SAMARINDA, Suara Muhammadiyah - Dalam upaya meningkatkan kapasitas para mubaligh, Majelis Tabligh Muhammadiyah Samarinda bekerjasama dengan Sahabat Misykat Indonesia menyelenggarakan Pelatihan Public Speaking dan Penguatan Profil Mubaligh bagi pemateri Hikmah Pagi dan Mutiara Pagi RRI Samarinda. Kegiatan sekaligus siar Milad Muhammadiyah ke-112.
Acara yang berlangsung di Ruang Fak. Kedokteran Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur ini (Ahad, 17 November 2024) diikuti oleh 31 peserta dengan Saparudin, S.IP sebagai mentor serta narasumber utama yang berlatar belakang sebagai announcer, presenter dan Master Of Ceremony serta 14 tahun bergabung di RRI dan dr. H. Agus Sukaca, M.Kes Wakil Ketua Muhammadiyah Kalimantan Timur.
“Kami mewakili UMKT mendukung penyelengaraan kegiatan public speaking ini,” ujar Wakil Rektor UMKT, Dr. H.Suwoko, M.M. “Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siaran para mubaligh yang diberi amanah mengisi Hikmah pagi yang digawangi Majelis Tabligh Muhammadiyah Samarinda dan Mutiara pagi yang diampu oleh Sahabat Misykat Indonesia sebagai Koordinator program.” Acara dibuka secara resmi oleh Ustadz Fuad Abdurrahman dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Samarinda.
Saparudin sebagai narasumber memberikan berbagai teknik dan tips untuk meningkatkan keterampilan public speaking. Coach Saparudin, menekankan pentingnya percaya diri dan penguasaan materi sebagai kunci sukses dalam penyiaran media Radio. “Kita harus mempersiapkan diri agar tidak muncul nervous atau kecemasan dengan persiapan materi yang akan disampaikan”, ujar Saparudin.
Ada tiga tugas utama mulia sebagai mubaligh dalam melakukan siaran. Menyampaikan informasi kebaikan, memberikan motivasi dan mempengaruhi pendengar.
Sesi materi public speaking ini berlangsung menarik karena disampaikan dengan interaktif. Saparudin selaku mentor dalam pelatihan langsung memberi kesempatan pada para peserta untuk dapat praktik sekaligus memberi masukan permasalahan yang timbul dalam melakukan public speaking.
Dalam kesempatan pelatihan ini pemateri juga menyampaikan mengenai gesture dan gerakan tubuh saat melakukan presentasi. Bagaimana cara memegang mic, menatap, dan gerakan tangan kepada audience.
Machnun Uzni selaku founder Sahabat Misykat Indonesia didampingi ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Samarinda Didi Supriyadi mengatakan, “Kepercayaan RRI memberi ruang siar tiap ahad, senin, kamis dan jumat sudah seharusnya disyukuri dengan terus meningkatkan kapasitas mubaligh diluar ilmu agama yang sudah pasti dikuasainya. “. Radio menjadi salahsatu media yang harus terus dijaga sebagai siar bersama dalam melayani kebutuhan Rohani umat.
Sebagaimana penelitian televisi masih menjadi media utama dan Internet tumbuh sangat pesat di berbagai segmen usia, keadaan ini menimbulkan berbagai asumsi terhadap eksistensi media radio.
Hasil temuan Nielsen Radio Audience Measurement menunjukkan bahwa 57% dari total pendengar radio berasal dari Generasi Z dan Millenials atau para konsumen masa depan, dimana saat ini 4 dari 10 orang pendengar radio mendengarkan radio melalui perangkat yang lebih personal yaitu ponsel.
Nielsen Radio Audience Measurement mencatat bahwa meskipun internet tumbuh pesat pada kuartal ini, bukan berarti jangkauan pendengar radio menjadi rendah. Kendati penetrasi media televisi, Media Luar Ruang dan Internet masih tinggi, namun media radio masih terbilang cukup baik di angka 38 %.
Acara yang berlangsung setengah hari ditutup oleh Ustadz Drs. Agus Suwarto Edi, M.Sos selaku wakil ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur.