PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah - Pada Selasa tanggal 21 Januari 2025 Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, terkena bencana tanah longsor yang disertai banjir bandang. Bencana ini mengakibatkan 25 orang meninggal dunia, 1 orang masih dalam pencarian. Desa Kasimpar menjadi area yang paling parah terdampak, dengan sejumlah rumah dan kafe tertimbun material longsor.
Penyebab utama bencana ini adalah hujan deras yang mengguyur wilayah Pekalongan sejak 20 Januari yang menyebabkan banjir besar. Banjir lumpur dan longsor mengakibatkan jalan utama yang menuju Kabupaten Pekalongan tidak dapat dilalui, serta menyebabkan banyak kendaraan terdampar di sawah serta rumah yang runtuh.
MDMC Univeristas Muhammadiyah Purwokerto dalam bencana ini mengirimkan tim Psikososial dan sudah diterjunkan sejak tanggal 27 Januari dan akan ditarik kembali pada tanggal 2 Februari 2025. Jumlah tim yang diterjunkan sebanyak 4 orang dengan tugas utama untuk memulihkankan kembali para penyintas dari trauma psikologis. Diharapakan dengan diterjunkannya tim ini membuat trauma psikologis para penyintas berangsur-angsur hilang.
Ns. Endiyono,S.Kep,M.Kep sebagai ketua MDMC UMP yang melaksanakan penarikan bersama mantan ketua MDMC Drs.Karma Iswasta Eka,M.Si dan tim Ns. M Hanif Prasetyo Adhi,S.Kep,M.Kep menyampaikan bahwa pengiriman relawan psikososial dilakukan atas permintaan dari Lembaga Resiliensi Bencana/Muhammadiyah Disaster Management Center (LRB-MDMC) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah. Permintaan tersebut dipenuhi karena MDMC UMP berkomitmen memberikan pendampingan psikososial terhadap penyintas bencana dengan mengirimkan tim relawan dari Fakultas Psikologi.
Kedatangan tim MDMC dalam rangka kordinasi pelaksanakan penarikan tim relawan terpaksa batal dilakukan karena adanya longsor susulan. Kejadian ini menyebabkan tim MDMC tidak bisa naik ke lokasi tim psikososial berada,begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu MDMC UMP hanya bisa berkordinasi dengan MDMC Jawa Tengah yang berada di posko bencana MDMC yang berada di Petungkriyono.
Longsor sususlan terjadi karena hujan masih terjadi sejak longsor besar sebelumnya. Dari hasil diskusi tersebut dapat disampaikan bahwa yang mendesak dibutuhkan adalah drone untuk memetakan jalur rekahan tanah dari atas dan pipa air yang cukup banyak untuk membuat saluran air agar bisa menghindari limpahan air menjadi banjir. Dua hal tersebut yang mendesak dibutuhkan karena untuk kebutuhan pangan warga terdampak sudah cukup terpenuhi.(Eka)