YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi mengaku bangga melihat kemajuan yang dicapai oleh Suara Muhammadiyah (SM) sampai menapak di usia ke-109. Menurutnya, kemajuan ini merupakan manifestasi dari dedikasi dan kerja keras seluruh keluarga besar SM.
“Kami atas nama PP Muhammadiyah menyampaikan Jazakumullah Ahsanal Jaza. Tentu setelah kita milad, kita harus semakin tinggi lagi keikhlasan, pengkhidmatannya, dan kerja kerasnya yang dilandasi semangat untuk bekerja lebih unggul dan berkemajuan,” ujarnya saat memberikan amanat Tasyakuran Milad ke-109 SM, Rabu (14/8) di SM Tower Malioboro Yogyakarta.
Haedar mengatakan, milad bukan sekadar momentum mengenang perjalanan SM, tetapi mesti menghayati proses perjalanan panjang yang telah dicapai sampai sekarang. Bagi Haedar, ini penting dikontemplasikan oleh generasi baru yang akan melanjutkan perjuangan SM di masa depan dengan tantangan zaman sangat berat.
“Saya lihat ini sudah mulai lahir generasi baru. Yang generasi lama ada beberapa, setelah itu generasi baru. Tentu harus harus bersambung spiritnya, karena tantangannya juga lebih besar,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Haedar bercerita pengalamannya yang tumbuh dan menjadi bagian dari perjalanan SM. Haedar masuk SM dan menjadi wartawan sejak tahun 1984. Pada waktu itu, Pemimpin Redaksi SM yaitu Djazman Al Kindi.
“Saat itu saya masih muda, lulus kuliah. Tapi masih magang saat itu sebagai wartawan pocokan, wartawan belum resmi. Wartawan yang masih ngintil mengikuti wartawan yang sudah ada di SM,” kenangnya.
Selama jadi wartawan, Haedar terjun ke daerah terjauh dengan menggunakan kereta, bus, angkot untuk mencari berita. “Itu perjalanan menjadi wartawan, termasuk mewawancarai Prof Nakamura,” imbuhnya.
Selama jadi wartawan, Haedar menulis berita menggunakan mesin tik. Ini tantangan tidak mudah yang dihadpinya. “Capek sekali. Bayangkan sering kita mengetik pakai mesin tik, lalu menggunakan tenaga keras, kemudian energi kita habis,” tuturnya.
Haedar terus menggembleng dirinya di SM. Mulai dari wartawan pocokan, sampai akhirnya menjadi penulis tetap Rubrik Bingkai Majalah SM cum pemimpin redaksi. Maka tak ayal, menyaksikan transformasi SM sekarang niscaya menjadi jejak pengalaman penting dan berharga bagi Haedar. “Ke depan tentu harus lebih bagus lagi,” tegasnya. (Cris)