JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata (MEBP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Sabtu (9//9). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kampus A Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta.
Rektor ITB Ahmad Dahlan Dr Mukhaer Pakkanna SE., MM menyampaikan apresiasi penyelenggaraan Rakernas di kampusnya. “Kami berterima kasih sebagai tuan rumah di sini kepada MEBP yang sudah menunjuk kampus kita sebagai tuan rumah (Rakernas),” ucapnya.
Sementara, Ketua MEBP PP Muhammadiyah Dr Arif Budimanta menyampaikan dalam menjalankan tugasnya, MEBP berpatokan dengan hasil Tanfidz Keputusan Muktamar ke-48 Muhammadiyah. Yakni bangkitnya etos dan kreativitas bisnis, kewirausahaan, dan amal usaha ekonomi yang berdaya saing dalam menguatkan kemandirian Muhammadiyah untuk memajukan kehidupan umat dan bangsa.
“Jadi kata kuncinya etos, ghirah, semangat untuk maju itu dalam bidang kewirausahaan berdaya saing. Jadi bukan hanya close loop economy tetapi juga menjadi bagian daripada ekosistem ekonomi nasional,” ujarnya.
Arif mengatakan Rakernas kali ini akan berfokus pada aspek end to end yakni mengenai siklus dan ekosistem ekonomi maupun bisnis. Menurutnya hal tersebut sangat penting bagi keberlanjutan kehidupan bangsa kini dan ke depan.
“Ekonomi bisnis itu kita berbicara produk. How to produce (Bagaimana cara memproduksi), kemudian bagaimana cara memasarkannya. Untuk memproduksi butuh missal bahan baku dan pembiayaan. Ini semua menjadi potensi-potensi yang bisa kita bangkitkan bersama kalau kita bekerja secara berserikat membangkitkan aktivitas ekonomi berdasarkan satu kekuatan ekosistem yang ada di dalam sendiri,” katanya.
Arif mengingatkan untuk menumbuhkembangkan potensi tersebut, seluruh anggota harus berkolaborasi dan bekerja sama. Ini sebagai fondasi utama di dalam menjalankan program kerja yang akan dijalankan selama tempo lima tahun ke depan. “Spirit yang paling utama itu adalah spirit kebersamaan dan spirit maju secara bersama,” tegasnya.
Menurut Arif, saat ini MEBP telah menjalankan program yakni penyediaan rumah bersubsi bagi warga di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Rumah bersubsdi ini diperuntukan untuk pemenuhan kebutuhan esensial bagi para pengurus, guru, karyawan, dosen, maupun perawat.
“Ini sudah jalan. Kita mendapatkan alokasi kurang lebih sekitar 2000 rumah untuk tahun ini dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan. Sekarang hampir mencapai 1000, kuotanya tinggal 1000 lagi. Tolong nanti kemudian teman-teman dapat memanfaatkan. Inilah program yang didedikasikan buat warga,” tuturnya.
Arif mengungkapkan program tersebut bukan hanya perumahan, tetapi lebih lanjut terdapat ratusan supply chain. Melalui program ini, warga Persyarikatan Muhammadiyah dapat memanfaatkan untuk membuka peluang usaha. Lalu ada di bidang farmasi dan kesehatan yakni industri surya vena (pabrik infus).
Spirit dari pendirian industri ini untuk memberikan dorongan agar energi kemuhammadiyahan mengalir di dalam darah warga Persyarikatan lalu ditransferkan kebaikannya untuk masyarakat luas. “Agar kemudian mereka yang menggunakan infus surya vena diberikan kecepatan dalam proses kesembuhan. Spiritnya seperti itu,” ucapnya.
Kemudian MEBP juga akan melakukan nasionalisasi jaringan usaha. Sampai sekarang, Muhammadiyah telah memiliki unit jaringan usaha seperti SuryaMart dan Logmart. Ke depan usaha ini akan dikembangkan secara nasional untuk memberikan kemaslahatan di bidang perekonomian bagi masyarakat.
“Tentu dengan ada pemanfaatan teknologi, kekuatan jaringan, dan seterusnya. Itu nanti yang akan kita bicarakan bersama-sama,” katanya. (Cris)