Pemuda dan Kejayaan Islam: Refleksi Hari Sumpah Pemuda
Oleh: Muhammad Fitriani
Hampir satu abad yang lalu, peristiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1928 menyatukan sejumlah tokoh pemuda dari seluruh Indonesia dalam perjuangan melawan penjajah kolonialisme. Bahkan dengan ada Sumpah pemuda merupakan semangat baru khususnya untuk generasi muda mudi di Indonesia.
Terkait dengan pemuda Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa kelak Allah akan memberikan naungan kepada 7 golongan, dimana salah satu golongan tersebut adalah pemuda yang tumbuh dewasa dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah.ٌّ “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh,. (HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031)
Hadits ini menunjukkan kepada kita bahwa pemuda yang terjaga dan tumbuh dalam ketaatan adalah suatu keutamaan hingga Allah kelak akan memberikan perlindungan. Sehingga jika kita mendapati di lingkungan kita pemuda yang aktif shalat jamaah ke masjid, aktif dalam kegiatan dakwah, sosial kemasyarakatan kita mempunyai tanggungjawab untuk menjaga dan mengembangkan potensi pemuda tersebut.
Marilah momentum hari Sumpah Pemuda ini kita jadikan refleksi sudah sejauh mana kita bertanggungjawab menjaga dan mengembangkan potensi pemuda dan remaja kita. Setidaknya ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk hal tersebut diantaranya:
Pertama, berikan “panggung” untuk pemuda
Saat ini ada sebagian yang mengabaikan potensi pemuda tersebut karena dianggap belum pengalaman. Padahal pengalaman seseorang akan terbentuk jika orang tersebut mengalami. Kapan akan mengalami jika tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengalami? Jangan sampai potensi pemuda tidak bisa berkembang, karena tidak pernah diberi kesempatan. Jangan sampai pemuda dengan segala potensinya tidak termanfaatkan, dan hal tersebut justru bisa mengarah kepada kemadharatan.
Bisa jadi perbuatan dan perilaku menyimpang lainnya pada remaja-pemuda terjadi karena faktor tidak diberikannya kesempatan dan panggung pada mereka. Sehingga mereka mencari panggung sendiri untuk menunjukkan eksistensinya namun kadang tidak terarahkan oleh orangtua. Sehingga pelibatan dan pemberdayaan pemuda dalam setiap program dan kegiatan kemasyarakatan harus selalu dimunculkan, agar pemuda mulai mempunyai pengalaman dan memiliki panggung untuk mengembangkan diri.
Bukankah hal ini pernah di lakukan oleh Rasulullah SAW, yang mengangkat Sahabat Usamah bin Zaid menjadi panglima memimpin pasukan umat Islam melawan Romawi Timur (Byzantium), yang kala itu usia Uzamah bin Zaid masih 18 tahun. Dalam pasukan masih banyak pembesar kaum Muhajirin dan kaum Anshar yang tentunya lebih berpengalaman jika dibanding Usamah bin Zaid.
Rasulullah menepis keraguan sebagian pasukan atas pilihan Rasulullah tersebut dengan menyampaikan "Jika kalian meremehkan kepemimpinan Usamah bin Zaid, berarti kalian juga meremehkan kepemimpinan ayahnya sebelumnya. Demi Allah, jiwa kepemimpinan telah terpatri dalam dirinya. Demi Allah, dia orang yang paling aku cintai. Demi Allah, Usamah diciptakan untuk menjadi pemimpin." Rasulullah SAW memilih sahabat Usamah bin Zaid tentunya karena Rasulullah melihat kapabilitas dan potensi yang dimiliki Usamah adalah tepat dan mumpuni untuk posisi panglima tersebut, meskipun kala itu usia Usamah bin Zaid masih belia.
Kedua, berikan perhatian khusus untuk potensi pemuda
Mari kita buka mata-hati kita, bahwa banyak potensi-potensi kepemudaan di sekitar kita yang harus kita berdayakan, terlebih di era digitalisasi ini. Potensi pemuda lebih banyak kita butuhkan, karena pemuda lebih ‘melek’ teknologi dan penuh wawasan baru. Banyak hal menjadi lebih mudah terselesaikan karena penggunaan teknologi, banyak produk teknologi yang dapat digunakan untuk sarana dakwah, sosial dan kemasyarakatan, sehingga berjalan optimal. Dan itu semua bisa termanfaatkan jika kita melibatkan pemuda.
Ketiga, selalu dampingi pemuda
Ibarat kendaraan, pemuda adalah komponen gas, sedangkan orangtua adalah komponen rem dan spion. Pemuda penuh semangat dan penuh energi, hal ini sangat dibutuhkan untuk menggerakkan organisasi maupun masyarakat, sehingga bisa berjalan dinamis. Namun demikian orangtua juga harus terus berperan mendampingi dengan kebijaksanaannya, dengan banyak makan asam garamnya (pengalaman), sehingga potensi pemuda bisa terarah. Sehingga pendampingan, sinergitas, kerjasama antara orangtua dan pemuda sangat diperlukan.
Ayo para pemuda jangan biar kan masa muda mu, jika tidak diambil masa mudamu akan hilang kesempatan Muda mu, seiring berjalannya waktu, akan sirna kesempatan tersebut, dan tidak akan terulang kembali
saripati dari hadits Rasulullah SAWَ “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al-Hakim)
Semoga kita bisa memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada tersebut untuk selalu beribadah dan beramal kebaikan. Semoga kita bisa mendampingi pemuda kita memanfaatkan waktu dan kesempatan tersebut, dan bisa merangkul dan melibatkan pemuda kita untuk kegiatan dakwah, dan sosial kemasyarakatan untuk kejayaan Islam.
Muhammad Fitriani, Wakil Ketua PWPM Kalteng