Kenapa Tidak Ada Pemisahan Agama dan Negara dalam Islam?

Publish

27 July 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
174
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Kenapa Tidak Ada Pemisahan Agama dan Negara dalam Islam?

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Islam dituduh tidak pernah melalui proses Pencerahan. Itulah sebabnya kita melihat masalah yang terjadi hari ini. Perkara pencerahan menjadi masalah bagi kaum Muslimin dan muncul sebagai cara hidup mereka. Kita melihat Islam dalam politik, kita melihat Islam sebagai bagian dari negara. Secara umum, di mana Islam mencoba terlibat, maka di sana banyak partai Islam yang berusaha berkuasa di seluruh dunia. Namun, dalam agama Kristen, ada pemisahan gereja dan negara. Tapi dalam Islam mengapa kita tidak melihat pemisahan negara dan masjid?

Yang menjadi pertanyaan mengapa kita melihat adanya pemisahan antara gereja dan negara sebagian besar di Barat? Maka kemudian kita akan paham mengapa ini tidak dalam Islam. Apa yang telah terjadi di Barat adalah bahwa Eropa melalui fase pencerahannya—dan bahwa pencerahan bukan hanya perkembangan dari masa lalu—adalah semacam revolusi ide. Ini seperti kita memiliki satu paradigma untuk melihat atau memahami sesuatu, lalu kita membalikkannya dan melihat semuanya dari sudut yang berbeda. 

Apa yang terjadi pada Abad Pertengahan adalah bahwa orang -orang mulai mempelajari hal -hal tertentu dengan sangat hati -hati, terutama masalah yang terkait dengan dogma-dogma masa lalu dan kitab suci yang terhubung dengan dogma -dogma itu. Orang orang akhirnya meninggalkan dogma-dogma ini satu demi satu dan menyadari bahwa hal -hal ini tidak benar-benar rasional. Mereka berpikir, “Kita harus membuang semua dogma-dogma lama ini dan bahkan kitab suci yang berkaitan dengannya.”

Mereka menemukan banyak kesalahan dalam kitab suci dan berpikir bahwa satu-satunya jalan bagi mereka adalah mengabdikan diri kita sepenuhnya untuk sains. Mereka melihat sains dan agama sebagai dua hal yang berbeda, saling bertentangan. Mereka harus meninggalkan satu untuk merangkul yang lain. Sains jelas sangat penting sehingga tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sains berguna bagi kehidupan kita sehari-hari, dan mereka memilih meninggalkan agama.

Orang seringkali menuduh Islam mundur dan terkunci di masa lalu. Saat Islam dan politik menyatu, katakanlah partai Islam terpilih, banyak yang takut bahwa hak asasi manusia akan mundur selangkah. Itulah sebabnya mereka bersikeras menentang Islam. Lalu apakah Islam benar -benar mundur? Apakah Islam terlalu jauh di belakang dibandingkan dengan apa yang dikemukakan pembela hak asasi manusia saat ini? Saya tidak begitu percaya. Memang bahwa dalam sejumlah kasus partai Islam dan tafsir Islam, orang menjadi khawatir bahwa tafsir tertentu menjadi berlaku, kelompok tetentu menguat  dan merusak penerapan hak asasi manusia. Tetapi secara keseluruhan, Islam menentang hak asasi manusia.

Faktanya banyak hak asasi manusia yang telah dicapai setelah berabad-abad perjuangan, seperti hak -hak perempuan di banyak negara (bahkan di negara-negara seperti Prancis dan Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada). Hak -hak ini sejatinya telah diberikan kepada perempuan dalam Al -Quran. Memang benar bahwa sejumlah tafsir Islam yang pernah berlaku di abad-abad lalu tidak kondusif sekarang dan dan sebetulnya sama sekali tidak membawa pesan-pesan Al-Quran. Tidak ada alasan di zaman modern ini, saat kita dibekalai dengan semua pengetahuan masa lalu, kita harus sepenuhnya meniru masa lalu dan mereproduksi kesalahan masa lalu. Sebaliknya, kita harus tercerahkan dengan Al -Quran dan menggunakannya sebagai dasar untuk menegakkan hak -hak mendasar, semisal hak asasi manusia.

Lalu apakah bisa dikatakan bahwa Islam tidak akan mengalami pencerahan hanya karena tidak membutuhkannya? Jawabannya justru sebaliknya. Pencerahan Islam adalah dengan Al-Qur`an itu sendiri, yang datang dengan latar belakang Jahiliya, atau ketidaktahuan, yang menyalakan jalan dan menunjukkan jalan ke depan. Ini adalah cahaya yang diturunkan oleh Tuhan, dan umat Islam terus terinspirasi oleh Al -Quran.

Pencerahan dalam Islam dalam sejarah yang merevolusi segalanya dan terus berlanjut dari waktu ke waktu sebagai perkembangan yang berkelanjutan. Ada kemungkinan bahwa perkembangan ini tumbuh secara eksponensial dan tiba-tiba saja berkembang dengan cara yang belum pernah sebelumnya. Ini sesuatu yang tidak akan menjadi revolusi di masa lalu. Ini akan menjadi perkembangan alami dari apa yang telah terjadi di masa lalu.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Mempromosikan Budaya Hijau, Inovasi, dan Kerjasama Oleh: Agus setiyono Dalam era ketidakpastian pe....

Suara Muhammadiyah

13 November 2023

Wawasan

Pemikiran Revitalisasi Ajaran Islam Oleh: Dr. Masud HMN, Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. H....

Suara Muhammadiyah

5 June 2024

Wawasan

Refleksi Pilpres (4) Jabatan Adalah Amanah Oleh: Mohammad Fakhrudin, Warga Muhammadiyah Tinggal di ....

Suara Muhammadiyah

23 March 2024

Wawasan

IMM Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat Oleh: Asman Budiman, Kabid Riset dan Pengembangan Keilmuan, ....

Suara Muhammadiyah

26 February 2024

Wawasan

Iktikaf, Masa Lalu dan Masa Kini Oleh: Al-Faiz MR Tarman, Dosen Universitas Muhammadiyah Klaten Ap....

Suara Muhammadiyah

5 April 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah