Muhammadiyahku, Muhammadiyahmu, Muhammadiyah yang Menggembirakan

Publish

25 October 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
146
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Muhammadiyahku, Muhammadiyahmu, Muhammadiyah yang Menggembirakan

“Harmoni Kemanusiaan: Pengabdian yang Menyenangkan”

Oleh: Yudo Utomo, MPd, Sekretaris PDM Tulang Bawang Barat

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang kaya akan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual, tidak hanya hadir sebagai sebuah entitas kolektif namun juga menjadi pengalaman pribadi bagi setiap individu kadernya. Gerakan Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan dan keagamaan dengan penyebutan organisasi Masyarakat adalah suatu bentukan tarekat atau komunitas dalam masyarakat. Kehidupan nyata umat dan warga masyarakat di mana Muhammadiyah berada benar-benar menjadi urat nadi Gerakan dan para kadernya.

Muhammadiyah, sebuah gerakan keagamaan dan sosial Islam yang berakar kuat di Indonesia, mengajarkan kita untuk tidak hanya memahami, tetapi juga merayakan keindahan dalam pengabdian, dengan semangat “Muhammadiyahku, Muhammadiyahmu, Muhammadiyah yang Menggembirakan”.

Muhammadiyahku, menciptakan panggung penginternalisasian ajaran dan nilai-nilai Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari, kita seakan membuka tirai yang menyinari jalan menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang diri kita sendiri dan peran kita dalam masyarakat yang lebih luas. Ruang pribadi ini bukanlah sekadar tempat isolasi diri, melainkan sebuah laboratorium kehidupan di mana Muhammadiyah menjadi refleksi jelas dari nilai-nilai yang mengubah dan mencerahkan setiap sudut aktivitas kita, serta menjadi cerminan bagaimana prinsip-prinsip ini membentuk karakter, dan bagaimana setiap individu menyikapi panggilan kemanusiaan dan keagamaan dalam konteks pribadinya.

Melibatkan diri dalam Muhammadiyah, dalam konteks ini, bukan hanya sebuah panduan keagamaan, tetapi juga peta perjalanan untuk membentuk karakter yang bersifat inklusif dan mendalam. Sebagai cermin kebijaksanaan dan keadilan, dalam Muhammadiyah menantang kita untuk mengaplikasikan prinsip-prinsipnya dalam setiap interaksi dan keputusan yang kita ambil, dalam ruang pribadi ini, kita sebagai kadernya dapat melihat bagaimana Muhammadiyah menjadi pemacu positif yang membentuk inti moral dan etika kita, menciptakan karakter yang menghadirkan harmoni dalam keberagaman. Muhammadiyah membuka kesempatan untuk memahami peran dan kontribusi pribadi dalam memperkaya gerakan ini. Muhammadiyah bukan hanya tentang menerima, tetapi juga memberikan. Bagaimana setiap individu berkontribusi dalam membentuk wajah Muhammadiyah, mewujudkan nilai-nilai kesetaraan, keadilan, dan keberagaman dalam aksi nyata menjadi pertimbangan utama dalam menyusun identitas personal di dalam gerakan ini.

Muhammadiyah bukan hanya sekedar organisasi atau pergerakan biasa, tetapi pergerakan dakwah, yang artinya sega Gerakan selalu dakwah-minded, yaitu berjiwa, berpikiran, dan bertindak dakwah. Muhammadiyah selalu mengajak dalam kebaikan dan mengajak orang kepada jalan Allah dan pada ajaran Islam, menyuruh kepada hal makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dalam Bahasa popular Muhammadiyah merupakan Gerakan dakwah amal makruf, nahi mungkar. Cara dalam berdakwah yang di ajarkan Islam yaitu bil-hikmah, wal mauidhatul hasanah, wa jadilhum billaty hiya ahsan (Nashir, 2018).

Pentingnya Muhammadiyah dalam meresapi panggilan kemanusiaan dan keagamaan dalam konteks pribadi tidak hanya menjadi tugas rutin, melainkan menjadi sarana untuk menggembirakan dan mencerahkan hidup serta menjalin silaturahmi yang sangat erat dalam setiap tindakan kecil yang diambil dari hikmah kehidupan, Muhammadiyah mengajarkan kita untuk merayakan kehidupan dan menjadikan kemanusiaan sebagai inti dari eksistensi kita. Ketika prinsip-prinsip ini memancar dalam tindakan keseharian, ruang pribadi kita menjadi panggung bagi pertunjukan kebaikan yang tidak hanya memengaruhi diri kita sendiri, tetapi juga menginspirasi orang lain.

