JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Irwan Akib mengatakan, orientasi pendidikan Muhammadiyah hendak menjadi berkeunggulan dan berkemajuan. Maka, fungsi pendidikannya harus bisa memanusiakan manusia. Di mana memandang anak sebagai peserta didik secara komprehensif. Irwan mengungkapkan setiap peserta didik memiliki potensi beragam, artinya tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya.
“Ketika dia di SMK, tentu punya potensi yang berbeda-beda. Tidak boleh lagi seperti dulu semua orang tua mengharapkan anaknya kalau tidak menjadi dokter ya insinyur. Padahal kemampuannya bukan di situ. Mungkin dia bisa jadi diplomat, tapi dipaksa menjadi dokter, akhirnya stres,” katanya saat memberikan amanat di Pembukaan Rakornas SMK Muhammadiyah se-Indonesia 2024, Selasa (3/9) di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DKI Jakarta.
Irwan melanjutkan, fungsi pelayanan harus unggul. Irwan mendorong kepada sekolah dan madrasah Muhammadiyah harus bisa melayani peserta didik sesuai dengan kebutuhan masing-masing personal. “Pelayanan yang kita berikan tentu saja pelayanan yang unggul. Pelayanannya juga harus prima,” ungkapnya.
Selain itu, fungsi dakwah. Pendidikan Muhammadiyah sebagai ruang mengejawantahkan dakwah. Dakwah yang efektif, menurut Irwan bukan berada di mimbar. Tapi dakwah di lapangan dengan memberikan aksi nyata dan bisa dicontoh oleh masyarakat. Terlebih sekolah dan madrasah Muhammadiyah, hendaknya hadir sebagai pemancar suluh keteladanan bagi kehidupan.
“Ketika sekolah-sekolah kita bisa memberikan contoh yang terbaik kepada semua lapisan masyarakat, termasuk siswa dan orang tua siswa, saya kira ini termasuk salah satu dakwah yang paling efektif. Ketika kita bisa mendisiplinkan anak-anak kita setiap hari di sekolah, saya kira itu hal yang sangat positif,” tuturnya.
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan tersebut melanjutkan, fungsi perkaderan. Pendidikan di Muhammadiyah diharapkan bisa melahirkan kader-kader unggul dan berkemajuan. Seorang kader Muhammadiyah, seyogianya memiliki kekuatan akal budi, moral, dan ilmu pengetahuan yang unggul.
“Hal tersebut akan diraih jika kita memiliki pondasi iman yang kuat, unggul secara intelektual, mewarisi nilai-nilai kepribadian utama, dan aktif mengambil peran dalam kehidupan kebangsaan. Jika hendak disederhanakan, pendidikan kita dimaksudkan untuk memantapkan iman, unggul dalam intelektual, anggun berakhlak, dan sigap berkarya,” tutupnya. (Cris)