Oleh: Lulus Bektiyono, Anggota PCM Tebet Barat
اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Segala puji bagi Allah SwT yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk, serta menganugerahkan akal dan hati untuk memahami kebenaran. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, teladan kita dalam setiap aspek kehidupan, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah
Dalam Islam, keluarga adalah institusi yang paling penting dalam membangun masyarakat yang baik. Pondasi keluarga sakinah tidak hanya terletak pada hubungan suami dan istri, tetapi juga bagaimana seorang anak berbakti kepada orang tuanya. Allah SwT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُواْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tua." (QS. Al-Isra: 23)
Berbuat baik kepada orang tua bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga ibadah yang sangat tinggi nilainya di sisi Allah SwT. Bahkan, Rasulullah saw menyebutkan bahwa keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua:
"Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua." (HR. Tirmidzi)
Namun, hadirin sekalian, di zaman modern ini, penghormatan kepada orang tua sering kali terabaikan. Banyak yang lebih sibuk dengan urusan dunia sehingga melupakan ibu dan ayah mereka. Padahal, keluarga sakinah hanya dapat terwujud jika hubungan antara anak dan orang tua penuh dengan kasih sayang, penghormatan, dan ketaatan kepada aturan Allah.
Di sisi lain, isu yang juga sedang berkembang adalah fenomena childfree, yaitu keputusan untuk tidak memiliki anak. Fenomena ini sering kali didasarkan pada alasan-alasan duniawi, seperti menghindari tanggung jawab atau kekhawatiran akan beban finansial dan emosional. Dalam pandangan Islam, keputusan seperti ini perlu ditinjau dengan hati-hati karena bertentangan dengan tujuan pernikahan, yaitu melahirkan generasi penerus yang saleh. Allah SwT berfirman:
وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجٗا وَجَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَزۡوَٰجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةٗ
"Dan Allah menjadikan bagimu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan menjadikan dari pasangan-pasanganmu itu anak-anak dan cucu-cucu." (QS. An-Nahl: 72)
Anak adalah karunia Allah yang harus disyukuri, dan seorang ibu memiliki kedudukan yang sangat mulia karena melalui dirinya, Allah mengamanahkan kelahiran generasi baru.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Menjadi seorang ibu adalah kemuliaan besar yang diakui dalam Islam. Rasulullah saw menegaskan pentingnya penghormatan kepada ibu hingga tiga kali lebih utama daripada ayah:
"Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya, 'Siapa orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?' Rasulullah menjawab, 'Ibumu.' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Kemudian siapa?' Rasulullah menjawab, 'Ibumu.' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Kemudian siapa?' Rasulullah menjawab, 'Ibumu.' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Kemudian siapa?' Rasulullah menjawab, 'Ayahmu.'” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hal ini menunjukkan betapa mulianya peran seorang ibu dalam Islam. Namun, di tengah fenomena childfree, kita perlu mengingatkan bahwa keputusan untuk tidak memiliki anak karena alasan-alasan yang tidak syar’i dapat mengurangi keberkahan hidup. Anak adalah investasi akhirat, dan melalui doa serta amal kebaikannya, seorang anak dapat menjadi jalan bagi orang tua menuju surga.
Hadirin sekalian
Jika kita merenungkan, betapa besar pengorbanan seorang ibu dalam hidup kita. Dari mengandung, melahirkan, hingga membesarkan anak dengan penuh kasih sayang. Fenomena childfree seharusnya memotivasi kita untuk mensyukuri kehadiran anak-anak sebagai amanah Allah, bukan justru menghindari tanggung jawab yang mulia ini.
Sebagai penutup, marilah kita tingkatkan bakti kepada orang tua kita, terutama ibu, dan menghargai peran mulia seorang ibu dalam membangun keluarga sakinah. Bagi yang sudah menikah, jadikan pernikahan sebagai jalan untuk melahirkan generasi yang saleh. Dan bagi yang masih muda, persiapkan diri untuk menjadi orang tua yang mampu melanjutkan dakwah Islam melalui keluarga.
ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماماً
"Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan-pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan: 74)
Semoga Allah SWT memberikan kita keberkahan dalam keluarga, kekuatan untuk menjadi anak yang berbakti, serta hikmah dalam menyikapi fenomena-fenomena modern dengan bijaksana.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA
اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِميْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ والْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فَيَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ عِلْمًا نَفِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Sumber: Majalah SM Edisi 24/2024