Muhadjir Effendy: Pemimpin Harus Berani Mengambil Resiko

Publish

23 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
180
Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Jika tidak ingin perkembangan Muhammadiyah biasa-biasa saja, para pemimpin Muhammadiyah harus memiliki visi yang jauh dan berani mengambil resiko. Jika para pemimpin tidak memiliki keberanian mengambil resiko, maka sebuah organisasi tidak akan mengalami kemajuan yang signifikan. Demikian pesan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga Penasihat Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Haji, Muhadjir Effendy. Pesan tersebut disampaikan dalam Pengajian Ramadhan dan Buka Puasa Bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara Bersama Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), di Medan, Sabtu (22/03/2025).

Di hadapan ratusan pengurus Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah se-Sumatera Utara, Muhadjir berbagi pengalaman dalam mengambil resiko untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa itu. Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, itu bercerita tentang keputusannya pada saat memimpin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk menginvestasikan dana yang dimiliki UMM saat itu dalam perdagangan valuta asing, khususnya dolar Amerika Serikat. Meskipun tahu hal itu berisiko, Muhadjir tetap melakukannya karena ia punya feeling kuat bahwa keputusan itu adalah baik.

Rupanya feeling Muhadjir terbukti benar. Tak lama setelah itu, Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997 yang menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah. Pada masa akhir kepemimpinan Soeharto, nilai tukar dolar yang sekitar Rp. 2.500 kemudian mencapai titik terendahnya Rp. 16.500. Saat nilai tukar dolar mencapai Rp. 8.200, Muhadjir kemudian merupiahkan kembali dolar Amerika yang sudah dibeli, sehingga mendapatkan keuntungan berlipat.

“Keuntungan itulah yang saya gunakan untuk membangun Dome UMM dan membiayai Muktamar Muhammadiyah di UMM tahun 2005,” kata Muhadjir. Bahkan, sebagian biaya pembangunan rumah sakit UMM juga diambil dari keuntungan penukaran dolar ke rupiah tersebut.

Di akhir ceramahnya, Muhadjir mengajak warga Muhammadiyah Sumatera Utara untuk melakukan ijtihad ekonomi. Menariknya, Muhadjir menghubungkan semangat membangun ekonomi Muhammadiyah ini dengan nilai inklusivisme. Salah satunya adalah kemauan untuk berpartner dengan siapapun dalam membangun ekonomi. Di antaranya adalah bekerja sama dengan para pelaku ekonomi besar yang sering disebut dengan Sembilan Naga. “Jika ingin menjadi naga, ya harus berkawan dengan naga. Kita ingin menjadi naga, tetapi berkawan dengan belut, ya tidak jadi naga,” kata Muhadjir mengibaratkan. 

Kehadiran Muhadjir di UMSU tidak hanya untuk memberikan tausiyah pada Pengajian Ramadhan, tetapi juga meninjau secara langsung perkembangan proyek pembangunan gedung yang akan digunakan sebagai Lokasi Muktamar Muhammadiyah tahun 2027. Sebagaimana diketahui, Muktamar Muhammadiyah ke-49 tahun 2027 akan digelar di Medan, Sumatera Utara dengan UMSU sebagai tuan rumah. Untuk menyiapkan gelaran lima tahunan Muhammadiyah itu, UMSU sudah menyiapkan lahan sekitar 25 hektar, dan di salah satu lokasi sedang berlangsung pembangunan Auditorium Berkemajuan dan Sport Hall Walidah.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SOFIA, Suara Muhammadiyah - Dalam upaya mempererat hubungan antara Universitas Muhammadiyah Prof. DR....

Suara Muhammadiyah

25 November 2023

Berita

YOGYAKARA, Suara Muhammadiyah - Universitas 'Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menunjukkan komitme....

Suara Muhammadiyah

15 August 2024

Berita

SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Tepat pada hari Sabtu, 21 Oktober 2023 Pimpinan Wilayah Nasyiatu....

Suara Muhammadiyah

21 October 2023

Berita

Menjunjung Tinggi Ilmu dan Moralitas Akhlak YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - SD Muhammadiyah Condon....

Suara Muhammadiyah

1 February 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Suara Muhammadiyah menggelar Bincang Bisnis Soewaramoe #3. Acara in....

Suara Muhammadiyah

20 August 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah