BANYUWANGI, Suara Muhammadiyah – Bentuk komitmen kuat dalam memberi kontribusi nyata dibidang kesehatan bagi masyarakat dan memperkuat sinergi bersama, Majelis Pelayanan Kesehatan Umum (MPKU) Jawa Timur gelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Ke-41 di Hallroom El Royal Banyuwangi, Jum’at (27/09/2024).
Selama tiga hari mulai Jum’at hingga Ahad, 27-29 September 2024 Rakerwil ini diikuti oleh Direktur 37 Rumah Sakit, PKU dan Klinik Pratama Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dan 38 Ketua MPKU PDM se Jawa Timur.
Mengambil tema Optimalisasi Potensi Jejaring Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah/’Aisyiyah Jawa Timur Menghadapi Dinamika Regulasi Perumahsakitan. Selain itu untuk merumuskan langkah dan strategi untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Diawali dengan iringan paduan suara RSI Fatimah Voice dan tari kreasi Gandrung Marsan oleh penari gandrung laki-laki, Rakerwil tahun 2024 dibuka oleh Sukadiono, Ketua PWM Jawa Timur disaksikan oleh peserta rakerwil dan mitra layanan kesehatan.
“MPKU beserta rumah sakit, PKU dan klinik memiliki peran vital ikut membantu pemerintah provinsi dan kabupaten dalam pelayanan kesehatan. Dan ini menjadi momen silaturrahim, memperkuat sinergi keluarga besar MPKU Muhammadiyah Jawa Timur untuk merumuskan rencana kerja yang lebih baik,” ucap Mundakir, Ketua MPKU PWM Jawa Timur.
Mundakir menambahkan, potensi besar yang dimiliki oleh Muhammadiyah Jawa Timur dalam bidang kesehatan melalui MPKU semakin bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat dengan sinergi berbagai pihak.
Namun perubahan sosial masyarakat, lompatan teknologi kesehatan dan kebijakan pemerintah dibidang kesehatan menjadi tantangan tersendiri. Karena itu bagaimana AUM Muhammadiyah bidang kesehatan bisa sinergi dan berjejaring untuk mengembangkan diri dalam memberikan layanan optimal bagi masyarakat.
Sementara itu Sukadiono, Ketua PWM Jawa Timur menegaskan pengelola amal usaha Muhammadiyah harus memiliki landasan ketaqwaan dan keikhlasan dalam menjalankan amanah persyarikatan. Dengan berlandaskan dua hal ini akan bisa membedakan antara kepentingan persyarikatan dan kepentingan pribadi.
“Ada empat kewajiban yang harus dipegang dalam mengelola sistem manajemen di Persyarikatan pertama adalah duty of care atau disipilin organisasi, kedua yakni duty of loyalti atau menjaga kesetiaan pada organisasi, berikutnya yang ketiga duty of obedience atau kepatuhan pada aturan dan yang keempat duty of profesionality atau menjunjung tinggi etika profesi,” tegas Sukadiono.
Lebih lanjut Sukadiono menyampaikan PWM dan MPKU Jawa Timur periode ini mempunyai program prioritas dibidang kesehatan, yakni pembangunan rumah sakit Muhammadiyah premium. Yang nantinya akan menjadi rujukan RS Muhammadiyah yang ada di Jawa Timur, saat ini sedang tahap studi kelayakan untuk memenuhi perijinan.
Diakhir acara ditutup dengan penandatanganan MOU antara PDM Lamongan dengan PDM Situbondo dalam sinergi pendirian rumah sakit Muhammadiyah di Situbondo. Dilanjutkan dengan pemberian penghargaan MPKU Jatim Award 2024 meliputi kategori karya tulis ilmiah, video pendek layanan kesehatan, top asset development (pengelolaaan aset terbaik) serta koordinator wilayah terbaik. (Rizkie Andri)