MALANG, Suara Muhammadiyah - Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) UMM berhasil mendapat akreditasi A yang dikeluarkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Surat akreditasi tersebut dikeluarkan pada akhir tahun lalu dan dan diberikan langsung oleh Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi kepada Kepala Divisi Alumni UMM Rahmawati Khadijah Maro, S.Pd., M.P.Ed.
Akreditasi tersebut sekaligus sebagai tanda legalitas yang dimiliki oleh lembaga LPK untuk menjalankan pelatihan di lingkungan kampus. Rahma, panggilan akrabnya, mengatakan, proses akreditasi LPK dimulai sejak beberapa bulan lalu. Beberapa aspek yang meliputi visi misi, sumber daya manusia, tata kelola pelatihan, dan lain sebagainya.
“Kami sangat bersyukur dengan akreditasi yang dicapai LPK ini. Apalagi sejak vakum akibat Covid-19, kami jadi tidak dapat melaksanakan pelatihan bagi alumni atau mahasiswa seperti sebelumnya,” ucap dosen Program Studi Bahasa Inggris itu.
Uniknya lagi, LPK UMM berhasil mendapat penghargaan lulus akreditasi tanpa revisi. Tak hanya itu, LPK UMM juga menjadi salah satu lembaga pelatihan yang dibiayai penuh oleh dinas ketenagakerjaan untuk melakukan akreditasi.
Sebagai tambahan, LPK didirikan sejak tahun 2018. Lembaga ini memiliki misi untuk mengembangkan skill mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Sejak menerima legalitas dari pemerintah, LPK memiliki beberapa jenis pelatihan yang dapat diikuti masyarakat umum seperti manajemen, kewirausahaan, manajemen keuangan, pemasaran, public relation, perbankan syariah, dan lain sebagainya. Namun, karena Covid-19, pelatihan yang disediakan harus dihentikan terlebih dahulu.
Saat ini, LPK menambah satu pelatihan baru yang diberi nama pembuatan roti manis dan roti sobek. Dalam penyelenggaraan pelatihan itu, LPK bekerjasama dengan Dunia Kerja Dunia Industri (DUDI) seperti Rayz Hotel Malang, Kapal Garden Hotel Malang, dan My Dormy Hostel.
“Pelatihan tersebut akan diselenggarakan tanggal 8 sampai 9 Maret 2024 nanti. Ada beberapa materi yang diberikan, seperti teori dan praktik langsung dari praktisi. Jadi para peserta tidak kebingungan. Agenda itu terbuka untuk umum, jadi mahasiswa atau masyarakat bisa turut serta,” tegasnya.
Tak hanya mengenai cara pembuatan, peserta nantinya juga akan mendapat pelatihan manajemen keuangan, promosi, praktik, hingga distribusi dan cara penyimpanan. Rahma mengatakan, target peserta dari pelatihan ini sebanyak 40 orang.
Adapun kelebihan dari pelatihan yang diadakan oleh LPK UMM ini tak hanya dari segi skill yang diberikan, tapi juga adanya sertifikat, diajari langsung oleh para pakar dibidangnya, fasilitas untuk meminjam alat seteleh pelatihan berlangsung, hingga bertukar pikiran dengan anggota lain.
“Jadi, semisal nanti setelah pelatihan peserta ada yang ingin membuka usaha namun tidak memiliki peralatan yang dibutuhkan, mereka dapat meminjam peralatan yang kami sediakan di LPK UMM ini. Tak hanya itu saja, alumni pelatihan juga diberikan akses diskusi dengan kami agar skill yang mereka dapatkan tidak cepat hilang,” tambahnya. (diko)