SYDNEY, Suara Muhammadiyah — Tiga delegasi Pimpinan Pusat Aisyiyah mengunjungi warga Muhammadiyah dan Aisyiyah di New South Wales, Australia, pada Sabtu (10/8/2024) lalu. Mereka adalah Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan, Siti Syamsiatun, Wakil Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial, Ro’fah, dan Anggota Lembaga Penelitian dan Pengembangan, Vita Fitria.
Ketiganya mensosialisasikan putusan tarjih “Fikih Perlindungan Anak” dan Gerakan Aisyiyah Cinta Anak (GACA) dalam kesempatan Pengajian Bulanan yang diadakan oleh Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales (PRIM NSW) dan Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah New South Wales (PRIA NSW). Pengajian bertempat di rumah warga (keluarga Bapak Alain dan Ibu Heni) di Glenfield, sejarak 35 menit perjalanan kereta dari Central Station Sydney.
Siti Syamsiatun menggarisbawahi pentingnya perlindungan anak sebagai bagian dari kaderisasi dan pembangunan keluarga sakinah.
“Pengertian anak di sini tidak saja mencakup anak biologis, tapi dapat juga mencakup anak ideologis,” tandasnya.
Selanjutnya, Ro’fah, yang juga Ketua Divisi Kajian Kemasyarakatan dan Keluarga Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, menguraikan bagaimana anak dipandang berdasarkan manhaj tarjih, serta upaya Aisyiyah untuk secara kuat mendorong perubahan persepsi dan perilaku masyarakat terhadap anak. Ia mengingatkan bahwa relasi orang tua dan anak perlu didasarkan pada prinsip-prinsip kemuliaan manusia (karamah insaniyah), kesetaraan (musawah), kasih sayang (rahmah), dan pemenuhan hak hidup.
Sementara itu, Vita Fitria mengulas berbagai contoh kasus yang menunjukkan pentingnya perlindungan anak dan cinta anak ini menjadi gerakan bersama, terutama di Muhammadiyah, di mana pun warganya berada.
Selain menyampaikan produk putusan tarjih dan perkembangan gerak Aisyiyah, ketiga narasumber juga menggali informasi dari para peserta tentang pola asuh dan perlindungan anak dalam konteks Australia. Pengalaman dan wawasan dari peserta pengajian ini menjadi masukan dan inspirasi penting bagi penguatan perlindungan anak dan keluarga sakinah yang digalakkan oleh Aisyiyah.
Di pengantar pengajian, Ketua PRIM NSW, Izza Rohman, sangat menyambut baik kehadiran PP Aisyiyah di Sydney, yang ikut menyemangati gerak internasionalisasi Aisyiyah di Australia. Menguatnya internasionalisasi Aisyiyah menurutnya akan sangat menopang internasionalisasi Muhammadiyah. Izza menyinggung visi
“Muhammadiyah paket lengkap” di Australia, yakni di mana tidak saja Persyarikatan Muhammadiyah eksis di negara ini tetapi juga amal usahanya, dan semua organisasi otonomnya.
Di NSW sendiri PRIA NSW telah sangat aktif bergerak dalam dua tahun terakhir, sehingga sangat membantu kerja-kerja PRIM NSW dan PCIA Australia. Misalnya pada akhir bulan ini, PRIA NSW akan menggelar stan penjualan soto dan sate Padang di Indonesian Independence Day Festival, yang hasil keuntungannya disumbangkan untuk dana perintisan amal usaha Muhammadiyah di Sydney.
PRIA NSW juga akan terlibat dalam Baitul Arqam Aisyiyah yang rencananya digelar di Muhammadiyah Australia College, Melbourne pada awal Oktober tahun ini. Ini akan menjadi Baitul Arqam Aisyiyah perdana di Australia, menyusul kesuksesan dua Baitul Arqam Muhammadiyah di Melbourne dan Sydney sebelumnya.
Selain berkunjung ke Sydney, ketiga delegasi PP Aisyiyah juga berkesempatan mensosialisasikan produk Muktamar Aisyiyah, Risalah Perempuan Berkemajuan, di pengajian PCIA Australia di Melbourne. (Alle)
