YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Koordinator Komiariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Korkom IMM) mengadakan forum silaturahmi se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Acar tersebut mengangkat tema “Koneksi Ikatan Wujudkan Kolaborasi yang Adaptif” yang bertempat di Ruang Sidang Gedung AR Fakhruddin B lt. 5 University Muhammadiyah Yogyakarta pada Selasa (25/8/2024).
Acara tersebut menghadirkan peserta dari Korkom IMM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Korkom IMM Universitas Ahmad Dahlan, Korkom IMM Universitas Gadjah Mada, Korkom IMM Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Korkom IMM Universitas Negeri Yogyakarta, dan DPD IMM DIY. Kemudian untuk menyambut para tamu, mengadirkan juga Dr. Imam Mahdi, S.I.P, M.A. dan Prof. Faris Al-Fadhat S.I.P., M.A., Ph.D.
Imam, selaku pembina Korkom IMM UMY dalam sambutannya mengatakan bahwa bagaimana pentingnya tata kelola organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah baik dalam Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah maupun non-PTMA.
"Jadi korkom ini kan adalah perpanjangan tangan baik cabang ke komisariat maupun sebaliknga. Sehingga posisi ini adalah posisi yang penting baik untuk mencapai perkaderan, intelektual, maupun pergerakan" ucapnya.
Kemudian Imam, mengatakan juga agenda silaturahmi tidak hanya dilakukan dalam acara formal saja tetapi juga dilaksanakan secara kultural.
"Besar keinginan kami agenda-agenda seperti ini bisa dilakukan secara lebih sering dan tidak harus formal. Anda bisa melakukan kegiatan ini dimana saja asalkan produktif" tururnya.
"Besar juga harapan kami, kegiatan ini adalah sebagai wadah untuk menyelesaikan permasalahan kontemporer baik dalam tubuh IMM maupun konteks nasional. Karena sudah saatnya korkom bisa juga mengambil peran yang lebih luas" tambahnya.
Faris Al-Fadhat, selaku Wakil Rektor IV Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan AIK UMY menyampaikan dalam sambutannya bahwa Korkom memiliki peran penting dalam Universitas.
"Selain urusan administratif, saya kira imm juga perlu untuk mengambil peran dalam konteks intelektual dan politik" tuturnya.
"selain itu juga, imm harus mengangkat isu-isu yang sentral baik dalam konteks lokal maupun nasional. Dalam konteks politik dan demokrasi, wacana keilmuan, ataupun konteks internal" tambhanya.
Selanjutnga, dalam isu-isu keorganisasian yang berkembang akhir-akhir ini, Faris Al-Fadhat menyampaikan keresahannya pada mahasiswa yang enggan untuk berhabung dalam organisasi.
"fenomena mahasiswa yang tidak gemar masuk organisasi perkaderan belakangan ini ramai diperbincangkan. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk imm untuk lebih berperan lagi di kampus masing-masing" ungkapnya.
"IMM jogja yang dikenal secara luas dengan tradisi intelektualnya. Iklim intelektual di jogja yang stabil ini harus teman teman jaga ke depan. Karena dengan hal ini, bisa menjadi salah satu hal yang menjadikan organisasi perkaderan (IMM) tetap eksis sampai hari ini. Itu adalah tugas teman-teman semua" tambahnya.
Kemudian acara tersebut dilanjutkan dengan pemaparan gambaran umum dari koordinator komisariat dari masing-masing Universitas dan dari DPD IMM DIY bidang Pengembangan Jaringan Perguruan Tinggi. Selanjutnya dilaksanakan juga tanya jawab dan Focus Group Discussion. (Akmal Basyir)