YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Hanya perlu waktu satu jam pengecasan, betrik ergonomis, becak yang dipadukan dengan aspek teknologi menjadi terobosan dalam menghadirkan moda transportasi yang ramah lingkungan sekaligus tetap lekat dengan nilai budaya. Becak listrik yang dirancang oleh tim dari Universitas Ahmad Dahlan itu diperkirakan dapat melaju sampai 50 km dalam sekali charge.
Oleh karena itu, untuk menunjang mobilitas para wisatawan di Kota Yogyakarta, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama pemerintah Kota Yogyakarta meresmikan charging station serta menghibahkan dua unit betrik 1912 kepada paguyuban becak yang ada di sekitar Jl. KH Ahmad Dahlan Yogyakarta. Sebelumnya, di awal tahun, MPM juga telah menghibahkan betrik generasi pertama kepada abang-abang tukang becak yang bernaung di bawah nama Pabelan.
Nurul Yamin, Ketua MPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, hadirnya becak listrik ini menjadi upaya dari Muhammadiyah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat yang saat ini masih berada di garis bawah kemiskinan, salah satunya adalah kelompok tukang becak.
Meskipun angka kemiskinan menurut. Namun yang problem di perkotaan adalah kesenjangan antara si kaya dan si miskin yang semakin melebar. “Ternyata kesenjangan di perkotaan lebih tinggi dari pada di pedesaan. Muhammadiyah di Yogyakarta tidak bisa berdiam diri dalam melihat persoalan ini,” tegasnya.
Walau nampak sederhana, menurutnya, becak listrik ini memiliki banyak kelebihan dibanding dengan moda transportasi lain. Pertama, dari sisi teknologi. Dalam hal ini becak juga tidak mau ketinggalan.
Kedua, dari aspek ekonomi. Becak ini memiliki tarif yang sudah ditetapkan dan dapat dibilang murah. Dari SM Tower ke Tugu Jogja saja, penumpang hanya cukup membayar 40 ribu rupiah.
Melalui tarif yang sudah disesuaikan dengan jarak tempuh tersebut, diharapkan akan semakin meningkatkan kesejahteraan para abang becakn yang kesehariannya nongkrong di depan Hotel SM Tower Malioboro.
Ketiga, dari sisi budaya. Melalui becak listrik ini, MPM mencoba mempertahankan moda transportasi tradisional yang pernah menghiasi jalan Kota Gudeg tersebut. “Pengembangan transportasi tradisional di perkotaan ini akan terintegrasi secara simultan dengan aspek lain, ramah lingkungan, ekonomis, dan sangat lekat dengan nilai budaya Jogja. Ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Dan ini mencerminkan kolaborasi yang sangat indah,” tuturnya.
Antonio Yudono, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD. Mewakili Rektor UAD yang berhalangan hadir mengatakan bahwa menerapkan inovasi dalam sebuah transportasi publik tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Dibutuhkan waktu serta tenaga untuk menjamin bahwa alat transportasi tersebut aman dan nyaman digunakan.
Menurutnya, keamanan menjadi aspek yang sangat penting untuk memastikan bahwa ttansportasi tersebut layak untuk dioperasikan di jalan perkotaan yang ramai dan padat. Ia pun menyampaikan kabar gembira dari becak listrik yang berhasil dikembangkan. Yakni terkait tarif yang sudah baku dan akan dilengkapi dengan aplikasi pendukung, seperti pembayaran yang dapat dilakukan secara elektronik. “Dari becak litrik generasi kedua ini ada kemajuan yang menggembirakan, yaitu sudah ada tarifnya, dan kemudian sedang dikembangkan aplikasi pendukung performanya,” tegasnya.
Dari pemerintah Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono, yang datang untuk mewakili Walikota Yogyakarta menyampaikan mengapresiasinya kepada MPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan UAD yang telah berhasil mendisain becak listrik untuk memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat. “Bahwa Muhammadiyah selalu menjadi yang terdepan dalam pemberdayaan masyarakat,” ucap Yunianto.
Ia yakin, becak yang dihadirkan oleh MPM bersama beberapa stakeholder akan mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan dunia industri pariwisata di Yogyakarta. Yang mana, dalam transportasi modern, waktu perjalanan harus dipersingkat, dan langsung ke titik tujuan. Inilah yang menurutnya menjadi keunggulan dari Betrik 1912 yang diluncurkan.
“Harapannya, becak listrik ini bisa menjadi transportasi yang nyaman dan ramah terhadap lingkungan,” tutupnya. (diko)


