YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Tim Chatama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil melakukan inovasi media tanam yang berbahan dasar limbah cangkang telur dan ampas teh. Kedua limbah ini sering dijumpai di tempat makan sekitaran kampus dan menimbulkan polusi lingkungan. Hal ini menjadi awal mula tim melakukan riset yang akhirnya mendapatkan pendanaan melalui kompetisi Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dari Kemendikbud Ristek.
“Ide ini berawal ketika kami membeli makan di warmindo atau warteg di sekitaran kampus dan saat itu kami melihat tumpukan sampah yang biasa didominasi oleh cangkang telur. Hal tersebut cukup mengganggu karena merusak pemandangan dan menimbulkan bau yang tidak sedap saat makan,” ujar Ridwan Yanuar Hafidz selaku ketua tim.
Selain itu, minuman teh yang cukup digemari masyarakat juga menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan bau tidak sedap. Dengan berbekal pengetahuan yang didapat saat berkuliah, mahasiswa tersebut berinovasi untuk mengolah limbah cangkang telur dan ampas teh menjadi sebuah media tanam yang ramah lingkungan dan mempunyai nilai jual yang tinggi.
Melalui literatur yang telah dibaca, cangkang telur dan ampas teh memiliki kandungan N, P, K dan unsur hara makro mikro lainnya yang dibutuhkan tanaman pada saat masa pertumbuhan. Pada setiap produksi media tanam biasanya dapat menghasilkan 3-5 kg media tanam setiap minggunya, dan total dalam satu bulan total media tanam yang dapat dihasilkan adalah berkisar 12-20 kg.
Media tanam yang telah siap dikemas dalam standing pouch berukuran 1 kg untuk memudahkan dalam penggunaan dan penyimpanan. Media tanam tersebut dijual dengan harga Rp 10.000. Tercatat sampai saat ini, dalam kurun waktu dua bulan, media tanam berhasil terjual hingga 25 kg.
Dalam melaksanakan riset, tim yang beranggotakan 3 mahasiswi ini, Ridwan Yanuar Hafidz sebagai Ketua, Adinda Syifa Fadhila sebagai Manager Keuangan, dan Rifqi Damar sebagai Manager Operasional melakukan Kerjasama bersama dengan Warmindo di sekitaran UMY dan Es Teh Solo yang ada di Yogyakarta untuk mendapatkan suplai limbah cangkang telur dan ampas teh. (Na)