BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah - Masjid Muhammadiyah Al-Muhajirin Banjarmasin sukses menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga pada Ahad (13/04) sebagai bagian dari upaya nyata meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah secara mandiri.
Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin, Ikhsan Budiman, S.H., M.M., dan turut dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, Alive Yoesfah Love, S.IP., serta Camat Banjarmasin Utara, Norrahmawati, S.AP.
Ketua Masjid Muhammadiyah Al-Muhajirin, Dr. M. Arif Budiman, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari forum urun rembug yang diadakan pada 27 Ramadan 1446 H lalu. Forum tersebut membahas persoalan serius mengenai tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) HKSN, yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari masjid dan sempat meluber hingga ke jalan, sehingga menciptakan pemandangan yang kurang sedap dan menimbulkan bau menyengat serta menghambat arus lalu lintas.
“Melalui forum tersebut, kami bersama warga menyampaikan pernyataan sikap mendesak agar Dinas Lingkungan Hidup segera menangani persoalan sampah yang meresahkan ini. Alhamdulillah, satu hari sebelum Idul Fitri, tumpukan sampah tersebut berhasil dibersihkan,” ujar Arif Budiman.
Namun demikian, ia juga menyesalkan bahwa permasalahan sampah kembali muncul akibat kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dari tingkat rumah tangga. Oleh karena itu, pelatihan ini diselenggarakan sebagai langkah nyata untuk membangun kesadaran tersebut.
Pelatihan menghadirkan tiga narasumber kompeten, yakni Dr. Akbar Rahman (Pemerhati Kota & Lingkungan sekaligus Dosen ULM), H. Fathurrahman (Direktur Bank Sampah Induk Banjarmasin), serta Dwi Naniek dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin. Berbagai topik dibahas, mulai dari konsep dasar pengelolaan sampah, cara memilah sampah organik dan anorganik, hingga praktik pemanfaatan sampah menjadi produk bermanfaat seperti eco-enzym.
Sepanjang sesi pelatihan, para peserta yang berasal dari jamaah masjid serta warga dari berbagai kelurahan di Kota Banjarmasin tampak sangat antusias mengikuti pemaparan materi dan aktif berdiskusi dengan para narasumber.
Sebagai bagian dari hasil pelatihan, setiap peserta mendapatkan sebotol eco-enzym hasil pengolahan sampah organik yang bermanfaat untuk kesehatan dan berbagai keperluan rumah tangga. Salah seorang peserta, Fudji Hidjriyati, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan pelatihan ini, karena memberikan pengetahuan praktis yang sangat berguna bagi masyarakat.
Para peserta berkomitmen untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dengan mengelola sampah rumah tangga secara lebih baik dengan prinsip cegah, pilah, dan olah sampah dari rumah. Harapannya, langkah ini dapat membantu mengurangi krisis sampah yang masih menjadi tantangan serius di Kota Banjarmasin. (n)