PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) kembali mencatatkan inovasi penting dalam upaya penanggulangan stunting nasional. Tim peneliti UMPP telah berhasil melaksanakan kegiatan Bridging (Pengintegrasian) sistem informasi cerdas, SiTaSi Besar (Sistem Informasa Tatalaksana Stunting berdasarkan Kausal dan Penyakit Penyerta), dengan perangkat keras inovatif Stunting Wasting Underweight Analyser (SWU) Analyser di Rumah Sakit (RS) Ki Ageng Sedayu, Kabupaten Pekalongan.
Kegiatan ini menandai langkah maju dalam penggunaan teknologi untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi tatalaksana stunting di fasilitas pelayanan kesehatan, sejalan dengan program prioritas nasional.
SiTaSi Besar merupakan sistem pendukung pengambilan keputusan yang dikembangkan berdasarkan algoritma tatalaksana stunting, berfokus pada identifikasi akar kausal stunting dan penanganan penyakit penyerta yang kompleks. Sementara itu, SWU Analyser adalah perangkat detektor antropometri canggih yang mampu mengukur parameter tumbuh kembang balita dengan presisi tinggi dan otomatis.
"Keberhasilan bridging ini adalah puncak dari upaya kolaboratif multidisiplin UMPP," jelas Dr Arifin selaku Wakil Rektor 1 UMPP. "Kami tidak hanya menciptakan perangkat lunak dan keras yang cerdas, tetapi juga memastikan keduanya dapat berkomunikasi dan bekerja sama secara mulus di lingkungan klinis nyata. RS Ki Ageng Sedayu menjadi mitra strategis yang sangat terbuka terhadap inovasi ini," ungkapnya, Ahad, 28 September 2025.
Tujuan utama pengintegrasian ini adalah:
1. Meningkatkan Kecepatan Data: Data pengukuran balita dari SWU Analyser (tinggi/panjang badan, berat badan, indeks body mass) langsung dikirimkan ke SiTaSi Besar tanpa input manual, memangkas waktu administrasi.
2. Meningkatkan Akurasi Diagnosis: Menghilangkan human error dalam pengukuran dan pencatatan, memastikan algoritma SiTaSi Besar bekerja dengan data yang paling valid dan presisi.
3. Memberikan Rekomendasi Tepat: SiTaSi Besar secara otomatis memproses data tersebut, mengidentifikasi status stunting, mencari akar kausal, dan memberikan rekomendasi penatalaksanaan yang disesuaikan dengan penyakit penyerta balita secara real-time.
Peran Tim Ahli dan Kolaborasi Multidisiplin
Proyek ini menuntut sinergi ahli dari berbagai bidang. Dalam pengembangan dan perakitan perangkat keras SWU Analyser, tim peneliti UMPP melibatkan kepakaran dari luar tim inti:
Bapak Catur yang berperan sebagai Tim Ahli Elektro dan Sistem Cerdas, memegang peran penting dalam mendesain dan merakit SWU Analyser. Keahlian beliau memastikan perangkat keras ini tidak hanya akurat secara pengukuran, tetapi juga memiliki modul komunikasi yang stabil dan kompatibel untuk integrasi dengan sistem SiTaSi Besar.
"Kontribusi Bapak Catur, bersama tim Informatika kami, sangat vital," ujar Bdn Nur Chabibah, S.Keb., M.Keb. (Ketua Tim Peneliti dari Prodi Kebidanan UMPP). "Beliau membantu kami menerjemahkan kebutuhan akurasi klinis menjadi spesifikasi perangkat keras yang cerdas. Proses bridging data ini berhasil karena ada koordinasi yang sempurna antara tim elektro, tim programmer kami, dan tim klinis."
RS Ageng Sedayu Kabupaten Pekalongan berperan sebagai mitra uji coba utama yang menyediakan lingkungan klinis yang realistis dan komitmen tenaga kesehatan yang tinggi. Melalui pengujian ini, tim peneliti akan memonitor efektivitas SiTaSi Besar terintegrasi SWU dalam alur kerja harian.
Dampak Nyata bagi Pelayanan Kesehatan Anak
Integrasi SiTaSi Besar dan SWU Analyser di RSIA Ageng Sedayu membawa implikasi positif yang signifikan:
1. Efisiensi Waktu: Proses asesmen antropometri dan klasifikasi stunting yang sebelumnya memakan waktu kini dapat diselesaikan dalam hitungan detik.
2. Peningkatan Kualitas Keputusan Klinis: Tenaga kesehatan di RSIA Ageng Sedayu kini memiliki alat bantu yang mengurangi keraguan dalam menentukan tatalaksana, terutama pada kasus stunting dengan komplikasi atau penyakit penyerta.
3. Penguatan Bukti Data: Semua data penanganan tercatat secara digital dan otomatis terintegrasi ke dalam sistem informasi rumah sakit, menciptakan basis data yang kuat untuk evaluasi dan pelaporan program stunting.
UMPP berharap, keberhasilan bridging sistem ini akan menjadi pilot project yang dapat direplikasi ke berbagai fasilitas kesehatan lainnya, mempercepat upaya nasional dalam menciptakan generasi emas Indonesia yang bebas stunting.