Memobilisasi Ranting, Sekolah, Pondok Pesantren, hingga Masjid
JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sumber energi dominan yang selama ini digunakan untuk aktivitas sehari-hari mulai mengalami keterbatasan dan menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan. Hal itu mendorong kesadaran bagi masyarakat untuk mulai mencari alternatif energi yang jauh lebih ramah lingkungan, seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah, dengan menginisiasi program yang dikenal dengan nama 1000 Cahaya.
“1000 Cahaya merupakan sebuah program yang membangun ‘Green Movement’ dengan fokus pada Ranting, Sekolah, Pondok Pesantren, dan Masjid,” ungkap Hening Parlan, Koordinator Program 1000 Cahaya. “Dalam tiga tahun kita berharap akan 1000 aksi dan memberikan cahaya pada sisi gelap dampak krisis iklim,” imbuhnya. Menurut Hening, program ini ingin menggerakkan lebih banyak lagi amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.
Azrul Tanjung, Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, menyampaikan bahwa ranting, cabang, dan Amal Usaha Muhammadiyah akan digerakkan untuk terlibat di program ini. ”Selain melibatkan pondok pesantren, sekolah, masjid, kita juga akan melibatkan amal usaha, rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, mushalla, dan masjid, dan panti asuhan,” ungkapnya saat membuka acara Launching program 1000 Cahaya pada Senin (6/5/2024). Menurut Azrul, tim MLH PP akan segera menyusun roadmap, untuk mengembangkan lebih lanjut lagi program energi terbarukan, melalui wakaf dan sedekah energi. “Saya ingin betul program ini kita manfaatkan secara maksimal sehingga insyaAllah berkah dan menjadi amal ibadah kita semua,” lanjutnya.
Sementara itu, Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari tindak lanjut keputusan Muktamar Muhammadiyah, “Muhammadiyah memberikan perhatian serius terhadap climate change, dan melalui program ini kita berusaha mengembangkan renewable energy resoources, dan juga penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan,” ungkapnya. “Hal ini merupakan sesuatu yang harus dilakukan secara serius, karena dunia tidak hanya sedang mengalami pemanasan global, tapi dunia sedang mendidih,” lanjut Mu’ti.
Menurutnya, Muhammadiyah menyadari betul bahwa proses alam bisa dilihat dan diamati, sehingga perubahan iklim bukan semata peristiwa alam belaka, tapi juga karena perilaku dan budaya manusia. “Muhammadiyah bersama seluruh komponen bangsa dan mitra internasional membangun gerakan hijau yang tidak hanya ramah lingkungan tapi juga membangun healthy society. Maka dakwah Muhammadiyah harus enlightening and entertaining,” kata Abdul Mu’ti.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengungkapkan apresiasi yang tinggi karena gerakan ini ingin melakukan usaha-usaha yang konkrit untuk lingkungan hidup, dalam bentuk berbagai aksi nyata yang mencerahkan. “1000 Cahaya melahirkan spirit untuk menjadi cahaya di kala gelap sekaligus keluar dari kegelapan dalam terang. Simbol ini meniscayakan kita yang Muhammadiyah memiliki simbol matahari yang memiliki inspirasi pencerahan dalam lingkungan hidup,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Haedar berpesan agar Gerakan 1000 Cahaya tidak berhenti pada rancangan program semata, dan menjadi praksis gerakan Majelis Lingkungan Hidup dan Muhammadiyah. “Mari jadikan Gerakan ini untuk penyelamatan lingkungan, mengelola seluruh sumberdaya alam kita, dengan penuh pertanggungjawaban untuk kemaslahatan hidup, sekaligus untuk membangun kesadaran kolektif di tubuh bangsa dan umat kita, agar mereka sadar, peduli, dan mau menyelamatkan lingkungan, satu-satunya tempat kita hidup bersama,” ajaknya.
Suzanty Sitorus selaku Direktur Eksekutif Yayasan Visi Indonesia Raya Emisi Nol Bersih atau dikenal dengan nama Viriya ENB, menjelaskan bahwa Viriya ENB didirikan untuk membantu mendukung kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki potensi besar dalam pengurangan emisi rumah kaca di Indonesia. “Dari kelompok masyarakat sipil kami melihat memang Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor dalam gerakan ini, dan kami berharap organisasi masyarakat sipil lainnya nanti juga berkesempatan ikut,” ungkapnya.
Suzanty berharap bahwa gerakan ini akan sampai ke ranting-ranting Muhammadiyah. “Gerakan kecil dalam skala masif menurut kami jauh lebih besar, karena jika masuk di komunitas akar rumput, biasanya akan terus berlanjut dan menjadi budaya,” katanya. Menurutnya, Viriya ENB ingin mendorong praktek emisi nol bersih seperti peningkatan energi terbarukan. “Kegiatan emisi nol bersih dapat dilakukan melalui pemasangan solar panel, pengelolaan sampah yang berkelanjutan, dan inisiatif penggunaan energi bersih lainnya,” ungkap Suzanty. “Mungkin nanti perlu dilibatkan arsitek Muhammadiyah dalam merancang bangunan supaya minim penggunaan AC,” ujarnya.
Launching Program 1000 Cahaya diselenggarakan pada Senin, 6 Mei 2024 oleh Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bekerjasama dengan ViriyaENB. Acara yang diselenggarakan secara hybrid ini dihadiri sebanyak 110 orang di Aula Lantai 6 Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah dan di media teleconference. Peserta yang hadir berasal dari perwakilan Majelis, Lembaga, Ortom Muhammadiyah, Organisasi mitra Muhammadiyah, media, serta dari Kedutaan Besar Malaysia dan Singapura.
Launching ini bertujuan untuk mengajak lebih banyak lagi individu dan komunitas untuk bergerak mengurangi dampak buruk atas krisis iklim melalui berbagai macam inovasi kegiatan yang menggunakan energi yang bersih. Mari ajak teman, keluarga, dan komunitas kita, baik Sekolah, Pondok Pesantren, Komunitas Ranting Muhammadiyah, hingga Masjid untuk bergabung di Gerakan ini, dengan mendaftarkan diri melalui website https://www.1000cahaya.com/. Jika di sekelilingmu gelap, mungkin kamulah cahayanya. (sudarto)