Mendorong Pemikiran Islam Berkemajuan dalam Kebijakan Publik

Publish

8 February 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
104
Foto Istimewa

Foto Istimewa

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Majelis Pustaka dan Informasi PWM Jawa Barat bersama Lingkar Studi Islam Berkemajuan Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menggelar Maljum School, sebuah forum diskusi yang menghadirkan bedah buku ”Islam Berkemajuan dan Kebijakan Publik.”

Acara yang digelar di Perpustakaan UM Bandung pada Kamis (06/02/2025) ini dihadiri oleh Wakil Rektor I, Baznas Kota Bandung, dan para mahasiswa yang tertarik dengan khazanah Islam berkemajuan.

Kegiatan ini menghadirkan Guru Besar Komunikasi Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung Asep Saeful Muhtadi sebagai pembedah utama yang mengupas gagasan-gagasan dalam buku tersebut. Dia menyoroti bagaimana Islam berkemajuan dapat berkontribusi dalam kebijakan publik dengan pendekatan yang berbasis nilai-nilai keadilan, demokrasi, dan kesejahteraan sosial.

Sebagai pemantik diskusi, Tati selaku Ketua Lingkar Studi Islam Berkemajuan, memberikan perspektif mengenai relevansi pemikiran Islam progresif dalam menghadapi tantangan kebijakan publik di Indonesia. Dia menekankan pentingnya peran intelektual muslim dalam membangun kebijakan yang inklusif dan berbasis keberpihakan pada masyarakat luas.

Di Awal Tati memaparkan hubungan antara Islam dan kebijakan publik sebagaimana buku yang menunjukkan makna bahwa gagasan Islam berkemajuan seharusnya berdampak positif terhadap semua agenda kebijakan terkait dengan masalah publik. Antara lain hajat manusia, lingkungan, hingga hewan. Islam berkemajuan menjadi grand design Muhammadiyah dan pengoperasionalnya oleh aktivisme Muhammadiyah di berbagai ranah publik.

Diskusi yang dipandu oleh Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PWM Jawa Barat Kelik Nursetiyo Widiyanto ini menegaskan bahwa kajian kebijakan publik dalam perspektif Islam harus terus dikembangkan agar Islam tidak hanya menjadi ranah ibadah individual. Namun, memiliki peran strategis dalam tata kelola pemerintahan dan pembangunan sosial. Lebih spesifik bertujuan agar dapat dipahami oleh masyarakat lebih luas di berbagai lapisan.

Sementara itu, sebagai pembedah, Asep S Muhtadi menegaskan bahwa buku ini berisi tafsir kontekstual Islam. Semua aspek kehidupan dibahas di dalamnya, dari mulai teks Al-Quran, tajdid, hingga pemikiran Ahmad Syafii Maarif. “Jadi, kalau ingin lebih spesifik harus dibuat desain dan framing masing-masing” tambahnya.

Asep berharap berharap Maljum School ini menjadi forum intelektual yang berkelanjutan untuk membahas isu-isu strategis dalam Islam berkemajuan. ”Sebab di era sekarang tidak banyak kita dapatkan forum-forum seperti ini. Padahal, ini akan menjadi ciri khas keberagamaan kita dan juga kebutuhan kita sebagai akademik ataupun intelektual,” ujarnya.

Menjawab Islam kontemporer

Islam berkemajuan dalam perspektif buku ini dapat juga disebut sebagai Islam kontemporer, tidak ortodoks, dan tetap berada pada zamannya sehingga senantiasa menjawab kebutuhan zaman dari masa ke masa.

Sebagai contoh, dapatkah Islam berkemajuan mengklarifikasi bahwa radikalisme itu hanya sebatas isu, sedangkan realitas tidak ada. “Lainnya, dalam wacana moderasi beragama, apakah menjadi wacana Islam atau justru menjadi wacana politik yang dibuat oleh kelompok kepentingan tertentu?” tambah pembedah.

Oleh karena itu, tegas Asep, idealnya gagasan Islam berkemajuan mampu menjawab dan merespons fenomena tersebut, yakni dengan Islam wasatiah dan Islam inklusif sebagaimana yang ada pada buku ini. ”Islam berkemajuan harus menjadi Islam universal tetapi tetap sesuai dengan makna Al-Quran,” tandasnya.

Roni Tabroni, salah satu penulis buku ini, menambahkan bahwa fenomena politik identitas tidak dapat dihindari. ”Oleh karena itu, kehadiran kita harus disertai dengan keteladanan serta sikap yang berlandaskan nilai-nilai keislaman dan kemaslahatan,” katanya.

Tati menambahkan bahwa ini mengingatkannya pada celoteh Muhammad Iqbal, agar jangan sampai kita menjadi budak atas agama dan etika. Beberapa di antaranya yang sudah disebutkan pembedah. Memahamkan lapisan masyarakat atas fenomena simbolisme agama dan juga budaya akan menjadi politik identitas yang berkelanjutan.

Wakil Rektor I UM Bandung Hendar Riyadi mengingatkan untuk menekankan pada mutu dan inklusivitas dalam mengoperasionalkan Islam berkemajuan. Oleh karena itu, kata Hendar, penting bagi Muhammadiyah untuk mengidentifikasi kategori anggotanya.

”Jangan sampai diisi oleh orang-orang yang tidak terlalu baik karakternya juga tidak menjunjung etika beragama. Kader Muhammadiyah tetap berprinsip pada pilar Islam berkemajuan, antara lain Al-Quran dan sunnah, tajdid, tauhid, ijtihad, dan juga berorientasi pada rahmatan lil alamin,” ucapnya. Contohnya dalam merespons kebijakan gas melon, lanjut Hendar, itu jelas tidak menggambarkan keberpihakan pada keyatiman. Belum lagi dari empat ribu hasil riset, ada kisaran enam ratus riset yang bersinggungan dengan polisi.

”Oleh karena itu, polarisasi dan kehendak aparat yang terjadi saat ini tidak sejalan dengan prinsip Islam berkemajuan. Kita diingatkan agar apa yang kita baca dan visi yang kita usung dapat diterima oleh berbagai kalangan masyarakat. Karena itu, kita harus mampu menyampaikan pembaruan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh rakyat, sebab Islam sebagai agama universal ditujukan untuk semua lapisan masyarakat,” ujarnya.*


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat Prof Dr H A....

Suara Muhammadiyah

19 October 2023

Berita

DEPOK, Suara Muhammadiyah- Musyawarah Ranting (Musyran) yang digelar oleh ranting Pondok Petir, Bojo....

Suara Muhammadiyah

18 September 2023

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Asah mental percaya diri dan ketrampilan publik speaking siswa, SMP Muham....

Suara Muhammadiyah

10 January 2024

Berita

SURABAYA, Suara Muhammaadiyah - Sebanyak 19 Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah (PTMA) yang melol....

Suara Muhammadiyah

18 October 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (PERSADA) Universitas A....

Suara Muhammadiyah

8 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah