KAIRO , Suara Muhammadiyah – Pada Sabtu 27 Januari 2024 lalu jalanan kota di Kairo, Mesir tampak ramai dipadati oleh pengunjung dari berbagai kalangan usia. Mesir yang menjadi salah satu saksi sejarah peradaban manusia tidak hanya sebagai negara tujuan untuk berwisata, menuntut ilmu tetapi juga menjadi salah satu negara yang dianggap paling melindungi para pengungsi Palestina.
Pada waktu itu, Tim advance EMT Muhammadiyah mencoba menggali informasi lebih mendalam tentang pengungsi Palestina. Setiap anggota tim berbagi peran dengan sangat baik, masing-masing berupaya keras membuka jejaring dengan berbagai kalangan demi mendapatkan informasi nasib warga Palestina yang tersebar di Mesir.
Naibul Umam, selaku Koordinator Tim Advance EMT Muhammadiyah sampaikan tantangan yang dialami oleh tim dilapangan “Ibarat sedang mendaki gunung maka tim harus bisa membaca semua peta jalur pendakian. Bahkan bila hanya tersedia 3 peta jalur pendakian maka tim harus bisa membuka jalur baru dengan peta yang berbeda. Perspektif ini pula yang kami terapkan dalam menjalani misi kali ini", ujarnya.
Sederet nama lembaga dengan kontak person telah dikantongi tim, bekal tersebut yang akan menjadi peta jalan bagi dukungan Tim Advance EMT Muhammadiyah mendatang. Namun nampaknya itu saja belum cukup, Tim advance EMT Muhammadiyah harus rajin mendengarkan dari banyak kalangan bahkan yang tidak masuk dalam daftar tunggu yang akan di temui selama bertugas di Mesir.
“Seorang kawan lama berseloroh kalau kamu sudah berkehendak memberikan bantuan untuk Palestina maka bersabarlah karena situasi dan kondisi tidak sedang baik baik saja saat ini. Kemungkinanmu hanya 10 sampai 20 persen. Begitu kira kira gambaran betapa tidak mudahnya mencapai puncak”, terang Umam sampaikan pesan dari seorang teman.
"Bagi kami 10% atau 20% adalah sebuah kesempatan dan peluang. Seperti mereka yang hari ini bisa berkesempatan berkunjung ke Mesir. Negeri bersejarah", demikian tanggapan Umam menutup percakapan yang disambut senyuman anggota tim lainnya.(*)