YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Merespons agenda rapat kerja nasional Majelis Pendayagunaan Wakaf (MPW) PP Muhammadiyah yang dilakukan Oktober lalu. Majelis Pendayagunaan Wakaf PWM D.I. Yogyakarta Periode 2022-2027 adakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) dengan tema Paradigma Baru Wakaf di Muhammadiyah.
Pengambilan tema paradigma Baru Wakaf di Muhammadiyah dilandasi oleh pemahaman bahwa wakaf pada saat ini sangat mudah dilakukan. Tidak berpatok pada ikrar tradisional yang mayoritas mengatakan bahwa Wakaf hanya diperuntukan untuk 3M. Madrasah, makam dan masjid, lebih dari itu wakaf dapat digunakan untuk meningkatkan daya produktif umat.
Perjalanan wakaf di Persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan oleh KHA Dahlan telah mempraktikkan wakaf produktif seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Kiai Dahlan mendirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah dan menggaji para gurunya dari wakaf produktif yang diberikan oleh para pedagang.
Kiai Dahlan sendiri merupakan contoh terbaik praktik wakaf produktif ini. Ia pernah melelang harta benda miliknya yang hasilnya digunakan untuk mendirikan sekolah Muhammadiyah. Nama baru ini semestinya diikuti dengan semangat baru, artinya asset wakaf tidak boleh lagi ada yang “mangkrak” alias “idle”. Asset wakaf harus produktif, memberi manfaat untuk peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi umat.
Rakerwil diadakan pada hari Sabtu, 02 Desember 2023 di hadiri oleh Pimpinan Wilayah Muhamamadiyah, ketua yang membidangi wakaf PDM se-DIY, 5 perwakilan di setiap MPW PDM se-DIY, dan PCM se-DIY. Acara rakerwil diadakan di Auditorium UAD kampus 1 dengan total 130 peserta.
Abdul Latif Bhaedowi, S.Ag selaku Bendahara PWM dalam sambutannya mengatakan bahwa usaha kita semua untuk sama sama dapat memanfaatkan momen rakerwil ini sebagai saran konsolidasi antar semua tingkat pimpinan agar dapat memproduktifkan aset Muhammadiyah.
Selanjutnya Dede Haris Sumarno, S,E., M.M sebagai organisasi yang selalu bergerak, Muhammadiyah kita akan mampu melakukan evaluasi apabila kita melakukan sebuah rencana, Plan, do, Check, Action. Sehingga apa yang kita lakukan memerlukan perencanaan untuk gerakan kedepan.
Di Rakerwil sendiri materi disampaikan oleh Prof. Raditya Sukmana, S.E., M.A. dengan tema yang dibawa Paradigma Baru Wakaf di Muhammadiyah dan Inovasi Wakaf Produktif. Dalam pemaparannya dalam mengelola wakaf kita sebagai Nadzir perlu inovasi. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mengoptimalkan kerjasama antar Majelis, Lembaga dan Biro di Muhammadiyah.
Selanjutnya pemaparan materi rakerwil disampaikan oleh Dr. Jarot Wahyudi, S.H., M.A selaku Ketua Majelis Pendayagunaan Wakaf diikuti oleh ketua divisi yang ada di MPW PWM D.I. Yogyakarta. Beliau memaparkan bahwa dalam mencapai tujuan agar pendayagunaan wakaf dapat optimal setidaknya ada 3 hal yang harus di garis bawahi. Selaku majelis kita perlu segitiga poin penting memiliki Visi, Baseline, dan strategi.
Visi majelis pendayagunaan wakaf sebagai nazhir profesional dengan uraian bahwa wakaf dapat produktif. Semua aset dapat terpetakan potensinya dengan manfaat yang jelan untuk persyarikatan dan mengejawantahkan hasil Rapat Kerja Nasional
Kedua, Baseline adalah dimana posisi nazhir Muhammadiyah saat ini (where are we now) bahwa belum semua aset produktif dan masih banyak yang belum termanfaatkan
Oleh karenanya kita perlu strategi untuk dapat mencapai tujuan kita (How to get There) dengan melakukan kerjasama untuk memetakan potensi wakaf, melakukan ploting untuk wakaf produktif di tiap daerah, dan membuat usaha produktif di setiap daerah.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan rencana program oleh masing-masing PDM. MPW PDM Gunung Kidul, MPW PDM Bantul, MPW PDM Kulonprogo, MPW PDM Sleman, MPW PDM Kota Yogyakarta.
Acara ditutup dengan anjuran untuk setiap PDM melakukan Rapat Kerja daerah majelis wakaf. (Destita/Riz)