YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Keistemewaan Ramadhan bagi umat Islam adalah sebagai Madrasah Kehidupan dan di dalamnya ada nilai kebaikan dan pahala yang dilipatgandakan. Momentum seperti ini tidak boleh terlewatkan, karena banyak hal yang istimewa pada bulan tersebut. Sehingga Panitia Ramadhan Di Kampus (RDK) Universitas Ahmad Dahlan mengadakan satu di antaranya Kajian Menjelang Berbuka Puasa di Masjid Islamic Center UAD.
Pada hari Sabtu (1/3), kajian menjelang berbuka kembali dimulai perdana. Kali ini bertemakan “Konsep Iman dalam Islam” yang disampaikan oleh Ust. H. Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.Hum. selaku Pemateri dan Kepala Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD. Dalam mengawali kajian, Rahmadi sampaikan bahwa konsep diartikan sebagai kata yang diberi makna atau arti.
“Di dalam otak kita, ada banyak kosakata, kata yang orang bisa mengucapkan, menuliskan atau memberikan isyarat. Kalau kita bisa mengobrol dengan teman bisa menjawab dengan baik, kemudian menyampaikan kembali kata-kata yang disampaikan, berarti ada kesamaan kata yang disebutkan. Ketika tidak sama pengertiannya, pasti tidak akan bisa mengobrol dengan nyambung” terangnya.
Para ulama dalam bidangnya membuat pengertian-pengertian. Dan iman menjadi sorotan untuk kajian kali ini untuk memahami lingkup iman dalam Islam. Di dalam al-Qur’an disebutkan bahwa iman itu menjadi dasar atas keseluruhan ajaran agama Islam. Allah SWT berfirman:
.... وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Artinya:
“... Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (Q.S. An-Nisa ayat 136)
“Dalam kehidupan itu apabila tersesat dan itu tersesat dalam jalan tuhan, maka tidak ada nilai lagi. Maka kehidupan yang penting itu adalah mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Terutama Hidayatul Iman (petunjuk untuk bisa mengimani), Muslim yang baik dia akan meminta kepada Allah sebanyak 17 kali. Karena shalat kita sehari ada 17 rakaat yang wajib. Di dalam setiap rakaat kita membaca al-Fatihah” jelasnya.
Perlu diketahui juga bahwa iman menurut Ibn Taimiyah adalah pembenaran yang pasti terhadap segala yang diberitakan oleh Allah dan Rasul-Nya, disertai dengan pengakuan, ketenangan, penerimaan dan kepatuhan kepada-Nya.
Poin-Poin Penting yang dapat diambil dari apa yang telah disampaikan pada kajian perdana kali ini yaitu: Iman adalah pembenaran atau ketenangan serta ketenangan dalam jiwa. kemudian ciri orang yang beriman adalah senang melakukan baik dan susah melakukan hal yang buruk. Lalu, konsep iman itu didasarkan pada pemahaman yang bersumber kepada al-qur’an dan as-sunnah. Karena al-qur’an dan as-sunnah merupakan sumber memahami hidup dan menjalani hidup. Dan makna iman di dalam al-Qur’an adalah bisa bermakna pengakuan dengan lisan, keyakinan dalam hati, amal perbuatan dengan anggota tubuh kemudian bermakna tauhid dan bermakna pembenaran serta bermakna pengakuan dengan lisan tanpa pembenaran dalam hati dan juga bisa dengan shalat.
“Iman itu bagian yang kemudian harus disempurnakan dengan amal shalih. Bentuknya seperti mencintai saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya. Kalo kita suka makan enak, kemudian kita memberikan makanan enak itu kepada saudara kita maka kita mencintainya. Iman itu bisa bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan,” tutupnya. (Giti Fitriani)