Metamorfosa Gerakan Dakwah Jamaah Muhammadiyah

Publish

11 November 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
31
Jamaah Pengajian Persagi di Grha SM

Jamaah Pengajian Persagi di Grha SM

Metamorfosa Gerakan Dakwah Jamaah Muhammadiyah 

Oleh: Dr. Amalia Irfani, M.Si, Sekretaris LPP PWM Kalbar/Dosen IAIN Pontianak 

Judul ini terinspirasi dari hasil pertemuan perdana secara online Forum Dai Digital Muhammadiyah (FordigiMu) yang diadakan oleh LDK PP Muhammadiyah, ahad 9 November 2025. Sekitar 150 peserta yang hadir mewakili nusantara, berbeda profesi, usia, serta passion dalam aktifitas dakwah menggambarkan antusias kader yang layak disebut di atas rata-rata. Sebagai salah satu anggota forum, penulis takjub dengan ide para kader militan yang tidak ingin berMuhammadiyah cukup dengan gerakan dakwah jamaah konvesional, tetapi harus terus bermertafosa mengikuti perubahan zaman, agar dakwah berkemajuan rahmatan lil 'alamin terus menjadi identitas organisasi Islam terkaya dunia, yang juga kaya dengan ide dan kemanfaatan bagi semesta. 

Bagaimana kemanfaatan tersebut dapat kita lihat dalam perjalanan ke 113 tahun Muhammadiyah yang terus berinovasi, tetapi tetap pada kompas awal kelahirannya yakni memusatkan diri sebagai gerakan Islam, pendidikan, dakwah dan tajdid. Identitas tersebut nyata memberikan banyak perubahan baik untuk bangsa, negara juga dunia. Hal ini diakui oleh Antropolog asal Jepang Mitsuo Nakamura menyatakan bahwa Muhammadiyah merupakan role model gerakan Islam dan sosial unggul, teladan Islam dengan nilai moderat, dan terbukti berjasa membangun Indonesia berkemajuan.

Hal tersebut juga disampaikan oleh James L Peacock, dalam bukunya Gerakan Muhammadiyah Memurnikan Ajaran Islam di Indonesia yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah. Menurutnya, Muhammadiyah hadir di saat masyarakat Indonesia yang serba semrawut, konsistensi Muhammadiyah lanjutnya tidak menyimpang dari rasionalitas antara keberagaman dan keberagamaan. Muhammadiyah tetap berpegang kepada iman yang didasarkan kepada keyakinan terhadap hal-hal sakral yaitu al-Quran dan hadist Rasulullah. Peacock juga menyoroti konsistensi para kader yang berjuang sesuai dengan kemampuan, bekerjasama untuk mewujudkan perubahan baik. Inilah keunggulan Muhammadiyah yang sulit ditemukan pada organisasi lain. Penulis yakin masyarakat pun menilai eksistensi tersebut, dengan semakin banyak kader persyarikatan yang berkontribusi "memuaskan" di ranah publik. 

Gerakan Dakwah Jamaah

Gerakan dakwah jamaah dalam Manajemen Dakwah Muhammadiyah karangan H. A. Rosyad Sholeh dijelaskan adalah Gerakan yang akan selalu relevan dengan kondisi masyarakat. Gerakan yang mulai didengungkan pada Muktamar ke 38 di Makasar tahun 1971, didefinisikan sebagai gerakan bersama oleh warga, kader dan simpatisan persyarikatan untuk secara serentak, terencana dan bertujuan. Jika dulu sebelum internet menjadi kebutuhan, gerakan dakwah jamaah berpusat pada pembinaan di lingkungan terdekat, seperti keluarga, tetangga di lingkungan tempat tinggal tanpa membedakan suku, golongan, agama, status sosial. 

Maka dakwah jamaah pun berubah menyesuaikan keadaan dan kebutuhan masyarakat. Rosyad Sholeh memberikan pandangan bahwa kesuksesan dakwah jamaah terletak pada kerjasama cabang ranting serta tersedianya sumberdaya potensial. Jika perubahan tersebut disesuaikan dengan keadaan zaman sekarang, maka keberadaan forum dakwah digital Muhammadiyah merupakan kebutuhan mengedukasi ummat yang sekarang lebih banyak berinteraksi di dunia maya. Para dai digital bisa saling bertukar informasi atau sekedar menyemangati agar tetap bersemangat di medan dakwah. 

Selain bergerak simultan dalam tanah Gerakan jamaah, Muhammadiyah dalam perjalanan panjangnya juga dapat disebut gerakan amal dan pemikiran dengan alur tujuan jelas untuk menjalankan berbagai langkah strategis. Misalnya Langkah Dua Belas yang dikenalkan oleh Kiai Mas Mansur, pada masanya menjadi pedoman membina organisasi agar tidak menyimpang dan tetap pada tujuan. Kiai Mansur memahami tidak mudah menyatukan isi kepala untuk bersama bergerak dalam ranah dakwah. Karena pada realitasnya dakwah tidak cukup hanya dengan modal semangat, metode dan strategi yang tepat, keterampilan komunikasi efektif, tetapi juga kesabaran dan keikhlasan. Karena hasil tidak di dapat dari hitungan cepat melainkan butuh proses panjang dan berkesinambungan. 

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh : Chabibul Barnabas, Bendahara Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PWM Jawa Tengah Kenaikan ....

Suara Muhammadiyah

19 August 2024

Wawasan

‘Ratu Adil’ di Zaman ‘Megatruh Kambuh’ Oleh Mu’arif  Megatruh a....

Suara Muhammadiyah

26 October 2023

Wawasan

Di Atas Jalan Fitrah Menjaga Nilai-Nilai Inti Peradaban Manusia Oleh: Dr. Irwandi Nashir, Dosen UIN....

Suara Muhammadiyah

28 March 2025

Wawasan

Oleh: Muhammad Akhyar Adnan, Dosen Prodi Akuntansi, FEB Universitas Yarsi Bahasa adalah cermin buda....

Suara Muhammadiyah

2 June 2025

Wawasan

Generasi Nokturnal  Oleh: Bobi Hidayat, Dosen FKIP UM Metro Fenomena game online sudah meramb....

Suara Muhammadiyah

7 February 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah