Kita Bergerak Maka Kita Ada

Publish

3 October 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
147
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Kita Bergerak Maka Kita Ada

Iu Rusliana, Dosen Program Magister Manajemen UHAMKA Jakarta, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat

Duduk di belakang meja itu perlu. Mendapatkan laporan, lalu bersama dalam rapat memutuskan. Tapi jika di awal memimpin, perbanyaklah berkeliling ke seluruh area tugas. Jika perlu, datang lebih pagi. Lihat kebiasaan umum yang sudah mengakar menjadi. Ngobrol secara informal. Serap dan dengarkan keluh kesah mereka. Jangan terus berkontemplasi di atas meja, perbanyaklah di lapangan, jadilah pemimpin membumi.

Belanja masalah, begitu para pemimpin menyebutnya. Lalu mulai susun perencanaan setelah berhasil merangkumnya. Maka bersemangatlah untuk mengunjungi yang paling jauh atau bagian yang paling berat, rumit. Temui semua staf internal dan para pemangku kepentingan. Jangan diam saja, Anda bisa dikesani sombong, tak mau bergaul. Pahit dan manis masukan itu biasa, dengarkan dengan lapang dada. Pahit adalah obat untuk perbaikan. Manis adalah penyemangat agar terus bergerak meraih bersama kesuksesan. 

The power of listening, begitu kata Paul Madaule. Dia juga yang mendirikan Listening Centre dan menyelenggarakan Listening Training. Bayangkan, untuk menjadi pendengar yang baik saja harus pelatihan. Memang, kecenderung kita ini banyaknya mau didengarkan, bukan mendengarkan. Merasa lebih pintar, hebat, dan berpengalaman sehingga semuanya harus mendengarkan. Padahal boleh jadi, mereka yang diajak bicara lebih hebat dari kita. Walau Anda pimpinannya, rendah hatilah. 
  
Serap energi dukungan dari mendengarkan. Kekuatan mendengarkan itu sangat berdampak bagi lingkungan internal maupun eksternal. Secara internal, akan menyolidkan. Secara eksternal, akan mengokohkan dukungan dari para pihak, para pemangku kepentingan. Semuanya nyaman dan senang karena aspirasi didengarkan. Jangan ndableg, masa bodoh, keras kepala, tidak mau mengkritisi ke dalam, memperbaiki diri dan menguatkan peran hati untuk memastikan semuanya terayomi.  

Dengan turun berkunjung, akan sangat membuat mereka bangga. Agar tidak merepotkan, tidak usah terlalu resmi, namun lakukan sekali-kali. Temui semua, sehingga merasa diperlakukan adil. Bagian kering dan basah diperlakukan sama. Disuguhi ataupun tidak bukan masalah utama. 

Apalagi bagi kita yang aktif di organisasi nonprofit, misalnya organisasi sosial kemasyarakatan. Semangat juang anggota di unit terbawah hendaknya menjadi inspirasi gerakan. Mereka berangkat selesai subuh, berjalan kaki atau naik mobil bak terbuka dengan riang gembira. Biasanya membawa serta bekal berupa nasi timbel dan berbagai lauk pauknya. Riang gembira selama perjalanan, sampai lokasi acara membawa kebanggaan. Kadang hanya untuk bertemu Anda sebagai orang pusat, wilayah, atau daerah. 

Sapa, salami, dan ramah lah bila mereka ingin berfoto ria. Tentu saja, bagi mereka, bertemu Anda adalah hal yang langka. Bangga bisa berfoto bersama dan menceritakan kepada teman juga sanak saudara. Kadang dipasanglah di ruang tamu rumah fotonya. Mereka pulang siang harinya. Banyak yang berjalan kaki, bermotor ria, atau naik mobil bersama. Sungguh kebanggaan untuk bisa hadir membersamai para elitnya. Jadi, jangan sia-siakan semangat juang para anggota.
 
Dari semangat mereka kita belajar tentang daya juang berorganisasi. Teruslah besarkan semangat membangun lembaga. Jangan jadi pemanfaat ketaatan akar rumput. Apalagi hanya jadi penjual jasa politik dukungan yang recehan. Berpikirlah menebar kemanfaatan. Jadikan akar rumput, staf terbawah, sebagai mitra bersama membangun kemaslahatan. 

Menyerap energi akar rumput adalah kekuatan. Memberi kita perspektif tentang gerakan yang paling dekat harus dilakukan. Jangka pendeknya terumuskan, maka rencana stratejik jangka menengah dan panjang akan segera terpolakan. Tahapan demi tahapan, juga tonggak capaian akan terang dan mudah ditetapkan.

Susun rencana dengan spesifik. Jelas, detail, dan tegas apa yang mau ditargetkan. Rencana juga harus terukur, dapat diukur, dan ditentukan kapan tercapainya. Jelas tahapan dan tonggak capaiannya. Pastikan rencana kita bukan mimpi di siang bolong. Rencana itu harus dapat dicapai. Agar dapat diraih, potensi internal harus diketahui pasti. Audit internal sebagai kekuatan dan kelemahan terevaluasi. 

Pastikan rencana kita relevan dengan keseluruhan organisasi. Kalau di daerah, selaras dong dengan wilayah. Wilayah selaras dengan prioritas di tingkat pusat. Agar ada ikatan mencapainya, waktu juga ditetapkan. Agar setiap tangga capaian dapat diikhtiarkan semua potensi anggota.

Mari riang gembira untuk turun ke lapangan dan mendengarkan. Belanja masalah itu akan memberikan kita perspektif tentang kebutuhan perencanaan dalam organisasi. Bergeraklah, karena dalam semua gerakan ada keberkahan. Diam dan mendiamkan adalah awal kemunduran, bahkan kehancuran. Kami berencana, bergerak, mengevaluasi, dan menindaklanjuti, maka kami ada. Wallaahu’alam.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Memaknai Idul Fitri Dibalik Baju Baru dan Ketupat Oleh: Asyraf Al Faruqi Tuhulele, Forum Mahasiswa ....

Suara Muhammadiyah

10 April 2024

Wawasan

Ibu-Ibu Penjaga Negeri: Dakwah Ketahanan Pangan ala Aisyiyah Oleh: Furqan Mawardi, Ketua Lembaga Pe....

Suara Muhammadiyah

13 May 2025

Wawasan

Politik Inklusif Bagi Perempuan Oleh: Sakinah Fitrianti Politik inklusif hadir sebagai upaya mew....

Suara Muhammadiyah

10 October 2024

Wawasan

Puasa: Jalan Kesempurnaan Spiritual yang Penuh Hikmah Oleh: Suko Wahyudi, PRM Timuran Yogyakarta P....

Suara Muhammadiyah

10 March 2025

Wawasan

Refleksi Hari HAM: Telaah Fenomena Kristen-Muhammadiyah Royyan Mahmuda Al’Arisyi Daulay, S.H.,M.H.....

Suara Muhammadiyah

11 December 2024