Dengan demikian, Ruang pribadi ini adalah panggung di mana Muhammadiyah menjadi lebih dari sekadar ajaran agama. Ia adalah pelukis pemandangan moral, arsitek karakter yang kokoh, dan sumber kegembiraan dalam pengabdian. Melalui keindahan internalisasi nilai-nilai Muhammadiyah, kita membuka pintu menuju makna yang lebih global dan menggembirakan, di mana setiap individu bukan hanya mengikuti jejak gerakan ini, tetapi juga menjadi bagian dari sebuah persembahan kesalehan yang menciptakan kebahagiaan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk dunia di sekitarnya.

Ruang personal, sebagai panggung kehidupan pribadi masing-masing individu, berubah menjadi panggung keindahan moral ketika Muhammadiyah tidak hanya menjadi ajaran agama, namun juga menjadi semacam pelukis adegan kewibawaan moral. Gerakan ini menjadi arsitek pembentukan kepribadian tangguh dan menelusuri setiap sudut hati dengan rasa suka dan duka serta ketaqwaan terhadap nilai-nilai Islam yang ditanamkannya.

Muhammadiyah, dalam keindahan internalisasinya, bukan hanya menegakkan prinsip-prinsip Islam, melainkan juga membangun landskap etika yang memancarkan cahaya moral yang memukau. Sebagaimana seorang pelukis memilih warna-warna yang paling cocok untuk menciptakan sebuah lukisan yang indah, Muhammadiyah membimbing setiap individu untuk menyeimbangkan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek hidup, membentuk komposisi moral yang memikat.

Sebagai arsitek karakter yang kokoh, Muhammadiyah menempatkan setiap prinsip keislaman sebagai pondasi utama. Seperti batu-batu yang disusun dengan presisi, nilai-nilai seperti keadilan, kasih sayang, dan keberagaman menjadi bagian integral dari struktur karakter setiap individu yang menganut Muhammadiyah, dalam ruang pribadi yang menjadi panggung ini, karakter tersebut menjadi ciri khas yang memancarkan keindahan moral.

Melalui keindahan internalisasi nilai-nilai Muhammadiyah, pintu menuju makna yang lebih global terbuka lebar. Islam, dalam segala kemuliaannya, tidak hanya dilihat sebagai serangkaian aturan dan tuntunan, melainkan sebagai pandangan hidup yang membawa kegembiraan. Setiap individu yang mengikuti jejak Muhammadiyah bukan hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor dalam persembahan kesalehan. Mereka adalah bagian dari teater moral yang menyajikan kebahagiaan bukan hanya untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk seluruh dunia di sekitarnya.

Dengan begitu, ruang pribadi yang disulap menjadi panggung keindahan moral oleh Muhammadiyah menjadi simbol dari harmoni antara ajaran agama, karakter yang kokoh, dan kegembiraan dalam pengabdian kepada nilai-nilai Islam. Sebuah persembahan keislaman yang mengalir dengan indah dan memancarkan kebahagiaan yang tak terhingga untuk seluruh umat manusia.

Bahagia Menjadi Warga Muhammadiyah

Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti ditanya tentang apakah pernah merasa bosan berkhidmat di Muhammadiyah. Pertanyaan ini terlontar oleh fakta bahwa pimpinan Muhammadiyah dari berbagai level sering disibukkan dengan rapat organisasi atau pengajian rutin. “Istri saya sering tanya kok rapat terus. Rapat terus dan nggak ngurus sendiri. Itu ngurus orang lain terus. Secara fisik mungkin capek, tapi lelah jadi lillah,” kata Sayuti dengan tulus. Dia mengakui bahwa tugas-tugasnya mungkin menguras tenaga, namun ia menemukan kebahagiaan dalam pengabdian ini.

Meskipun seringkali dihadapkan pada rapat-rapat organisasi dan pengajian rutin, tugas-tugas dalam Muhammadiyah sangat beragam. Tiap-tiap pimpinan Muhammadiyah dari ranting hingga pusat seringkali terlibat dalam berbagai aktivitas sosial, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga layanan sosial. Variasi ini membuat pengalaman berkhidmat menjadi selalu menarik dan tidak monoton. Dalam siniar tersebut, Sayuti juga mengutip Azim Jamal dan Harvey McKinnon dalam buku “The Power of Giving,” yang menyatakan bahwa menjadi seorang dermawan biasanya membawa kebahagiaan dan kepuasan. Rasa kepuasan yang diperoleh dari membantu orang lain adalah salah satu faktor yang membuat berkhidmat di Muhammadiyah terasa begitu menyenangkan.

 
Menurut Sayuti, berkhidmat di Persyarikatan Muhammadiyah adalah bentuk pengabdian yang dijalani dengan penuh rasa senang, syukur dan ikhlas. Lain dari pada itu, aktif di Muhammadiyah adalah bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas pada sujud menghadap Sang Khaliq, tapi juga melibatkan upaya membangun mutu pendidikan, menghadirkan fasilitas kesehatan, dan menyediakan layanan konsultasi keagamaan.

