YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pada Sabtu (20/12) yang lalu, ada Workshop Peduli Disabilitas. Workhsop ini merupakan bentuk atensi dari Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta dan Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta dalam merespons disabilitas di Indonesia.
Dipandang masih relatif tinggi, pun juga masih terjadi disparitas pendidikan yang belum maksimal, lebih-lebih penerimaan keluarga dan masyarakat terhadap keberadaan kaum disabilitas juga masih cukup rendah.
Di situlah titik urgensi dari Workshop yang berlangsung di Kampus 5 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Ki Ageng Pemanahan, Sorosutan, Yogyakarta. Temanya, “Harmony in Diversity: Bersama Menciptakan Ruang Ramah Disabilitas.”
Wakil Ketua PDM Kota Yogyakarta Edi Sukoco menekankan menekankan esensi dari kegiatan ini adalah mempererat silaturahmi, memperkuat sinergi antar lini baik majelis, lembaga, maupun ortom serta menggugah semangat kolaborasi yang selama ini menjadi ciri khas gerakan Muhammadiyah.
“Semoga tujuan yang diinginkan dengan kegiatan ini dapat tercapai dan dapat saling membantu bagi teman-teman baik secara sosial yang berbasiskan azas pada organisasi kita ini sehingga tidak hanya sekedar formalitas tetapi ada tindaklanjut diskusi,” tuturnya.
Dengan berlandaskan pada nilai-nilai Islam dan semangat tajdid, Sukco mendorong agar setiap kegiatan ditindaklanjuti dengan program-program keberlanjutan yang berpihak pada kebutuhan umat.
“Tidak hanya berhenti pada pertemuan ini, tetapi ada kelanjutan berupa forum diskusi, pembentukan tim kerja lintas majelis, hingga pelaksanaan aksi sosial dan dakwah secara terintegrasi,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Sukoco juga menggarisbawahi pentingnya menjadikan Muhammadiyah sebagai ruang yang hidup, dinamis, dan menjadi tempat bertumbuhnya kader-kader yang siap mengambil peran strategis dalam berbagai bidang kehidupan.
“Dengan demikian, kehadiran Muhammadiyah tidak hanya dirasakan dalam ranah spiritual, namun juga dalam bidang sosial, pendidikan, kesehatan, dan kemanusiaan,” tekannya.
Workshop peduli disabilitas dipandu oleh moderator Andhita koordinator Divisi Advokasi MKS PDA yang juga Dosen Psikologi Unisa. Adapun narasumber ada dua satu dari unsur pemerhati yaitu Dr Komarudin, SPsi, MPsi, Psikolog Dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta dan dari Himpinan Disabilitas Muhammadiyah (HIDIMU) DIY sebagai pelaku disabilitas, Risma Wira Bharata, SE, MSc (Abah Mimo). (Cris/Umih)

