Musibah Bukan Kutukan, Tapi Tanda Kekuasaan Allah

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
267
Prof Dr H Abdul Mu'ti, MEd. Foto: Cris

Prof Dr H Abdul Mu'ti, MEd. Foto: Cris

KARANGANYAR, Suara Muhammadiyah - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah sekaligus Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti hadir dan membuka Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah-'Aisyiyah ke-3, Kamis (26/6) di Wonder Park Lawu Resort Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.

Mu'ti menyampaikan selamat dan sukses kepada Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang telah sukses melaksanakan Jambore tersebut. Termasuk mengapresiasi dedikasi MDMC dan semua pihak terkait kegiatan kemanusiaan baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Kami tentu merasa bangga dengan kehadiran MDMC. Sehingga kalau kita membuat tagline gerakan, 'Di mana ada bencana, di situ ada MDMC'", katanya.

MDMC, ungkap Mu'ti, menjadi pertama yang hadir dan memberikan bantuan ketika terjadi bencana alam. "Ini menunjukkan bagaimana pelayanan sosial telah menjadi DNA (Deoxyribonucleic Acid) Muhammadiyah. Pelayanan sosial itu menjadi jiwanya warga Muhammadiyah," sebutnya.

Mu'ti membeberkan, sangat merasakan betul kiprah MDMC di akar rumput.  Kiprahnya begitu rupa, sehingga karena itu maka, publik sangat menaruh harapan besar dengan MDMC sebagai benteng penanganan bencana alam.

"MDMC serta mitra-mitranya telah memberikan jawaban setiap kali terjadi permasalahan bencana di Indonesia," ujarnya.

Muhammadiyah dalam merespons bencana alam, telah mengeluarkan pedoman berupa Fikih Kebencanaan. Melalui pedoman ini, Muhammadiyah melalui MDMC memberikan tuntunan untuk menghindari perilaku yang dapat merusak lingkungan dan mendatangkan bencana dan merefleksikan dibalik layar musibah tersebut.

"Dengan Fikih Kebencanaan itu, Muhammadiyah tidak pernah menyalahkan musibah yang terjadi. Tidak pernah menganggap musibah sebagai kutukan atau laknat, tapi melihatnya sebagai bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang kita harus menyikapinya dengan iman dan sikap yang positif," tegasnya.

Menggarisbawahi kata musibah, harus dimaknai sebagai rahmat Allah kepada hamba-Nya. Karena dengan musibah itu, menjadi cara Allah membentangkan pintu surga bagi hamba-hamba-Nya yang mengulurkan tangan dan membantu sesama.

"Ayat tentang musibah setelah Innalilahi wa Innailaihi Raji'un dan sebelumnya, dimulai dengan penyebutan musibah itu disifati dengan kabar gembira. Karena itu, Muhammadiyah melihat berbagai bencana dengan sikap yang senantiasa positif, bahwa itu cara Allah membentangkan pintu surga bagi hamba-hamba-Nya," tandasnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Aisyiyah Jawa Barat menyelenggarakan Gerakan Subuh Meng....

Suara Muhammadiyah

25 September 2024

Berita

Bahas Isu Ketenagakerjaan Disabilitas BANGKOK, Suara Muhammadiyah - 'Aisyiyah berpartisipasi dalam ....

Suara Muhammadiyah

26 February 2025

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Prof Dr Agussani, ....

Suara Muhammadiyah

10 May 2025

Berita

PALEMBANG, Suara Muhammadiyah - Mengawali kegiatan Cabang Ranting dan Masjid (CRM) Award 2024 di Ili....

Suara Muhammadiyah

31 October 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Peningkatan kinerja yang signifikan dalam membangun atmosfer p....

Suara Muhammadiyah

15 October 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah