PONOROGO, Suara Muhammadiyah - Beberapa pakar inovasi kepemimpinan menyampaikan bahwa tantangan terbesar kepemimpinan hari ini adalah bagaimana memimpin perubahan di tengah dunia yang tengah berubah. Oleh karena itu, inovasi kepemimpinan dengan konteks tersebut menjadi keniscayaan.
Tema inovasi kepemimpinan ini menjadi tema besar pidato kunci Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI Fajar Riza Ul Haq pada kegiatan kaderisasi instruktur MPKSDI Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur di Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
"KH Ahmad Dahlan adalah teladan utama dalam konteks inovasi kepempinan tersebut. Gagasan pendirian amal usaha Muhammadiyah seperti Sekolah, Panti Asuhan, Rumah Sakit dan lain-lain adalah inovasi Ahmad Dahlan dalam merespon konteks sosial politik masa itu". Terang Ketua LKKS PP Muhammadiyah ini.
Lebih lanjut, Fajar menyebut bahwa para pakar kepemimpinan juga bersepakat bahwa musuh utama inovasi adalah kemandegan atau sudah nyaman dengan formula-formula inovasi lama. "Konteks masyarakat, sosial-politik sudah berubah maka formula untuk merespon situasi juga harus baru. Harus inovatif" tegasnya.
Kepemimpinan inovatif menjadi isu strategis dalam penguatan kaderisasi. Tidak hanya di lingkungan Muhammadiyah, tapi juga dalam konteks bangsa yang lebih luas. Kaderisasi merupakan elan vital sebuah organisasi. Termasuk memastikan dan memberikan ruang diaspora kader yang lebih luas di ruang publik. "Muhammadiyah telah membuktikan dalam sejarah republik ini dengan menyiapkan kader-kader terbaiknya untuk memimpin di ruang publik."terangnya.
Menutup pidatonya, Wamen Fajar menegaskan bahwa komitmen Muhammadiyah untuk bangsa Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Termasuk komitmen inklusivitas atau keterbukaan kader-kader Muhammadiyah pada kolaborasi dengan banyak pihak. "Kader Muhammadiyah harus menjadi pemimpin untuk semua pihak guna melahirkan kebijakan dan keberpihakan pada seluruh lapisan masyarakat." Pungkas Fajar. []