TASIKMALAYA, Suara Muhammadiyah - Gerakan Subuh Mengaji (GSM) yang dilaksanakan secara daring pada Hari Senin (26/8) menghadirkan Dr. Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny, S.ThI,. M.Ag, Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan Alumni Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya. Acara ini mengangkat tema “Model pendidikan Nabi Yakub Alaihisalam”.
Elfan mengatakan, melihat bagaimana fenomena di Indonesia secara terkhusus, terutama dalam dunia global yang tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan.
Ketika sedang melakukan refleksi, mau tidak mau kita harus merujuk kepada ajaran sumber norma dalam beragama, yaitu Al-Qur'an dan hadist. Di dalam Al-Qur'an ada yang namanya qasas al quran atau Kisah-kisah dalam Al-Qur'an hampir satu per tiga Al Qur'an berbicara tentang kisahnya.
Tetapi di antara kita banyak yang memaknai kisah dalam al Qur'an itu semata-mata cerita atau dongeng saja. “Padahal kisah-kisah dalam Al-Qur'an itu ada pesan / pelajaran yang ingin Allah tunjukkan kepada hambanya, sehingga dari Pelajaran - pelajaran itulah kemudian manusia bisa mengambil pelajaran dan menjadikan pedoman dalam kehidupannya,” tegasnya.
Ia ingin menyampaikan tentang kisah Nabi yakub, Nabi yakub kalau kita telusuri dalam sejarah. Nabi Yakub adalah putra Nabi Ishaq bin Ibrahim kemudian Nabi ishaq adalah putra Nabi Ibrahim dan Nabi yakub memiliki putra yaitu Nabi Yusuf dan beberapa saudara-saudarayang lainnya.
Proses pendidikan Nabi Yakub dan menghasilkan generasi-generasi yang sungguh luar biasa hebatnya. “Tentunya dalam proses pendidikan juga ada dinamikanya, tidak semudah membalik tangan,” ucapnya.
Ia menjelaskan, apa yang dilakukan Nabi Yakub sehingga kita bisa mengambil pelajaran yang bisa kita jadikan sebagai alternatif dalam mendidik dan mengasuh Anak.
Ketika kita berbicara tentang Nabi yakub, pasti kita berdominan berbicara tentang Nabi Yusuf. “Karna Kisah Nabi Yusuf lebih banyak diceritakan dalam Surah Yusuf surah ke 12, nanti kalau kita telusuri dalam surah yang berkaitan dengan Nabi Yakub dan Nabi Yusuf bisa ditelusuri dalam surah Al-Anam,” ungkapnya.
Mendidik dengan kasih sayang, kasih sayang yaitu sikap utama yang harus muncul dalam proses mengasuh dan mendidik anak. sehingga ketika anak melakukan kesalahan dalam hidupnya tidak serta merta memfonis Anak tersebut buruk dan harus di beri hukuman. “Nabi Yakub itu beberapa kali di kecewakan oleh putra-putranya terutama saudara saudara Yusuf, tetapi Nabi Yakub masih tetap sayang,” katanya.
Orang tua dan anak juga harus melatih diri untuk tidak berprasangka apalagi berprasangka buruk. karna dalam sebagian prasangka ada perbuatan dosa yang dimanfaatkan setan dan menyesatkan manusia. “Ketika mendidik anak kita harus membangun kepercayaan kepada anak dan memberikan kepercayaan kepada anak,” tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa menanamkan kesadaran dalam benak dan pikiran orang tua harus sesuai dengan fitrahnya anak tersebut. “Mencari tempat tinggal atau mencari sekolah yang bisa memfasilitasi anak sehingga keimanannya bisa tumbuh dengan baik,” paparnya.
Selanjutnya adalah mengendalikan nafsu dan emosi, nafsu adalah anugrah dari Allah, kalau nafsu dan emosi tidak dikendalikan, akan mencelakakan dan menghinakan manusia.
“Orang tua harus menjadi contoh bagi anak-anaknya. apalagi kita pendidik, tentu harus menjadi teladan yang baik bagi anak anak kita,” Tutupnya. (lika/diko)