BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Al-Quran sejak lama telah memberikan pedoman jelas tentang bagaimana sebuah bangsa dapat mencapai kemajuan dan bagaimana manusia bisa meraih kesuksesan pribadi.
Dalam kuliah kebangsaan pada acara Pekan Sosialisasi dan Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Selasa (24/09/2025), Mu’ti mengutip Surah Al-Mujadilah ayat 11 yang menyebutkan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang beriman dan berilmu.
”Dalam perspektif sosiologis, hal ini bermakna sebuah bangsa akan berjaya jika masyarakatnya beriman sekaligus memiliki ilmu pengetahuan,” ujar Mu’ti yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Ia menambahkan, sejarah Islam mencatat banyak tokoh yang menekankan pentingnya ilmu. Ali bin Abi Thalib, misalnya, menyebut bahwa kunci kebahagiaan dunia dan akhirat adalah ilmu.
Menurut Mu’ti, Al-Quran sejak awal telah mengingatkan bahwa mobilitas manusia maupun bangsa sangat ditentukan oleh ilmu pengetahuan. Bahkan sebelum teori ekonomi modern berkembang, kitab suci Islam sudah menempatkan ilmu sebagai dasar kemajuan.
Ilmu merupakan bekal untuk mencapai kesuksesan dan itu bisa diperoleh melalui pendidikan. ”Tanpa kuliah dan pendidikan tinggi, saya tidak mungkin menjadi profesor ataupun menteri,” tegasnya.
Lebih jauh, Mu’ti juga menyoroti tantangan dunia modern yang kini memasuki era kecerdasan buatan. Menurutnya, masa depan bangsa tidak lagi ditentukan oleh kekayaan alam atau kekuatan fisik semata, tetapi oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ia mencontohkan pergeseran ekonomi global dari natural based economy menuju knowledge based economy. Kekayaan alam memang bisa membuat negara kaya mendadak, tetapi sifatnya terbatas. Sebaliknya, pengetahuan, kreativitas, dan inovasi justru menjadi fondasi kesejahteraan yang berkelanjutan.
Mu’ti menyebut perubahan ini sebagai peralihan dari kekuatan otot menuju kekuatan akal. Negara yang unggul, menurutnya, adalah negara yang mampu melahirkan ide, inovasi, dan terobosan baru.
Dalam kesempatan itu, Mu’ti juga mengingatkan mahasiswa UM Bandung untuk bersyukur karena menjadi bagian dari sebelas persen generasi muda Indonesia yang bisa menikmati pendidikan tinggi. Ia menekankan agar kampus dijadikan titik awal untuk merancang masa depan yang lebih baik.
”Orientasi kita harus ke depan. Ayat wa lal-aakhiratu khairul laka minal-uulaa (Al-Quran surah Adh-Dhuha ayat 4) bisa dimaknai sebagai dorongan agar masa depan lebih baik daripada masa kini dan masa lalu,” jelasnya.
Menutup pesannya, Mu’ti mengajak mahasiswa memproyeksikan diri ke tahun 2045 saat Indonesia memasuki era generasi emas. “Apakah kalian akan menjadi profesor, politisi, atau wirausahawan sukses, itu bergantung pada pilihan masing-masing. Namun, kuncinya tetap sama, yakni ilmu dan keunggulan dalam bidang yang kalian tekuni,” pungkasnya.*