MALANG, Suara Muhammadiyah - Memilih aktif dan bermanfaat dengan menghasilkan karya merupakan pilihan sekaligus panggilan hati. Terlebih menempuh pendidikan strata tiga yang menuntut analisa mendalam, maka penting mengamati fenomena dan menyoroti dalam frame teori agar mampu memberikan solusi.
Demikian uraian Amalia Irfani saat diwawancarai tentang motivasi menulis. Sejak berstatus sebagai mahasiswa doktor Sosiologi UMM dengan rentang waktu dua tahun. Amalia mampu menulis 160an opini ditengah kesibukan kuliah dan terbit di media cetak dan online. Opini tersebut ia bukukan setebal 450 halaman dengan judul "Amaliah berMuhammadiyah". Baginya kesempatan tidak datang untuk kedua kali dengan semangat yang sama, selain komitmen untuk bisa lulus tepat waktu namun dengan hasil memuaskan. Ia pun dijuluki sebagai mahasiswa doktor UMM terproduktif menulis opini selama berstatus sebagai mahasiswa.
Amalia Irfani yang sehari-hari bertugas di IAIN Pontianak, dan aktif di organisasi perempuan 'Aisyiyah Kalimantan Barat, menceritakan ide menulis banyak ia dapat saat mengikuti perkuliahan aktif dua semester secara virtual melalui room zoom cloud meeting, mengikuti kuliah tamu/pakar yang diadakan Pascasarjana UMM, saat mewawancarai subjek dan informan penelitian, atau saat menonton televisi atau channel tertentu di YouTube. Menurutnya ide menulis itu sebenarnya banyak dan ada disekitar kita, hanya saja tidak semua dapat dikisahkan dalam bentuk tulisan jika kita malas atau enggan menggali. Menulis adalah bercerita tentang situasi, menjelaskan fenomena sosial melalui narasi, dan memberikan konklusi atau rekomendasi jika tulisan tersebut adalah opini, dan akhirnya bermanfaat.
Melalui judul penelitian disertasi Gerakan Sosial Pendidikan Muhammadiyah di Kalimantan Barat. Amalia berharap penelitian ini dapat dijadikan rekam jejak perjuangan Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan dengan mainstream berkemajuan dalam memberikan kemanfaatan kepada ummat dan bangsa. Maka bangga menjadi bagian dari perubahan adalah wujud keikhlasan yang ada di sanubari para kader militan Muhammadiyah.
Penelitian yang disebut Prof. Dr. Syamsul Arifin, Wakil Rektor I bidang Akademik Universitas Muhammadiyah Malang, sebagai penelitian untuk menegaskan geliat Muhammadiyah, mengantarkan Amalia Irfani sebagai lulusan tercepat, terbaik dengan IPK 4.00 dengan waktu studi 2 tahun 6 bulan. (ad)