SOLO, Suara Muhammadiyah – Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) menggelar Ideologi, Politik, dan Organisasi (Ideopolitor), di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah bertajuk Mengokohkan Peran Strategis Muhammadiyah dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Sabtu Ahad (4-5/11/2023).
Ketua MPKSDI Dr Suyanto Sag MPdI menjelaskan kegiatan ini diikuti dari unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surakarta, Majelis dan Lembaga Muhammadiyah Surakarta dan Ortom Tingkat Daerah Kota Surakarta.
Suyanto mengatakan Ideopolitor adalah salah satu bentuk upaya Muhammadiyah untuk menguatkan pemahaman para Pimpinan dan Anggotanya, berkenaan dengan ideologi, politik, dan manajemen organisasi.
Memahami ideologi, politik dan organisasi Muhammadiyah menjadisebuah keharusan warga persyarikatan ini untuk menjadi penggerak dakwah yang berkemajuan dengan mengandalkan akal sehat.
“Dengan demikian, penguatan ideologi dimaknai sebagai bagaimana kita mengatur urusan dan anggota dalam persyarikatan agar terstruktur sehingga bisa menjalankan dengan aman dan nyaman dalam rangka membentengi diri kita dari masuknya ideologi-ideologi lain,” katanya, di sela-sela pembukaan.
Suyanto menjelaskan, beberapa materi yang akan diberikan dalam kegiatan ini meliputi: Arah kebijakan Muhammadiyah Kota Surakarta disampaikan Drs KH Anwar Sholeh Mhum; Idiologi dan Visi kebangsaan Muhammadiyah menghadapi tahun politik oleh Bachtiar Dwi Kurniawan SFilI MPA Ketua MPK-SDI PP Muhammadiyah; Risalah Islam Berkemajuan Prof Dr Sofyan Anif MSi Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Lalu materi KPI dan Program Kerja PDM Prof Dr Muhammad Da’i SSi MSi Apt Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Surakarta; Visi, Misi dan Strategi pelaksanaan program kerja Drs H Rokhani Mhum Sekretaris PDM Kota Surakarta; dan Fathul Qulub dari Fasilitator/MPKSDI.
Muhammadiyah merupakan Gerakan Tajdid, senantiasa memperbaharui, merekontruksi nilai-nilai yang ada agar selaras dengan perkembangan dan kebutuhan.
“Terlebih dalam konteks ideologi, politik, dan organisasi. Ideopolitor menjadi forum yang tepat untuk merumuskan seperti apa konsep dan kontribusi Muhammadiyah khususnya persoalan yang terkait dengan ideologi, politik, dan organisasi,” kata Suyanto, mantan Kepala SD Muhammadiyah Kauman Surakarta Muhammadiyah itu.
Dalam hal ini Majelis Pimpinan Kader dan Sumber Daya Manusia (MPK-SDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Karesidenan Surakarta secara konsisten menyelenggarakan dialog ideopolitor.
“Ini sangat strategis karena juga memberikan pemahaman tentang dinamika politik nasional dan global serta implikasinya terhadap Muhammadiyah di berbagai level pimpinan, dan penguatan manajemen organisasi dan kepemimpinan Muhammadiyah yang fleksibel dan adaptif di era perubahan dalam rangka menyukseskan program-program pengembangan Muktamar ke-48 di Surakarta,” pungkasnya. (Jatmiko)