YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Program MENTARI Clubfoot terus berupaya memperkuat sinergi layanan kesehatan, khususnya dalam upaya deteksi dini dan penanganan kaki pengkor di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Upaya ini diwujudkan melalui acara gathering pada Sabtu (26/10) yang diselenggarakan di Aula Masjid Sudja PKU Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Acara gathering ini menghadirkan perwakilan dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) se-DIY, Jejaring Rumah Sakit Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di DIY, Organisasi Otonom Muhammadiyah, dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY. Dengan mengangkat tema “Deteksi Dini dan Optimalisasi Layanan Kaki Pengkor,” acara ini dibuka secara resmi oleh drg. Indria Nehriasari, Sp.BM., selaku anggota MPKU Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Indria menyampaikan bahwa tantangan utama dalam penanganan kasus kaki pengkor adalah pendataan yang belum terintegrasi pada tingkat lokal. “Saat ini, pendataan terkait kaki pengkor baru tersedia pada tingkat nasional. Oleh karena itu, kami berharap dapat bekerja sama dengan para bidan yang merupakan garda terdepan dalam melakukan deteksi dini, agar kasus-kasus kaki pengkor dapat ditangani sedini mungkin,” jelasnya.
Agenda acara ini juga mencakup talkshow yang dipandu oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY, Endang Pamungkas Siwi, SKM., M.Kes., serta Ketua IBI DIY, Sri Subiyatun, SSiT., M.Kes.
Endang menyampaikan komitmen Kementerian Kesehatan dalam mentransformasi sistem kesehatan melalui program skrining di setiap siklus kehidupan, termasuk pada bayi baru lahir. "Dengan adanya transformasi kesehatan ini, kami berharap kelainan bawaan, termasuk kaki pengkor, dapat terdata lebih baik. Melalui program pemeriksaan kesehatan anak terintegrasi yang dilakukan mulai dari posyandu, upaya intervensi dini dapat dimaksimalkan," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sri Subiyatun menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan janin sejak dini dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan. Menurutnya, kesehatan janin dipengaruhi oleh berbagai tahapan, mulai dari perkembangan organ pada trimester awal hingga kematangan paru-paru dan otak pada trimester akhir.
“Nutrisi, kesehatan ibu, dan gaya hidup memiliki dampak besar pada perkembangan janin. Deteksi dini kelainan kongenital sangat penting agar intervensi dapat dilakukan lebih awal,” jelasnya.
Secara terpisah, Technical Coordinator Program MENTARI Clubfoot, dr. Khansa Maria, juga memberikan pemaparan tentang langkah-langkah program yang dijalankan oleh MENTARI Clubfoot dalam mendukung deteksi dini dan penanganan kaki pengkor di DIY.
Diskusi interaktif yang diadakan pada akhir acara menghasilkan berbagai rencana sinergi teknis yang diharapkan dapat mengoptimalkan deteksi dini dan pengelolaan kaki pengkor, khususnya melalui kolaborasi dengan bidan dan tenaga kesehatan di tingkat primer.
Acara ini diharapkan mampu memperkuat sinergi antara berbagai pihak dalam upaya deteksi dini dan penanganan kaki pengkor, sehingga kasus-kasus dapat tertangani lebih cepat dan tepat demi masa depan yang lebih baik bagi anak-anak di Indonesia.