Ide Membangun Gerakan Ekonomi Telah Dijalankan Sejak Zaman Kiai Dahlan

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
193
Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP. Foto: Pachrul

Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP. Foto: Pachrul

BENGKULU, Suara Muhammadiyah – Usia Muhammadiyah telah mencapai 113 tahun. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhadjir Effendy mengatakan, usia ini sangat panjang, namun justru tidak patah arang dalam menjalankan denyut nadi gerak dakwah di akar rumput.

“Tidak menunjukkan penurunan semangat bergerak dalam berdakwah, tapi justru makin masif menjalankan gerakan dan amal usaha yang dirintisnya,” katanya saat Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah di Aula Gedung Hasan Dien Kampus IV Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Rabu (26/11).

Merespons miad Muhammadiyah yang tahun ini mengusung tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”, sebut Muhadjir, tema ini diusung tidak sekonyong-konyong. Menurutnya, ide kesejahteraan itu merupakan akumulasi dari Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan tahun 2015.

“Muhammadiyah memutuskan di dalam Muktamar itu bahwa Muhammadiyah perlu menambah satu pilar lagi untuk dakwahnya. Di samping pilar pendidikan, pilar kesehatan, yaitu pilar ekonomi. Jadi itu sudah 10 tahun yang lalu diputuskan di Muktamar Makassar,” jelasnya.

Saat ini, sambung Muhadjir, pengejawantahan mandat dari Muktamar di Makassar tersebut sedang berlangsung, namun dinilai belum totalitas dan komprehensif. Hal ini ditengarai dunia ekonomi sudah lama ditinggalkan dari gerakan dakwah Muhammadiyah.

“Dulu Muhammadiyah awal justru dipelopori oleh ekonom, para pelaku usaha, dan pedagang. Kiai Dahlan itu saudagar batik, jadi kalau dakwah keliling ke daerah-daerah membawa contoh batik,” bebernya.

Bahkan, Kiai Dahlan menyiapkan salah satu puteranya Raden Haji Dhurie untuk menekuni dunia usaha, dan dikirim ke Eropa. “Jadi sekolah di sana, belajar bisnis,” katanya, yang setelah selesai sekolah, mendirikan pabrik sarung.

“Tapi sarung eksport, dijadikan untuk warga Muhammadiyah,” terangnya. Sarung tersebut, dikirim ke Myanmar dan Bangladesh. “Eksportir sarung,” tambahnya dengan singkat.

Di samping itu, juga menjadi importir sepeda. Di sinilah, Muhadjir menyimpulkan ide membangun ekonomi telah dimulai oleh Kiai Dahlan. “Sejak awal sudah memikirkan hal ekonomi,” tekannya.

Maka, saat ini, Muhammadiyah tengah melakukan revitalisasi untuk menguatkan kembali gerakan ekonomi. “Kalau sekarang ada naga 9, Muhammadiyah harus jadi naga 10,” tuturnya. Untuk itu, upaya ke arah situ sudah dimulai, sedikit dan bertahap, tapi sampai titik tujunya.

“Kita sedang merintis beberapa langkah, tapi memang tidak mudah karena sudah terlalu lama ditinggalkan,” ungkapnya. Dengan kata lain, sebut Muhadjir, gerakan ekonomi menjadi sebuah gerakan yang penting bagi Muhammadiyah saat ini.

“Kita akan memperkuat amal-amal usaha yang mempunyai potensi bisnis di dalamnya, baik pendidikan maupun kesehatan,” ujarnya, yang memproyeksikan, khususnya di sektor pendidikan menjadi titik sentral dari ekosistem ekonomi Muhammadiyah. “Karena itu harus membangun ekosistem,” tandasnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah -  Program Studi Hukum Program Doktor Universitas Muhammadiyah Sumate....

Suara Muhammadiyah

4 June 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Atlet putri Camel Race Indonesia yang juga alumnus Program Studi....

Suara Muhammadiyah

29 November 2025

Berita

SUBANG, Suara Muhammadiyah – Di balik sosok bersahaja Muchamad Arief Mulyadi SHI, tersimpan se....

Suara Muhammadiyah

17 June 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Selasa (18/03) Masjid Islamic Center kembali menggelar Kajian Menje....

Suara Muhammadiyah

19 March 2025

Berita

GRESIK, Suara Muhammadiyah — Pagi yang cerah di Balai Desa Sekarputih, Kecamatan Balongpanggan....

Suara Muhammadiyah

22 July 2025