSMA) supaya merata di tiap daerah di Jatim.
Pola tersebut dengan mendorong rumah-rumah sakit besar untuk membangun atau mengembangkan diri di luar daerah asal. Salah satunya adalah RS Muhammadiyah Lamongan yang saat ini membangun rumah sakit di Kabupaten Situbondo.
Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono mengapresiasi gerakan kesehatan Muhammadiyah yang banyak membantu pemerintah, sekaligus memberi contoh untuk yang lain dalam memberikan pelayanan ke masyarakat luas. “Kami belajar banyak dari Muhammadiyah, khususnya untuk fasilitas pelayanan kesehatan,” katanya.
Dia yakin gerakan pelayanan kesehatan yang dilakukan Muhammadiyah menjadi contoh nyata bagi semua pihak. Maka menurutnya pemerintah tidak perlu ragu untuk meniru dan mengimplementasikannya. “Kami juga ingin mendapatkan ilmu dan pemberdayaan dari Muhammadiyah, yang dalam hal ini Rumah Sakit ‘Aisyiyah Bojonegoro,” imbuhnya.
Selain sebagai memberikan layanan kesehatan, RS ‘Aisyiyah Bojonegoro juga diharapkan Pemkab menjadi wadah pemberdayaan sekaligus peningkatan pembangunan masyarakat secara luas di Bojonegoro.
Apresiasi juga diberikan ke Muhammadiyah atas pelayanan kesehatan oleh Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes, drg. Yuli Astuti Saripawan. Muhammadiyah menurutnya mitra strategis pemerintah. Ia berharap Muhammadiyah semakin menguatkan dan segera merealisasikan rencana pengembangan pelayanan kesehatan di Kalimantan, serta didukung berbagai kawasan luar Jawa.
Sementara itu, Direktur RSA Bojonegoro dr. Tomy Oeky Prasiska, MARS menegaskan, pihaknya akan terus menjaga amanah Persyarikatan untuk memberikan pelayanan terbaik yang humanis dan islami. "Kami mohon doa restu agar RSA Bojonegoro menjadi bagian dari ikhtiar Muhammadiyah menjadikan masyarakat Bojonegoro bahagia, makmur, dan membanggakan," ujarnya.
Gedung Ji’ronah yang diresmikan ini merupakan bangunan setinggi 8 lantai yang dibangun dengan sistem swakelola oleh Persyarikatan Muhammadiyah. Keberadaannya melengkapi deretan amal usaha kesehatan yang telah dirintis sejak akhir 1990-an, seperti Gedung Arafah, Bir Ali, dan unit pelayanan modern lainnya.
Seperti halnya miqat Ji’ronah dalam sejarah Islam, gedung baru ini menjadi simbol langkah baru Muhammadiyah dalam memperluas dakwah kemanusiaan yang berpihak kepada masyarakat luas, terutama mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan nilai-nilai keikhlasan dan ketulusan. (ppmuh/riz)