PALANGKARAYA, Suara Muhammadiyah - Rumah Sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah (RSMA) memiliki posisi strategis sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk merealisasikan cita-cita pelayanan sosial dan kesehatan Muhammadiyah. Sehubungan dengan perannya tersebut, Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Muhammadiyah Kalimantan Tengah mengadakan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap implementasi Standar Islami Rumah Sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah (SIRSMA). Kegiatan ini bertempat di Aula Syafii Maarif lantai III, pada Sabtu (25/10).
Dalam kunjungan tersebut, Ketua MPKU PWM Kalteng, Apt. Drs. Ayoni Rizal, M.Kes., disambut langsung oleh Direktur Utama dr. Lia Indriana, Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik dr. Widya Dewi Jayanti, Direktur Keuangan dan Kemuhammadiyahan Drs. Mulyono, M.Pd., serta tim akreditasi SIRSMA.
Apt. Drs. Ayoni Rizal, M.Kes., menyampaikan SIRSMA sangat penting untuk terus dimonitor dan dievaluasi pelaksanaannya, di mana salah satu isu utama dalam kehidupan sehari-hari adalah bagaimana ber-Islam secara kaffah. Landasan filosofis dan landasan agama yang kuat, lanjutnya, diharapkan tidak hanya sebagai pemahaman, namun terimplementasi dalam sikap dan perilaku dalam mengelola RS dan dalam memberikan pelayanan. Bagaimana mewujudkan landasan yang kuat yang tampak dalam perilaku Islami dalam mengelola manajemen dan memberikan pelayanan di rumah sakit.
“Salah satu kunci utama dalam mewujudkan rumah sakit yang benar-benar Islami adalah memastikan bahwa karyawan, dari tenaga medis hingga staf administratif, memiliki karakter dan integritas Islami yang kuat. Diharapkan adanya pelatihan dan pembinaan yang berkelanjutan menjadi penting untuk membentuk individu yang tidak hanya profesional dalam tugasnya (pelayanan), tetapi juga menjalankan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Wakil Ketua MPKU Kalteng, Jeri Ripaldon, S. Kep., Ns., menambahkan bahwa rumah sakit juga berfungsi sebagai sarana kaderisasi yang vital. Di sini, generasi muda Muhammadiyah mendapat peluang untuk belajar dan berkembang dalam lingkungan Islami. Program kaderisasi tersebut mencakup pelatihan, workshop, dan kegiatan yang bertujuan membentuk pemimpin masa depan yang kompeten dan berakhlak mulia.
“Sebagai ajang pembinaan, rumah sakit tidak hanya fokus pada aspek medis, tetapi juga pada pembinaan spiritual dan moral karyawan serta pasien. Lingkungan rumah sakit dirancang sedemikian rupa agar suasana Islami selalu terasa, mulai dari tata cara pelayanan kepada pasien, interaksi antar karyawan, hingga barang atau jasa yang masuk dan keluar rumah sakit harus terbebas dari risywah,” ujarnya.
Direktur Utama, dr. Lia Indriana, menanggapi langsung hasil monev dan menyatakan persiapan akreditasi SIRSMA telah dimulai sejak Agustus 2023. Persiapan mencakup pembentukan tim, penyusunan seluruh dokumen (panduan, pedoman, SOP, dan kebijakan), serta pelaksanaan baitul arqom dan penyesuaian struktur pegawai. Kendala utama saat ini adalah pembiasaan budaya Islami pada pegawai, seperti shalat berjamaah, kehadiran pengajian, dan kegiatan sosial.
“RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya akan memastikan bahwa setiap tindakan dan keputusan yang diambil di rumah sakit selalu berlandaskan pada syariat Islam, memberikan manfaat yang besar bagi umat, dan membawa keberkahan dalam setiap aspek pelayanannya, sehingga, kita dapat mewujudkan kesehatan yang unggul (prima),” ujarnya. (mf/hanan)


