Masa Lalu Sarat dengan Pengalaman, Masa Depan Kaya dengan Harapan

Publish

30 December 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
100
Dr Arif Rahman, SPdI., MPdI

Dr Arif Rahman, SPdI., MPdI

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tahun segera berganti. Tentu, dalam perjalanannya, tak pelak, manusia melewati masa-masa, situasi, dan suasana dinamikanya yang begitu rupa. “Kadang mendaki, sulit sekali,” kata Arif Rahman, yang tidak sampai di situ saja dikatakan. “Kadang berjalan menurun, mulus sekali. Bahkan kadang mendatar atau stagnan,” ungkapnya.

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan itu mengetengahkan, kehidupan ini tak akan berjalan ke belakang. Pun demikian halnya, juga tidak bisa diulang kembali karena mesin waktu terus bergerak maju ke depan.

“Masa lalu penuh dengan pengalaman. Masa sekarang kita hidup penuh dengan kenyataan, dan juga masa depan penuh dengan misteri dan juga harapan,” ungkapnya saat Khutbah Jumat di Masjid Noor Pakuningratan Yogyakarta, Jumat (26/12).

Di situlah titik temu introspeksi diri (muhasabah) menemukan urgensinya. Tepatlah muhasabah ini dilakukan. “Pada saatnya kita membutuhkan waktu untuk kita me-refresh kembali kehidupan kita,” menekankan, mesti ada transformasi dalam diri, perlahan setahap, namun pasti.

“Kalau hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka dia celaka. Kalau hari ini sama dengan hari kemarin, dia rugi. Kalau hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dialah adalah orang yang beruntung,” tegasnya.

Meski muhasabah tidak pakem harus di akhir tahun, tetapi dari muhasabah inilah kemudian, menjadi pengingat bagi umat Islam untuk tampil menjadi lebih baik lagi. “Berusaha sebisa mungkin melakukan hal-hal yang terbaik dalam amalnya,” sambungnya, menyebut, yang dijalani di kehidupan ini, meski dikonstruksikan menjadi sesuatu hal yang distingtif.

“Jadikanlah kesempatan posisi kita untuk memberikan yang terbaik,” tutur Arif, yang juga Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta.

Termasuk,di dalamnya cakupan spektrumnya, memobilisasikan kebaikan. Memang, kebaikan berimplikasi pada jangka panjang kehidupan setelah duniawi yang sesaat, tapi amat sangat meninabobokan, bahkan tergelincir olehnya. Karena itu, bertungkus lumus berbuat kebaikan merupakan keniscayaan, yang pada hasil akhirnya dapat menuai kemaslaharan.

“Maka, kalau dia berupaya untuk melakukan kebaikan, maka kebaikan itu untuk masa depannya. Bahkan sebaliknya, akan ada hari hisab di mana pada hari itu semua akan terukur,” tandasnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Pensiun merupakan masa yang mutlak dialami setiap pegawai. Pegawai di....

Suara Muhammadiyah

23 January 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Mentalitas unggul harus dimiliki oleh civitas akademika Universitas Mu....

Suara Muhammadiyah

29 March 2024

Berita

SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka mempersiapkan Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD....

Suara Muhammadiyah

19 January 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Mengusung tema Harmonisasi Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia, S....

Suara Muhammadiyah

17 May 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah melaksanaka....

Suara Muhammadiyah

16 December 2025