YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Hubungan Bangladesh dengan Indonesia dipandang sebagai kemitraan strategis dalam upaya memperkuat integrasi kawasan Asia Tenggara melalui ASEAN. Pandangan tersebut disampaikan Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia, Md. Tarikul Islam, dalam agenda Guest Lecture yang diselenggarakan Program Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (24/12).
Dalam paparannya, Tarikul Islam menjelaskan bahwa Bangladesh saat ini tengah mengupayakan status sebagai ASEAN Sectoral Dialogue Partner, sebuah langkah strategis yang dinilai krusial untuk memperkuat integrasi kawasan serta memperluas jejaring kerja sama di bidang politik dan pembangunan. Indonesia, menurutnya, secara terbuka telah menyatakan dukungan terhadap pencalonan tersebut.
“Indonesia merupakan mitra yang sangat penting bagi Bangladesh, baik dalam hubungan bilateral maupun dalam konteks kerja sama kawasan. Dukungan Indonesia memiliki arti strategis bagi langkah Bangladesh untuk memperluas keterlibatan dengan ASEAN,” ujar Tarikul Islam.
Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya dipandang sebagai mitra bilateral utama, tetapi juga sebagai pintu masuk strategis bagi Bangladesh untuk memperdalam kerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara. Hal ini sejalan dengan kebijakan luar negeri Bangladesh yang semakin berorientasi pada penguatan hubungan kawasan.
Selain dalam kerangka ASEAN, Bangladesh dan Indonesia juga memiliki rekam jejak panjang dalam berbagai forum multilateral. Keduanya aktif bekerja sama di sejumlah organisasi internasional, seperti Organization of Islamic Cooperation (OIC), Non-Aligned Movement, G77, serta berbagai mekanisme kerja sama di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Sebagai sesama negara berkembang dan bagian dari Global South, Bangladesh dan Indonesia memiliki kepentingan bersama untuk memperkuat kerja sama multilateral, khususnya dalam isu pembangunan, stabilitas kawasan, dan solidaritas negara-negara Selatan,” imbuhnya.
Dalam konteks regional, Bangladesh juga tercatat aktif berpartisipasi dalam ASEAN Regional Forum (ARF), sebuah platform dialog keamanan dan politik di kawasan Asia Pasifik. Keikutsertaan ini, menurut Tarikul Islam, merupakan bagian dari upaya Bangladesh untuk membangun kepercayaan, memperluas dialog, serta berkontribusi pada stabilitas kawasan.
Agenda kuliah umum yang dihadiri oleh puluhan mahasiswa Hubungan Internasional serta civitas academica Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UMY tersebut turut menegaskan pentingnya diplomasi publik dan peran institusi pendidikan dalam hubungan internasional. Tarikul Islam menilai forum akademik sebagai ruang strategis untuk memperkuat pemahaman lintas negara, membangun jejaring people-to-people contact, serta menanamkan perspektif global kepada generasi muda.
“Kampus dan mahasiswa memiliki peran penting dalam diplomasi masa kini. Hubungan antarnegara tidak hanya dibangun oleh pemerintah, tetapi juga oleh akademisi, mahasiswa, dan masyarakat luas,” pungkasnya. (ID)

