DENPASAR, Suara Muhammadiyah - Perkaderan adalah ruh Persyarikatan Muhammadiyah. Saat perkaderan berdenyut di semua lini, maka Muhammadiyah akan tetap lestari sampai kapanpun. Berangkat dari kesadaran inilah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bali mengadakan konsolidasi perkaderan. Acara dihadiri oleh wakil dari MPKSDI PP Muhammadiyah, Benni Setiawan, Masruhan, Wakil Ketua PWM Bali, Hamsun Imtihan, Sekretaris PWM Bali, Tatang Mukti Wijaya, Sekretaris PWM Bali, dan sejumlah Ketua PDM Kota dan Kabupaten di Bali.
Selain itu acara konsolidasi kader juga dihadiri oleh extrainee Baitul Arqam Pelatihan Instruktur (BAPI) Wilayah tahun 2024. Konsolidasi perkaderan PWM Bali juga dihadiri oleh perwakilan dari Pimpinan Organisasi Otonom (Ortom), seperti IMM, IPM, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul 'Aisyiyah, Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Hizbul Wathan Pimpinan Wilayah Bali.
Acara berlangsung penuh keakraban di Gedung Dakwah PWM Bali pada Jumat, 5 September 2025. Konsolidasi perkaderan membincang strategi menumbuhkan dan menggembirakan perkaderan utama di semua lini.
"Terselenggaranya perkaderan utama merupakan amanat Muktamar. Oleh karena itu semua level pimpinan perlu mendorong terselenggaranya DA/BA. Dan MPKSDI merupakan ujung tombaknya. Karena itu, struktur MPKSDI sampai Tingkat Cabang harus aktif", kata Benni dalam sambutannya.
Masruhan, menyebut bahwa banyak hal yang perlu dibenahi terkait dengan perkaderan di Bali. "Struktur MPKSDI di sini belum terbentuk sampai Cabang. Bahkan ada beberapa PDM yang belum memiliki kepengurusan MPKDSI," ujarnya.
Kondisi ini tidak lepas dari berbagai dinamika yang terjadi di MPKSDI PWM Bali. "Sampai saat ini kami terus berbenah agar MPSKDI dapat menjadi ujung tombak perkaderan di Bali. Dalam waktu satu bulan ke depan, kami akan memastikan semua PDM sudah memiliki pimpinan MPKSDI", tambahnya.
Konsolidasi perkaderan ini, semua pihak diharapkan menjadi bagian penting dalam proses perkaderan utama. Tentunya semua itu adalah ikhtiar agar Muhammadiyah tetap lestari di Pulau Dewata. (Wan/Cris)