YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mendukung program pendampingan microfinance Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) yang dilakukan oleh PUM Netherlands Expert selama dua pekan (17 – 30 Juli 2024) di empat BTM Muhammadiyah (Magelang, Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara). Dengan adanya pendampingan ini sekaligus pilot project pertama kali bagi PUM untuk membantu BTM menjadi sebuah lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) yang berkualitas. Demikian pernyataan Deputi Direktur Lembaga Keuagan Mikro Syariah KNEKS; Bagus Aryo, Phd, mengomentari, kegiatan pendampingan PUM selama ini di BTM.
Diakui oleh Bagus Aryo, dalam pengelolaan LKMS di Tanah Air masih banyak berbagai masalah yang harus diatasi diantaranya tentang tata kelola, mitigasi risiko, pengelolaan sumber daya manusia, manajemen regulasi, efisiensi, teknologi IT dan sebagainya. Kehadiran expert PUM Netherlands; Mr. Lex Boogaarts di BTM dengan pengalaman dan pengetahuannya salama ini akan membantu pengelolaan manajemen BTM dengan baik.
“Kesempatan ini saya rasa harus dimanfaatkan oleh BTM dengan baik dan menjadi pelajaran bagi koperasi – koperasi syariah yang lain untuk bisa berkembang,”ucapnya.
Terkait pengelolaan manajemen BTM, KNEKS sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh BTM Amman Magelang selama ini dalam mengimplementasikan manajemen kinerja berbasis KPI Digital. Istilah KPI dalam manajemen bisnis selama ini bukan sesuatu yang baru karena sudah banyak organisasi dan perusahaan menggunakan KPI untuk mengukur seberapa baik capaian kinerjanya. Dan dengan digitalisasi pengelolaan manajemen kinerja, maka proses perencanaan, monitoring dan evaluasi kinerja dilakukan tidak lagi manual namun sudah berbasis web sehingga dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun, 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu.
Digitalisasi pengelolaan kinerja berbasis KPI ini dilakukan oleh BTM Amman Magelang bertujuan untuk mempercepat proses pengambilan keputusan strategis dalam melakukan perbaikan berkelanjutan. Selama ini kendala utama yang sering kami hadapi lemahnya proses monitoring kinerja akibat masih dilakukan offline dan manual. Karena kesibukan masing-masing, tidak mudah untuk menyiapkan waktu khusus untuk bertemu bersama-sama guna mereview kinerja dan membahas langkah-langkah perbaikan.
“Dengan digitalisasi manajemen kinerja, jadual monitoring dan evaluasi kinerja bisa dilakukan tepat waktu karena bisa dilakukan kapanpun,”terang Bagus.
Kemudian Ketua BTM Banyumas; Eko Widhiarto, mengucapkan terimakasih atas kehadiran expert PUM Netherlands; Mr. Lex Boogaarts selama ini yang telah membantu mendampingi manajemen BTM. Menurutnya BTM yang merupakan LKMS memiliki pangsa pasar yang masih terbuka luas, serta tumbuh dan besar dari bawah sehingga hal ini butuh dukungan dari Persyarikatan.
Kemudian dengan kehadiran Mr. Lex Boogaarts yang telah memberikan motivasi dan transfer pengetahuan kepada BTM, Eko merasakan, ternyata BTM adalah raksasa ekonomi yang masih tidur dalam pengembagngan pilar ketiga. Untuk membangkitkan raksasa yang baru tidur itu memerlukan sinergitas dan perhatian tersendiri.
“Kehadiran PUM Netherlands dan Mr. Lex Boogaarts sebuah anugerah bagi kami dan saya berharap Muhammadiyah ke depan harus bisa kerjasama untuk mengembangkan pilar ketiga (bidang ekonomi) di Persyarikatan,” pungkas Eko.