BANTUL, Suara Muhammadiyah - Ribuan jamaah tampak memadati Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam gelaran Tabligh Akbar Ahad Pon ke-65 pada Ahad (15/06). Sebuah agenda rutin yang telah menorehkan jejak panjang dalam dakwah persyarikatan.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Aisyiyah (PCA) Banguntapan Selatan bekerja sama dengan Universitas Ahmad Dahlan serta Angkatan Muda Muhammadiyah tingkat cabang, seperti Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Tapak Suci, Hizbul Wathan, dan Lazismu.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua PCM Banguntapan Selatan, Aris Abdullah, MSi. Dalam penjelasannya, ia menyampaikan bahwa pengajian Ahad Pon telah memasuki putaran ke-65.
“Waktu itu, jamaah kita baru sekitar dua ratus orang. Kini, Alhamdulillah, jumlahnya sudah mencapai dua ribu jamaah. Ini bukan angka semata, tapi bukti cinta dan semangat warga terhadap dakwah Muhammadiyah,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan UAD dalam pelaksanaan acara ini. Selain itu, Aris juga mengumumkan adanya pelayanan cek kesehatan gratis dari mahasiswa IMM Kedokteran UAD, sebagai bentuk fasilitas UAD dan kontribusi nyata dalam bidang sosial kemanusiaan.
Rektor UAD, Prof Dr Muchlas, MT, dalam sambutannya, mengungkapkan rasa bangganya karena Masjid Islamic Center UAD dipilih sebagai lokasi kegiatan pengajian besar ini.
“Sungguh sebuah kehormatan besar bagi kami. Masjid ini berada di kompleks Kampus 4 UAD, dan hari ini dihadiri ribuan jamaah dari Banguntapan Selatan,” ucap Muchlas. Ia berharap agar kolaborasi dengan PCM dan PCA bisa semakin kuat.
Puncak acara adalah sesi pengajian inti yang disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Dr Muh Ikhwan Ahada, MA. Ia mengapresiasi kerapihan dan konsistensi PCM dan PCA Banguntapan Selatan.
“Saya saksikan sendiri, pengawasan dan manajemen kegiatan ini sangat terstruktur. Ini bukti bahwa kader Muhammadiyah tidak hanya bergerak, tapi juga terorganisasi dengan baik,” kata Ikhwan.
Dalam ceramahnya, Ikhwan menekankan pentingnya ketundukan dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah sebagai inti ajaran Islam. Ia mengutip Q.S. Al-Hajj ayat 34 dan Q.S. Al-An’am ayat 162 untuk menjelaskan bahwa ibadah, termasuk kurban, merupakan bentuk penghambaan total kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ia juga menguraikan makna “mukhbitin” berdasarkan tafsir Ibnu Katsir, yakni golongan orang yang hatinya khusyuk saat mendengar nama Allah, sabar menghadapi ujian, mendirikan shalat, dan gemar berinfak, yang menurutnya, merupakan golongan yang dirindukan surga.
Ikhwan mengajak jamaah untuk menjadikan momentum pengajian sebagai sarana menumbuhkan kembali semangat ketundukan dan keikhlasan kepada Allah. “Dengan pengajian ini, kita bangkitkan kembali ruh Islam yang sejati. Dan yakinlah, Islam akan bangkit, dan Muhammadiyah akan jaya!," tegasnya.
Kegiatan ini tidak sekadar menjadi rutinitas tahunan, tetapi menjadi simbol kebangkitan dakwah Muhammadiyah yang lahir dari sinergi antara PCM, PCA, ortom, perguruan tinggi, dan masyarakat. Konsistensi yang telah terjaga sejak 2016 menunjukkan bahwa gerakan ini tidak hanya berjalan, tetapi juga terus tumbuh dan mengakar di tengah-tengah umat. (BT/n)