Sederhananya, berkhidmat terhadap Muhammadiyah merupakan bentuk pengabdian kepada Tuhan. Membantu orang lain adalah bentuk ibadah yang yang disenangi Allah. Keyakinan ini memberikan rasa kepuasan dan kebahagiaan spiritual yang mendalam. “Jadi kalau capek, secara fisik ada capeknya, tapi senang saja. Urusannya gonta-ganti, hari ini ngurus apa, besok ngurus apa, tapi lillah saja. Kita niat aktif di Muhammadiyah seperti itu. Aku ingin berkontribusi untuk orang lain,” tegas Sayuti.

Dengan semua faktor ini, berkhidmat di Muhammadiyah bukan hanya sekadar tugas organisasi, tetapi juga menjadi gaya hidup yang penuh makna, tujuan, dan kebahagiaan. Hal ini menjadikan berkhidmat di Muhammadiyah sebagai pengalaman yang senang dan tidak pernah membosankan bagi banyak anggotanya

Dr. Muhammad Ziyad, M.Ag, Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah mengatakan salah satu kehebatan dan keunggulan ajaran Islam adalah Islam senantiasa bisa beradaptasi dan diadaptasikan dalam ruang dan waktu dan dalam pergeseran perubahan apapun. Sebagai contoh, pada zaman nabi Islam hadir dalam bentuk yang sederhana. Pada zaman pertengahan Islam hadir dalam format perkembangan zaman. Sementara saat ini Islam juga hadir seiring dengan kemajuan teknologi.

Maka, menurut Ziyad dakwah dalam masa pandemic tidak boleh berhenti tetapi harus terus semakin gencar. Mengapa? karena banyak orang mengalami ketakutan dan kecemasan yang luar biasa sehingga orang hampir melupakan apa yang disebut dengan ketetapan Allah.

“Sehebat apapun ketika orang sudah dinyatakan vonis covid-19, ustad sekalipun dia akan bercucuran air mata didalam. Karena mendegarkan berita yang luar biasa. Tidak ada sakit yang paling berat kecuali sakit covid-19 yang bahkan tidak bisa ditunggu oleh siapapun termasuk orang tercinta. Kalau meninggal tidak bisa diantarkan. Maka disinilah pentingnya dakwah itu hadir,” jelas Ziyad.

Dakwah Muhammadiyah yang berupaya digaungkan dengan prinsip menggembirakan masih terus dilakukan. Bahkan, kata Ziyad, bermuhammadiyah itu berislam yang bergembira. Mengapa? Karena salah satu watak dan dasar orang yang berislam itu adalah menganggap kehidupan ini adalah menyenangkan. Prinsip dakwah inilah yang terus dipegang oleh Muhammadiyah. “Ketika diberi rezeki ia bersyukur pada Allah. Ketika diberi sakit ia bersabar dan mengharap pertolongan Allah maka kemudian hatinya terkayakan dan memiliki kekayaan batin yang kuat,” ujarnya.

Meski begitu, tak dipungkiri Ziyad, bahwa masa pandemic ini juga menyisakan tantangan yang ada. Kemudahan informasi saat ini membuat orang banyak dihinggapi prasangka yang ini sangat berpengaruh pada pola dakwah para daí Muhammadiyah. Maka, menurutnya, tugas para daí Muhammadiyah adalah meluruskan opini. Jangan lupa untuk selalu berpesan jika datang orang fasik yang menyebarkan informasi belum pasti kebenarannya maka bertabayyunlah.

Dakwah pencerahan harus menjadi spirit yang terus dilakukan para daí Persyarikatan. Dalam dakwah, harus terus mengedukasi dan membimbing umat untuk kembali pada pengetahuan yang lurus atau pada informasi yang benar. Spirit menyatukan, menyelaraskan antara tuntunan syariah dengan sains terus beriringan sejalan dengan perkembangan sasaran dakwah Muhammadiyah. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Ibadah Haji dan Persamaan Nilai Kemanusiaan Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, M. Pd Ibadah haji merupak....

Suara Muhammadiyah

19 June 2024

Wawasan

Refleksi Pilpres 2024 (1) Oleh: Mohammad Fakhrudin, Warga Muhammadiyah Tinggal di Magelang Kota JA....

Suara Muhammadiyah

19 February 2024

Wawasan

Rebranding StikesMu Tegal Berani Berubah Menjadi Universitas Refleksi Milad STIKes Muhammadiyah Teg....

Suara Muhammadiyah

12 September 2023

Wawasan

Manusia Komunis Oleh: Saidun Derani, Dosen Pascasarjana UM-Sby, UM-Tangerang, dan UIN Syahid Jakart....

Suara Muhammadiyah

20 September 2024

Wawasan

Oleh: Suko Wahyudi Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama. Iman kepada Allah adalah la....

Suara Muhammadiyah

17 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah