KARAWANG, Suara Muhammadiyah – Kemakmuran menjadi pokok pembahasan yang sangat relevan, penting, dan luas spektrumnya. Menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Saad Ibrahim, Indonesia secara fisik, dikatakan sudah makmur. Lebih-lebih, mendapat julukan sebagai satu potongan dari tanah surga.
“Jadi ada kaplingan surga, lalu dipindahkan ke bumi kita ini. Dan itu namanya Indonesia. Masuk ke sini seperti masuk surga. Jalan-jalan rindang dan sebagainya,” ucapnya saat Kajian di Masjid Nahrul Hayat Kompleks PT Pupuk Kujang, Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Jumat (3/1).
Dalam konteks ini, Saad menegaskan, Allah SwT telah memberikan modal bagi Indonesia sebagai negeri yang makmur. “Ini sudah dibuat oleh Allah sendiri menjadi kawasan yang makmur,” bebernya.
Kategorisasi tanda kemakmuran dari segi fisik (lahiriyah), kata Saad, tatkala orang sudah punya rumah (papan). Namun sebaliknya, jika tidak punya rumah (termasuk sandang, pangan), maka disebut hidupnya belum makmur.
“Sebagian besar penduduk Indonesia sudah makmur karena sudah punya rumah dan agama yang telah menjamin dan membuat tenteram sebagai pegangan hidup,” jelasnya.
Lebih lanjut, Saad menyebut makmur juga berasal dari segi bathiniyah. Yaitu mempunyai iman dan taqwa (segi agama), ketenangan hati dan rasa nyaman.
“Orang yang makmur salah satunya punya sopan santun dan adab,” ujarnya.
Saad mendorong agar kedua segi di atas dapat dimiliki oleh umat Islam. “Jika tidak bisa menghadirkan kemakmuran secara fisik, kita tidak boleh gagal melahirkan kemakmuran batin kita,” ajaknya.
Lebih spesifik, kemakmuran tidak hanya dirasakan di dunia, namun mesti berkelanjutan sampai di akhirat.
“Yang terbaik, orang itu makmur di dunia, makmur di akhirat. Maknanya makmur di akhirat lebih ditentukan oleh batin kita. Dan lebih-lebih ditentukan oleh keimanan kita. Maka kemakmuran jenis itu harus jadi prioritas,” tegasnya.
Di sinilah Muhammadiyah memainkan perannya. Spirit Milad ke-112 dan Tanwir di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan mengusung tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua,” Muhammadiyah bukan hanya menghadirkan kemakmuran secara lahiriyah, namun juga secara bathiniyah.
“Di atas semuanya itu berdasarkan iman dan keyakinan kepada Allah,” tandas Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2015-2020 ini.
Pelaksanaan kajian ini dihadiri oleh jajaran pimpinan PT Pupuk Kujang, yaitu Maryono, Direktur Utama, Direktur Operasional Robert, karyawan/ti, dan jamaah sekitar. (Cris)