YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah -Mengingat pentingnya literasi bagi anak-anak bangsa. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melalui Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh (Lazismu UMY), melakukan launching perpustakaan keliling dalam bentuk satu unit Motor Roda Tiga, pada Senin sore (27/5) di bundaran gedung AR. Fakhruddin UMY.
Program ini berkolaborasi dengan Wonderhome Library, Perpustakaan UMY, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gamping, dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kasihan. Selain itu program ini juga didukung oleh Perpustakaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Bank Indonesia yang turut hadir pada acara tersebut.
Ketua Program Lazismu UMY Rozikan, S.E.I., M.S.I mengatakan bahwa, sebagai salah satu kampus besar di Yogyakarta, tentunya UMY harus bisa berdampak besar bagi masyarakat sekitar. Maka tercetuslah program Perpustakaan Keliling, dalam rangka merealisasikan hadiah dari Bank Indonesia kepada Lazismu UMY, yang berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Lazismu terbaik se-pulau Jawa. Perpustakaan keliling ini sengaja dirancang khusus menggunakan Motor Roda Tiga, supaya dapat menyasar wilayah pedesaan terkhusus di wilayah Gamping dan Kasihan. Sehingga kendaraan tersebut lebih fleksibel untuk masuk ke daerah gang sempit yang cukup sulit untuk dijangkau kendaraan roda empat.
“Sementara satu semester ini kita akan fokus pada dua kecamatan, tepatnya di kawasan Gamping dan Kasihan untuk melihat anomali masyarakat seperti apa. Kami juga menargetkan enam tempat diantaranya tiga sekolah Muhammadiyah, satu sekolah Negeri, dan dua Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). Jadi tidak hanya sekolah Muhammadiyah tapi juga TPA dan sekolah negeri,” ujar Rozikan.
Turut hadir dalam acara tersebut sekaligus meresmikan program perpustakaan keliling Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP., IPM, ASEAN Eng., menyampaikan apresiasi kepada Lazismu UMY terhadap pencapaian dan kerja keras dalam membangun gerakan literasi dan dakwah kepada masyarakat. Program ini membuka wawasan jendela melalui buku dan menanamkan budaya baca buku sejak dini kepada anak-anak Indonesia agar tercipta budi pekerti yang baik.
“Menghilangkan sejenak handphone adalah hal yang luar biasa di era modern ini. Apresiasi besar untuk Lazismu UMY atas kerja kerasnya. Ini program yang sangat bagus, sebab kultur membaca di kalangan anak-anak adalah warisan untuk Indonesia. Semoga program ini akan terus berjalan dan semakin banyak unit yang diterjunkan ke lapangan agar seluruh wilayah pelosok terjangkau,” tutur Gunawan.
Literasi dapat melihat tinggi rendahnya pendidikan suatu negara. Anggota masyarakat yang berpendidikan umumnya lebih melek kemajuan teknologi. Bagi mereka yang tingkat literasinya rendah cenderung mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dengan bayaran yang layak. Maka semakin tinggi literasi semakin tinggi standar hidup yang dapat diraih. Kurangnya keterampilan membaca dan menulis akan mendapatkan kerugian yang luar biasa bagi suatu bangsa.
Sementara itu, Dr. Muhammad Samsudin, M.Pd., dalam sambutannya selaku Manajer Lazismu UMY mengatakan selain perpustakaan keliling, nantinya akan ada kegiatan lainnya seperti pemutaran film edukatif, mendongeng, dan menulis. Hal ini sebagai bentuk strategi untuk mendekatkan budaya membaca kepada anak-anak. Fakta yang ada bahwa di Indonesia bukanlah minat membaca yang rendah, tapi akses kepada buku berkualitas yang kurang. Oleh karena itu ketika UMY bisa memberikan tempat yang bagus untuk membaca dan akses yang mudah dijangkau serta bahan bacaan yang berkualitas maka kunjungan perpustakaan akan meningkat.
“Kecanggihan teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi kita, bagaimana banyak sekali video singkat yang ditonton anak-anak yang mempengaruhi alur pikiran anak bangsa. Maka kecintaan terhadap membaca buku bagi anak akan mempengaruhi pikiran yang kreatif dan sistematis. Harapannya nanti program ini dapat memberikan buku-buku serta kegiatan yang berkualitas bagi anak bangsa,” tambah Samsudin. (DA)